skip to main content

Studi Pertumbuhan Portunus pelagicus Linnaeus, 1758 (Portunidae:Malacostrata) di Perairan Tunggulsari, Rembang

*Diah Ayu Mustofa  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Sri Redjeki  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Delianis Pringgenies  -  Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Rajungan merupakan komoditas perikanan yang banyak diminati baik dalam maupun luar negeri. Permintaan rajungan meningkat setiap tahunnya. Desa Tunggulsari merupakan desa penghasil rajungan di Rembang. Desa ini terletak di Kecamatan Kaliori dengan 78,35% penduduknya nelayan. Penangkapan rajungan terjadi setiap hari tanpa adanya restocking. Kondisi ini dapat menyebabkan overfishing dan berdampak pada kelestarian rajungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan rajungan (Portunus pelagicus) hasil tangkapan nelayan di Desa Tunggulsari, Rembang meliputi distribusi lebar karapas dan pola pertumbuhan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini berlangsung selama 30 hari dengan pengambilan 100 sampel rajungan per hari. Hasil penelitian ini diketahui ukuran rajungan terdistribusi antara 49–178 mm dengan pola pertumbuhan allometrik negatif dengan nilai b=2,8575. Berdasarkan penelitian terdapat 64 % rajungan yang layak tangkap dan 36 % rajungan yang tak layak tangkap meliputi rajungan muda berukuran <10 cm. Berdasarkan data, nelayan belum menerapkan PERMEN KP No. 12 Tahun 2020 tentang penangkapan rajungan. Hal ini akan berdampak pada kondisi rajungan di wilayah Tunggulsari.

 

 

Blue swimming crab fishery commodity that has high demand both at home and abroad. Tunggulsari is one of the villages in Rembang where people catch blueswimmingcrab. It’s located in Kaliori Sub-district with 78.35% population of fishermen. Blue swimming crab is catched every day without any restocking. This condition cause overfishing and impact on the sustainability of blue swimming crab. This research aims to study the growth of blueswimming crab (Portunus pelagicus) in Tunggulsari, Rembang include distribution of width and growth pattern. The method used in this research is descriptive. This research lasted for 30 days by taking 100 sample/day. The results is the width is distributed between 49–178 mm and has a negative allometric growth pattern with value of b=2.8575. Based on the research, there are 64% blueswimming crab that worth to catch and 36% blueswimming crab that doesn’t worth to catch include young crab which size <10 cm. Based on the data, fishermen have not implemented Government Regulation No. 12, 2020 regarding catching crabs. This impact on the condition of the crabs in the Tunggulsari area.‎ Based on the research, there are 64% of crabs that are suitable for catching and 36% of crabs that are not suitable for catching include young crabs measuring <10 cm Based on the data, fishermen have not implemented Government Regulation No. 12, 2020 concerning the Crab Regulation. This will have an impact on the chopping conditions in the Tunggulsari area.‎

 

Fulltext View|Download
Keywords: Rajungan; Portunus pelagicus; Biometrik; Konservasi; Tunggulsari; Rembang

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.