skip to main content

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMANDING TUBAN

*Yustika Dyah Rahayu  -  Mahasiswa D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya, Jl. Pucang Jajar Tengah No.56, Kertajaya, Gubeng, Surabaya, Indonesia 60282 | Poltekkes Kemenkes Surabaya, Indonesia
Binti Yunariyah  -  Dosen D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya, Jl. Pucang Jajar Tengah No.56, Kertajaya, Gubeng, Surabaya, Indonesia 60282 | Poltekkes Kemenkes Surabaya, Indonesia
Roudlotul Jannah  -  Dosen D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya, Jl. Pucang Jajar Tengah No.56, Kertajaya, Gubeng, Surabaya, Indonesia 60282 | Poltekkes Kemenkes Surabaya, Indonesia
Received: 8 Nov 2021; Revised: 3 Mar 2022; Accepted: 8 Mar 2022; Available online: 27 Mar 2022; Published: 29 Mar 2022.

Citation Format:
Abstract

Stunting merupakan masalah kekurangan gizi pada balita diakibatkan oleh beberapa faktor. Stunting di Indonesia pada tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi 30,8 % dan 2019 menurun menjadi 27,7 % atau dengan kata lain 28 dari 100 balita menderita stunting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor apa yang menyebabkan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Semanding Tuban tepatnya di Desa Penambangan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian survei deskriptif, teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan populasi 160 orang dan 114 sampel ibu yang memiliki balita stunting. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner. Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Hampir seluruhnya balita stunting Desa Penambangan tidak memiliki berat badan lahir rendah dengan jumlah sebanyak (82,5%), sebagian besar ibu yang memiliki balita stunting memiliki tingkat pendidikan dasar (52,6%). Hampir seluruhnya orang tua yang memiliki balita stunting berpendapatan dibawah UMR Kota Tuban (76,3%). Hampir seluruhnya ibu yang memiliki balita stunting tidak memberikan ASI eksklusif (78,1%). Dari tabel distribusi frekuensi yang menyebabkan kejadian stunting di Desa Penambangan yaitu faktor pendidikan ibu, faktor pendapatan orang tua dan pemberiaan ASI eksklusif. Faktor yang paling besar menyebabkan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Semanding Tuban di Desa Penambangan adalah faktor pendidikan ibu, pendapatan orang tua dan pemberiaan ASI eksklusif. Petugas kesehatan dapat memberikan kegiatan penyuluhan mengenai stunting agar dapat melakukan pencegahan dan penurunan angka stunting.

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Instrument
KUISIONER
Subject
Type Research Instrument
  Download (37KB)    Indexing metadata
Keywords: Faktor; Stunting; Balita

Article Metrics:

  1. Apriluana Gladys,.&Sandra F.(2018). Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada Balita (0-59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara. Media Litbangkes, Vol. 28 No. 4
  2. Berita baru.co, (2020), https://beritabaru.co/dinkes-klaim-angka-stunting-di-tuban-2019-turun-14-persen diperoleh tanggal 15 Desember 2020
  3. Byna, Agus.(2020). Monograf Analisis Komparatif Machine Learning untuk Klasifikasi Kejadian Stunting.Jawa Tengah:CV. Pena Persada
  4. Dharma, Kusuma Kelana. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan :Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta:Trans InfoMedia
  5. Febri M, (2020). Pemkab Target Nol Stunting di Tuban.Blok Tuban.com, http://bloktuban.com/2020/02/28/pemkab-target-nol-stunting-di-tuban/, diperoleh tanggal 15 Desember 2020
  6. Haile, Demwoz, et al. (2016). Exploring spatial variations and factors associated with childhood stunting in Ethiopia: spatial and multilevel analysis. Eithopia: BMC Pediatrics
  7. Helmyati, Siti et al.(2019).Stunting Permasalahan dan Tantangannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  8. Indrawati Sri,.&Warsiti. (2016). Hubungan Pemberian Asi Esklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 2-3 Tahun Di Desa Karangrejek Wonosari Gunungkidul. Naskah Publikasi.
  9. Izwardy, Doddy. (2020). Studi status Gizi Balita Terintegrasi Susenas 2019. Jakarta: Balitbangkes Kemenkes RI
  10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan : Anak dan Balita. Jakarta: Pusdatin Kementerian Kesehatan RI
  11. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2017 : . Jakarta: Pusdatin Kementerian Kesehatan RI
  12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2015 : . Jakarta: Pusdatin Kementerian Kesehatan RI
  13. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
  14. Kesehatan Masyarakat.(2018).Cegah Stunting itu Penting ed.2.Jakarta:Ditjen Kesmas
  15. Kurniati, P. T.,&Sunarti. (2020). Stunting dan Pencegahannya.Jawa Tengah:Penerbit Lakeisha
  16. Mahayu Putri.(2014).Immunisasi dan Nutrisi. Yogyakarta:Buku Biru
  17. Maulidah Nadia dan Anggray D.W.(2020). Hubungan Berat Badan Lahir (BBL) Bayi dan Perilaku Asi Eksklusif Terhadap Stunting Pada Balita. Jurnal Ilmiah Gizi dan Kesehatan (JIGK).Vol.2 No(1)
  18. Mardiani Suci.,&Andri Y, (2019). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan tentang Status Gizi dengan Angka Kejadian Stunting di Desa Secanggang Kabupaten Langkat. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. (14)
  19. Noviana, A.,&Din N.A. (2019).Profil Statistik Kesehatan 2019. Jakarta:Badan Pusat Statistik
  20. Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Ed. 4. Jakarta: Salemba Medika
  21. Nursalam dan Kurniawati, Ninuk D. (2011). Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika
  22. Panggolo, Zeptriani dkk. (2020).Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Taraweang Kab.Pangkep: Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15
  23. Pelaksana Gizi Puskesmas Semanding. (2020). Laporan Hasil Kegiatan Bulan Timbang.Semanding: Pelaksana Gizi Puskesmas Semanding
  24. Proverawati, A. (2010). BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Nuha Medika:Yogyakarta
  25. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), Kemenkes RI., (2018).Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan : Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Semester I 2018. Jakarta : Pusdatin Kemenkes 2018
  26. Rahayu, Atikah et al. (2018). Study Guide–Stunting dan Upaya Pencegahannya Bagi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat.Yogyakarta:CV Mine
  27. Ridha, H.Nabiel.(2014).Buku Ajar Keperawatan Anak.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
  28. Sari Ruri,et al. (2020). Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Puskesmas Seginim Kabupaten Bengkulu Selatan. Chmk Midwifery Scientific Journal Vol.3 (2)
  29. Suparta. (2020). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 0-36 Bulan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Iqra Vol 8 No (1)
  30. Sutarto, et al. (2020). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 9 No. 2
  31. Wijayanti, E.E.2019. Hubungan Antara BBLR, ASI Esklusif dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 2-5 Tahun. Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 7, No.( 1)
  32. Yuliana, Wahida dan Bawon Nul Hakim.(2019).Darurat Stunting dengan Melibatkan Keluarga.Sulawesi Selatan:Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.