skip to main content

Kajian Kandungan Logam Berat Merkuri (Hg), Tembaga (Cu), dan Timbal (Pb) pada Perna viridis di Kota Semarang

*Vincent Theodorus Siringoringo  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Delianis Pringgenies  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Ambariyanto Ambariyanto  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Logam berat merupakan zat pencemar yang sangat berbahaya bagi sistem lingkungan hidup karena bersifat toksik, tidak dapat terurai secara alami dan cenderung terakumulasi didalam perairan dan tubuh organisme. Akumulasi logam berat Hg, Cu dan Pb dalam biota dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia yang mengonsumsinya dalam konsentrasi tertentu seperti gangguan sistem saraf, merusak ginjal bahkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan logam berat merkuri (Hg), tembaga (Cu) dan timbal (Pb) pada kerang hijau (Perna viridis) dan batas aman konsumsinya di wilayah Pelabuhan  Tanjung Mas dan perairan daerah Mangunharjo, Kota Semarang. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif eksploratif. Teknik Pengambilan sampel dan penentuan lokasi menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Juli 2020. Analisis kandungan logam berat menggunakan alat AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) dan Mercury Analyzer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kandungan logam berat pada wilayah Pelabuhan Tanjung Mas lebih tinggi yaitu (<0,002 mg/Kg) untuk (Hg), (1,864 mg/Kg) untuk (Cu) dan (0,697 mg/Kg) untuk (Pb), sementara daerah Mangunharjo memperoleh hasil yang lebih rendah yakni (1,646 mg/Kg) untuk (Cu) dan ( 0,253 mg/Kg) untuk (Pb) serta (<0,002 mg/Kg) untuk (Hg). Berdasarkan baku mutu menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.22 Tahun 2021, tingkat pencemaran logam berat di Pelabuhan Tanjung Mas dan Perairan Mangunharjo sudah melampaui batas yang sudah ditetapkan dan batas maksimum daging kerang hijau yang dapat dikonsumsi untuk berat badan rata-rata 60 kg yaitu ± 2,15 kg dan 2,55 kg per minggu untuk masing masing lokasi.


Heavy metals are pollutants that are very dangerous for the environmental system because they are toxic, cannot be decomposed naturally and tend to accumulate in waters and organisms' bodies. The accumulation of heavy metals Hg, Cu and Pb in biota can have a negative impact on human health who consume them in certain concentrations such as nervous system disorders, kidney damage and even death. This study aims to determine the content of heavy metals mercury (Hg), copper (Cu) and lead (Pb) in green mussels (Perna viridis) and  its safe limit for consumption in the Tanjung Mas Harbor area and the waters area of Mangunharjo, Semarang City. The research method used is descriptive exploratory method. Sampling technique and location determination using purposive sampling method. Sample was taken in July 2020. The analysis of heavy metal content was conducted using AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) and Mercury Analyzer. The results showed that the average heavy metal content in the Tanjung Mas Port area was higher (<0.002 mg/Kg) for (Hg), (1.864 mg/Kg) for (Cu) and (0.697 mg/Kg) for (Pb), while the Mangunharjo area obtained lower yields (1.646 mg/Kg) for (Cu) and (0.253 mg/Kg) for (Pb) and (<0.002 mg/Kg) for (Hg). Based on the quality standard according to the Decree of the Minister of the Environment No. 22 of 2021, the level of heavy metal pollution in both locations has exceeded the predetermined limit and the maximum limit of green mussel that can be consumed for an average body weight of 60 kg from both locations is ± 2,15 kg and 2,55 kg per week.

Fulltext View|Download
Keywords: Hg; Cu; Pb; Perna viridis; Atomic Absorption Spectrophotometer

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.