BibTex Citation Data :
@article{JMR30468, author = {Yualita Ramadhani and Ibnu Praktikto and Chrisna Suryono}, title = {Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Satelit Landsat di Pesisir Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak}, journal = {Journal of Marine Research}, volume = {10}, number = {2}, year = {2021}, keywords = {Perubahan Garis Pantai; Abrasi; Akresi; DSAS}, abstract = { Wilayah pesisir Kabupaten Demak yang terletak di bagian utara Pantai Jawa merupakan yang rentan terhadap perubahan garis pantai. Perubahan yang serius ini perlu dilakukan pemantauan terus menurus. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang perubahan garis pantai yang disebabkan oleh tingkat abrasi dan akresi yang terjadi di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak pada tahun 2013-2020. Metode penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif studi kasus dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh. Metode penginderaan jauh yang digunakan untuk mengetahui perubahan garis pantai adalah dengan metode overlay (tumpang susun) garis pantai pada tahun yang berbeda dan Digital Shoreline Analysis System (DSAS). Hasil penelitian menunjukkan garis pantai Kecamatan Sayung dengan panjang pantai 20.953,59 m, telah mengalami abrasi pantai seluas 141,49 ha dan akresi sebesar 36,61 ha. Sehingga persentase tingkat abrasi sebesar 82% dan akresi sebesar 18%. Secara keseluruhan, rata-rata laju abrasi yang terjadi dalam kurun waktu periode 2013-2020 adalah sebesar 13,08 meter/tahun dan laju akresi sebesar 8,22 meter/tahun. Perubahan garis pantai yang terjadi dari tahun 2013 hingga tahun 2020 lebih banyak mengalami abrasi jika dibandingkan dengan akresi. The coastal area of Demak Regency, which is located on the northern coast of Java, is vulnerable to shoreline changes. This serious change is necessary for ongoing monitoring. This research was conducted to obtain information about coastline change in coastal Sayung District of Demak Regency in 2013 until 2020. This research method is done by using descriptive method of case study by using remote sensing technology. The remote sensing method used to determine shoreline changes is overlay method and Digital Shoreline Analysis System (DSAS) in different years. Based on the research results can be seen the rate of change of coastline length of 20.953,59 m, shoreline changes that occur in the form of abrasion of 141,49 ha and changes in the form of accretion of 36,61 ha. So that the proportion of the abrasion rate is 82% and the accretion is 18%.Overall, the average rate of abrasion that occurred in the 2013-2020 period was 13.08 meters / year and the accretion rate was 8.22 meters / year. Coastlines that occur from 2013 to 2020 more experienced abrasion process when compared to the accretion process. }, issn = {2407-7690}, pages = {299--305} doi = {10.14710/jmr.v10i2.30468}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jmr/article/view/30468} }
Refworks Citation Data :
Wilayah pesisir Kabupaten Demak yang terletak di bagian utara Pantai Jawa merupakan yang rentan terhadap perubahan garis pantai. Perubahan yang serius ini perlu dilakukan pemantauan terus menurus. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang perubahan garis pantai yang disebabkan oleh tingkat abrasi dan akresi yang terjadi di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak pada tahun 2013-2020. Metode penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif studi kasus dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh. Metode penginderaan jauh yang digunakan untuk mengetahui perubahan garis pantai adalah dengan metode overlay (tumpang susun) garis pantai pada tahun yang berbeda dan Digital Shoreline Analysis System (DSAS). Hasil penelitian menunjukkan garis pantai Kecamatan Sayung dengan panjang pantai 20.953,59 m, telah mengalami abrasi pantai seluas 141,49 ha dan akresi sebesar 36,61 ha. Sehingga persentase tingkat abrasi sebesar 82% dan akresi sebesar 18%. Secara keseluruhan, rata-rata laju abrasi yang terjadi dalam kurun waktu periode 2013-2020 adalah sebesar 13,08 meter/tahun dan laju akresi sebesar 8,22 meter/tahun. Perubahan garis pantai yang terjadi dari tahun 2013 hingga tahun 2020 lebih banyak mengalami abrasi jika dibandingkan dengan akresi.
The coastal area of Demak Regency, which is located on the northern coast of Java, is vulnerable to shoreline changes. This serious change is necessary for ongoing monitoring. This research was conducted to obtain information about coastline change in coastal Sayung District of Demak Regency in 2013 until 2020. This research method is done by using descriptive method of case study by using remote sensing technology. The remote sensing method used to determine shoreline changes is overlay method and Digital Shoreline Analysis System (DSAS) in different years. Based on the research results can be seen the rate of change of coastline length of 20.953,59 m, shoreline changes that occur in the form of abrasion of 141,49 ha and changes in the form of accretion of 36,61 ha. So that the proportion of the abrasion rate is 82% and the accretion is 18%.Overall, the average rate of abrasion that occurred in the 2013-2020 period was 13.08 meters / year and the accretion rate was 8.22 meters / year. Coastlines that occur from 2013 to 2020 more experienced abrasion process when compared to the accretion process.
Article Metrics:
Last update: