skip to main content

Keanekaragaman Perifiton Daun Lamun Enhalus acoroides dan Cymodocea serrulata di Teluk Awur, Jepara

*Adelia Hilma Sugiarto  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Raden Ario  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Ita Riniatsih  -  Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Ekosistem padang lamun merupakan ekosistem bahari yang memiliki keanekaragaman hayati dan memiliki produktivitas tinggi di perairan dangkal. Adanya keberadaan perifiton yang menempel pada daun lamun diduga dijadikan sebagai faktor penunjang produktivitas primer di kawasan ekosistem lamun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan perifiton, distribusi perifiton dan hubungan kerapatan lamun terhadap kelimpahan perifiton di Perairan Teluk Awur, Jepara. Penelitian ini menggunakan metode survei dan penentuan lokasi dipilih dengan menggunakan metode sampling purposive method, sedangkan metode pengambilan data lamun mengacu pada metode line transek kuadran. Pengambilan daun lamun untuk pengamatan perifiton menggunakan metode sapuan daun yang selanjutnya diamati dengan menggunakan mikroskop. Nilai kelimpahan perifiton pada daun lamun Enhalus acoroides di Stasiun 1, Stasiun 2, dan Stasiun 3 berturut-turut adalah 105 ind/cm2, 167,5 ind/cm2, dan 101,25 ind/cm2. Sedangkan kelimpahan perifiton pada daun lamun Cymodocea serrulata di Stasiun 1 tidak ada lalu Stasiun 2 dan Stasiun 3 berturut-turut adalah 80 ind/cm2 dan 135 ind/cm2. Kelimpahan tertinggi perifiton terdapat pada jenis lamun E. acoroides diduga karena E. acoroides mempunyai luas penampang daun yang lebih lebar dibandingkan C.serrulata. Perifiton yang mendominasi di lokasi ini berasal dari Kelas Bacillariophyceae. Sebaran perifiton berdasarkan perhitungan indeks morisita yaitu berkelompok dan terdapat hubungan antara kelimpahan perifiton dengan kerapatan lamun.

 

The seagrass ecosystem is a marine ecosystem that has biodiversity and is high productivity in shallow waters. The presence of periphyton attached to seagrass leaves is thought to be used as a primary productivity supporting factor in the seagrass ecosystem. This research aims to determine the periphyton abundance, periphyton distribution and seagrass density relationship towards periphyton abundance in Teluk Awur, Jepara. The survey method and location determination were selected based on purposive sampling method, while the seagrass data collection method refers to the quadrant line transect method. The taking of seagrass leaf for periphyton observation used leaf drainage method was then observed using a microscope. Periphyton abundance value on seagrass leaves of Enhalus acoroides in Station 1, Station 2, and Station 3 are respectively  105 ind / cm2, 167,5 ind / cm2, and 101, 25 ind / cm2. Periphyton abundance in seagrass leaves Cymodocea serrulata in Station 1 was not found while Station 2 and Station 3 are 80 ind / cm2 and 135 ind / cm2 respectively. The highest abundance of periphyton is in the type of seagrass E. acoroides because E. acoroides has a wider leaf cross-sectional area than C. serrulata. Periphyton that dominates the waters of Teluk Awur comes from the Bacillariophyceae class. Periphyton distribution based on the morisita index calculation is clustered and there is a relationship between periphyton abundance and seagrass density.

Fulltext View|Download
Keywords: Enhalus acoroides; Cymodocea serrulate; Kelimpahan Perifiton; Teluk Awur

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.