skip to main content

Pengaruh Nitrat Dan Fosfat dalam Sedimen terhadap Kerapatan Lamun di Jepara

*Ahmad Rayyis  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Suryono Suryono  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Endang Supriyantini  -  Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Ekosistem lamun memiliki fungsi ekologis sebagai produsen dan habitat biota (tempat pemijahan biota, daerah mencari makan), melindungi dan menstabilkan garis pantai, serta memainkan peran penting dalam siklus dan pemyimpanan nutrien dan karbon. Ketersediaan nutrien di perairan padang lamun berperan dalam faktor pertumbuhan lamun tersebut sehingga efisiensi daur nutrisi dalam sistemnya menjadi sangat penting untuk memelihara produktivitas primer padang lamun. Hasil penelitian menunjukan bahwa kerapatan lamun total di Teluk Awur sebesar 202,55 ind/m2, sedangkan di Pulau Panjang memiliki kerapatan total sebesar 424.36 ind/m2 dengan rata-rata 50,64 ind/m2 dan 85,67 ind/m2 Pulau Panjang memiliki kerapatan yang lebih tinggi dibandingkan di Teluk Awur. Hasil Kandung nitrat dan fosfat pada sedimen di Teluk Awur didapatkan masing-masing dengan rata-rata 7,67 ppm dan 25,61 ppm, sedangkan kandungan nitrat dan fosfat sedimen di Pulau Panjang didapatkan masing-masing dengan rata-rata 6,38 ppm dan 24,44 ppm. Analisis regresi korelasi menunjukan bahwa di Teluk Awur memiliki keeratan korelasi negatif dan kuat antara nitrat sedangkan dengan fosfat memiliki keeratan korelasi positif dan sedang, kemudian pada Pulau Panjang menunjukan hubungan positif yang kuat dan sangat kuat antara nitrat dan fosfat sedimen terhadap kerapatan lamun.

 

The seagrass ecosystem has an ecological function of the seagrass ecosystem as a producer and habitat for biota (spawning grounds for biota, foraging areas), protects and stabilizes shorelines, and plays an important role in cycling and storing nutrients and carbon. The availability of nutrients in the seagrass beds plays a role in the growth factor of the seagrass so that the efficiency of the nutrient cycle in the system is very important to maintain the primary productivity of the seagrass beds.The results showed that the total seagrass density in Teluk Awur was 202.55 ind/m2, while in Panjang Island it had a total density of 424.36 ind/m2 with an average of 50.64 ind/m2 and 85.67 ind/m2. higher density compared to Teluk Awur Results Nitrate and phosphate content in sediments in Teluk Awur were obtained respectively with an average of 7.67 ppm and 25.61 ppm. Meanwhile, the nitrate and phosphate content of sediment in Panjang Island were obtained with an average of 6.38 ppm and 24.44 ppm, respectively. The results of the correlation analysis of the correlation between nitrate and phosphate content of sediments on seagrass density in Teluk Awur have a negative and strong relationship between nitrate while phosphate has a positive and moderate relationship. In Panjang Island, the results of the correlation analysis showed a positive and strong relationship between nitrate, while phosphate had a positive and very strong relationship between sediment and seagrass density.

Fulltext View|Download
Keywords: Lamun; Nutrien; Nitrat; Fosfat; Sedimen; Korelasi

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.