skip to main content

Pemanfaatan Citra Sentinel-2 Untuk Pemetaan Sebaran Padang Lamun Di Perairan Pulau Panjang, Jepara

Juan Syamsul Huda  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Ibnu Pratikto  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
*Ita Riniatsih  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidup diperairan dangkal dengan pengaruh sinar matahari. Ekosistem padang lamun memiliki fungsi penting seperti produktivitas primer, sumber makanan, penstabil perairan, tempat asuhan dan habitat biota laut. Ekosistem lamun menjadi ekosistem penting sehingga sebarannya di perairan perlu dikaji. Sebaran lamun yang yang terdapat di Pulau Panjang tersebut harus dikelola dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Pemantauan untuk melihat kondisi atau tutupan lamun dapat menggunakan metode penginderaan jauh. Metode penginderaan jauh telah dinilai efektif dan efisien untuk memperoleh informasi spasial karena kecepatan untuk memperoleh data dan cakupan yang luas dan telah menjadi pelengkap metode konvensional atau berdasarkan transek survei. Lokasi penelitian yaitu di Pulau Panjang perlu adanya kajian untuk memberikan informasi mengenai sebaran lamun dengan dilakukannya pemetaan menggunakan data citra Sentinel- 2. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan monitoring dan memetakan ekosistem padang lamun di Pulau Panjang menggunakan metode line transek sehingga dapat mengetahui komposisi lamun dan kerapatan lamun. Pengolahan data spasial menggunakan citra Sentinel- 2 yang diolah dengan algoritma lyzenga dan validasi data lapangan. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa di Pulau Panjang telah ditemukan empat jenis lamun dengan komposisi lamun yang paling banyak dijumpai adalah Thalassia hemprichii dan paling jarang dijumpai adalah Enhalus acoroides. Uji akurasi juga dilakukan untuk mengetahui keakuratan data hasil klasifikasi citra satelit dengan kondisi lapangan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa citra yang digunakan memilki tingkat akurasi 70% dan akurasi kappa sebesar 0,4.

 

Seagrass is a flowering plant that lives in shallow waters under the influence of sunlight. Seagrass ecosystems have important functions such as primary productivity, food sources, water stabilizers, nurseries and habitats for marine biota. Seagrass ecosystems are important ecosystems so that their distribution in waters needs to be studied. The distribution of seagrass in Panjang Island must be managed properly so that it can be utilized optimally and sustainably. Monitoring to see the condition or cover of seagrass can use remote sensing methods. Remote sensing methods have been assessed as effective and efficient for obtaining spatial information due to the speed to obtain data and wide coverage and have become complementary to conventional methods or based on survey transects. The research location is on Panjang Island, there needs to be a study to provide information about the distribution of seagrass by mapping using Sentinel-2 image data. seagrass. Spatial data processing uses Sentinel-2 imagery which is processed with the lyzenga algorithm and field data validation. Based on the research, it is known that in Panjang Island four species of seagrass have been found with the composition of the most common seagrass being Thalassia hemprichii and the least common being Enhalus acoroides. Accuracy tests were also carried out to determine the accuracy of the data from the classification of satellite imagery with field conditions. Based on the results of the study, it can be concluded that the image used has an accuracy rate of 70% and a kappa accuracy of 0.4.

 

Fulltext View|Download
Keywords: Lamun; Pemetaan Lamun; Sentinel-2; Pulau Panjang.

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.