skip to main content

IDENTIFIKASI HABITAT VEKTOR FILARIASIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOTIMORI KECAMATAN LANDU LEKO KABUPATEN ROTE NDAO

*Dominggus Ongky Diaz  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia | Universitas Diponegoro, Indonesia
Ari Udijono scopus  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia | Universitas Diponegoro, Indonesia
Retno Hestiningsih scopus  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia | Universitas Diponegoro, Indonesia
Nissa Kusariana  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia | Universitas Diponegoro, Indonesia
Received: 2 Dec 2020; Published: 4 Mar 2021.

Citation Format:
Abstract

Filariasis adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh infeksi nematoda. Terjadinya kasus filariasis di masyarakat dipengaruhi oleh tiga unsur utama yaitu agent, host dan environment. Penularan filariasis dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan yang meliputi lingkungan fisik, lingkungan biologis dan lingkungan sosial, ekonomi dan budaya. Sanitasi lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi keberadaan vektor filariasis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi habitat vektor  secara spasial dengan kejadian filariasis di wilayah kerja Puskesmas Sotimori. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode observasi deskriptif dengan desain penelitian cross sectional dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Populasi dalam penelitian ini adalah habitat vektor yang mempengaruhi kejadian filariasis. Sampel yang digunakan adalah habitat vektor filariasis antara lain keberadaan semak, rawa, cekdam atau laguna, sawah, dan keberadaan ternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebaran kasus hanya ada di 5 desa yaitu desa Lifuleo, desa Boletena, desa Daiama, desa Sotimori dan desa Daurendale sedangkan 2 desa lainnya yaitu Desa Tenalai dan Desa Pukuafu tidak ada kasus. Keberadaan habitat vektor filariasis antara lain habitat semak ditemukan di 5 dari 7 desa kecuali desa Pukuafu dan Tenalai, keberadaan habitat sawah ada di 5 dari 7 desa kecuali Desa Pukuafu dan Desa Tenalai, keberadaan habitat rawa di 7 desa, keberadaan habitat Cekdam di 2 desa yaitu Desa Daiama dan Desa Daurendale dan keberadaan ternak terdapat di 5 desa kecuali Desa Pukuafu dan Desa Tenalai.

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Instrument
Untitled
Subject
Type Research Instrument
  Download (134KB)    Indexing metadata
Keywords: Filariasis; Habitat Vektor,; Puskesmas Sitomori; dan Rote Ndao

Article Metrics:

  1. Organization, W. H. Lymphatic Filariasis Fact Sheet, diakses 30 Januari 2015. (2014)
  2. Indonesia, D. K. R. Epidemiologi Filariasis. (2005)
  3. Dinkes NTT. Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. (2018)
  4. Santoso. Hubungan Faktor Lingkungan Fisik dengan Kejadian Filariasis di Indonesia. (2014)
  5. Nasrin. Faktor-Faktor Lingkungan dan Perilaku yang Berhubungan dengan Kejadian Filariasis di Kabupaten Bangka Barat,. (2008)
  6. Yudi Syuhada. Studi Kondisi Lingkungan Rumah dan Perilaku Masyarakat Sebagai Faktor Risiko Kejadian Filariasis di Kecamatan Buaran dan Tirto Kabupaten Pekalongan. (2012)
  7. RI, K. Mengenal Filariasis (Penyakit Kaki Gajah). (2009)
  8. Chahaya. Hubungan sanitasi lingkungan perumahan dan perilaku masyarakat dengan kejadian filariasis di kecamatankampung rakyat Kabupaten labuhan batu selatan. (2012)
  9. Wulandhari. analisis spasial aspek kesehatan lingkungan dengan kejadian filariasis di kota pekalongan. (2015)
  10. Nurhayati. Faktor Risiko Kejadian Filariasis Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Kerawang Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya. (2013)
  11. Achmadi. Dasar-dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. (2012)
  12. Windiastuti, Ike Ani, Suhartono, N. Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah, Sosial Ekonomi, dan Perilaku Masyarakat dengan Kejadian Filariasis di Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan. (2015)
  13. Asong. Analisis Spasial Risiko Lingkungan Dengan Kejadian Filariasis Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Asam Kecamatan Sui Raya Kabupaten Kubu Raya 2016. (2016)
  14. Sarungu dkk. Faktor Risiko Lingkungan dan Kebiasaan Penduuduk Berhubungan dengan Kejadian Filariasis di Distrik Windesi Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua. (2012)
  15. Lasbudi. Studi Komunitas Nyamuk di Desa Sebubus (Daerah Endemis Filariasis) Sumatera Selatan Tahun 2004. (2014)

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.