skip to main content

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRAKTIK PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK (PMBA) SERTA PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DENGAN KEJADIAN STUNTING

Heri Gunawan  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia 50275 | Universitas Diponegoro, Indonesia
*Siti Fatimah  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia 50275 | Universitas Diponegoro, Indonesia
Apoina Kartini  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia 50275 | Universitas Diponegoro, Indonesia
Received: 29 Dec 2021; Revised: 29 May 2022; Accepted: 29 May 2022; Available online: 29 May 2022; Published: 30 May 2022.

Citation Format:
Abstract

Stunting problems often arise as a result of a lack of knowledge and skills in meeting the nutritional needs of toddlers. Infant and Young Child Feeding (IYCF) is an effort aimed at increasing the knowledge and skills of the community to deal with nutritional problems independently. In addition to feeding patterns, adequate intake of iodine is required for normal physical growth during pregnancy and early life. This study aims to analyze the relationship between knowledge and practice of  IYCF and consumption of iodized salt with the case of stunting in toddlers aged 12-24 months.This research is an analytic observational study using a cross sectional design. 87 samples were selected using random sampling technique. The data was collection on the level of knowledge and practice of PMBA carried out interviews with respondents using a questionnaire, collecting data on the use of iodized salt by testing for iodine levels using Lugol's solution (iodine test), measuring body length using an Infantometer and determining nutritional status processed with the WHO anthro application and analyzing data using the test. Continuity Correction stats. IYCF knowledge of the respondents at 76.0% is classified as good, IYCF practice of the respondents at 69% is classified as good and the use of Iodized Salt is at 35.6%. The Continuity Correction ”test showed that there was” a significant association between IYCF“knowledge (p=0.001; PR =14.9), IYCF practice (p=0.001; PR =10.6) and ”the use of iodized salt” (p=0.017; PR =3.7) and the incidence of stunting in children aged 12-24 months.There is an,.association between IYCF practice and knowledge and the use of iodized salt and ”the”incidence”” of stunting in ”children ”aged 12-24 months.

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  common.other
Untitled
Subject
Type Other
  Download (207KB)    Indexing metadata
Keywords: Stunting; IYCF knowledge; IYCF practice; Iodized salt; NTB

Article Metrics:

  1. Kemenkes RI. Buletin Stunting. In: Kementerian Kesehatan RI. 2018. p. 1163–78
  2. Kemenkes RI. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. Jakarta; 2018
  3. Kemenkes RI. Buku Saku Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017 - Sehat Negeriku. Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Jakarta; 2017
  4. Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu tahun 2019. Dompu; 2020
  5. Kemenkes RI. Permenkes Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak. Jakarta; 2020
  6. Sekretariat Wakil Presiden, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-2024. Jakarta; 2018
  7. Nadhiroh SR, Ni’mah K. Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Media Gizi Indones. 2015;10(1):13–19
  8. Nirmala sari MR, Ratnawati LY. Hubungan pengetahuan ibu tentang pola pemberian makan dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Gapura Kabupaten Sumenep. Amerta Nutr. 2018;2(2):182–8
  9. Sjahmien. Ilmu Gizi 2: Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Bhatara Karya Aksara; 2013
  10. Rahman FD. Pengaruh pola pemberian makanan terhadap kejadian stunting pada balita (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Sumberjambe, Kasiyan, dan Puskesmas Sumberbaru Kabupaten Jember). Indones J Heal Sci. 2013;10(1):15–23
  11. Rohmawati W, Hartati L, Latifah AF. Hubungan peran pengasuh dalam pemberian makanan 4 bintang terhadap pertumbuhan anak usia 6-24 bulan. In: Proceeding book health national conference “Stunting dan 8000 Hari Pertama Kehidupan.” 2020. p. 85–9
  12. Kemenkes RI. Panduan Fasilitator : Modul Pelatihan Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak. Jakarta; 2014
  13. Kemenkes RI. Rencana aksi kegiatan 2015-2019. Magelang: Balai Litbang GAKY; 2014
  14. Diskominfotik NTB. Konsumsi garam beryodium, jadi solusi mengatasi stunting di NTB. 2019 Aug 15; Available from: https://diskominfotik.ntbprov.go.id/
  15. Wawan A, Dewi. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010
  16. Azwar S. Sikap manusia; Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka pelajar; 2013
  17. Suryana P.; Sukati Saidin; Djoko Kartono; D.Widagdo. Cara deteksi yodium semi kuantitatif sederhana pada garam rumah tangga; uji kelayakan di lapangan. Pgm. 2009;32(1):72–81
  18. Murti LM, Budiani NN, Darmapatni MWG. Hubungan pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan kejadian stunting anak umur 36-59 bulan di Desa Singakerta Kabupaten Gianyar. J Ilm Kebidanan. 2020;8:63–9
  19. Nasikhah R, Margawati A. Prevalensi stunting di Jawa Tengah kejadian tertinggi di Kecamatan Semarang Timur. J Nutr Coll. 2012;1(1):176–84
  20. Sari F, Ernawati E. Hubungan sikap ibu tentang Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) dengan status gizi bayi Bawah Dua Tahun (Baduta). J Heal. 2018;5(2):77–80
  21. Mawaddah S. Hubungan inisiasi menyusu dini dengan pemberian ASI Ekslusif pada bayi. J Info Kesehat. 2018;16(2):214–25
  22. Sampe SA, Toban RC, Madi MA. Hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada balita. J Ilm Kesehat Sandi Husada. 2020;11(1):448–55
  23. Wandini R, Rilyani, Resti E. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. J Kebidanan Malahayati. 2021;7(2):274–8
  24. Imelda I, Rahman N, Nur R. Faktor risiko kejadian stunting pada anak umur 2-5 tahun di Puskesmas Biromaru. Ghidza J Gizi dan Kesehat. 2018;2(1):39
  25. Niga DM. Hubungan praktik pemberian makan, perawatan kesehatan dan kebersihan pada anak usia 1-2 tahun di wilayah kerja Puskesmas Oebobo Kota Kupang. Wiyata. 2017;3(2):151–5
  26. Harahap R, Lubis Z, Ardiani F. Gambaran perilaku sadar gizi pada keluarga yang memiliki balita gizi kurang dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang. J Gizi Kesehat Reproduksi dan Epidemiol. 2014;1(4)
  27. Zulaekah S, Yuliastuti I. Hubungan tingkat konsumsi zat gizi dengan status yodium pada wanita usia subur di daerah endemik gaki. J Kesehat. 2010;3(1):66–77
  28. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia. Jakarta; 2019
  29. Devi M. Hubungan penggunaan garam beryodium dengan pertumbuhan linier anak. TIBBS (Teknologi Ind Boga dan Busana). 2012;3(1):52–7

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.