skip to main content

SURVEY KEPADATAN TIKUS DI KELURAHAN TANDANG, KECAMATAN TEMBALANG, KOTA SEMARANG

*Rery Afianto  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia | Universitas Diponegoro, Indonesia
Retno Hestiningsih scopus  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia | Universitas Diponegoro, Indonesia
Nissa Kusariana  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia | Universitas Diponegoro, Indonesia
Dwi Sutiningsih scopus  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia | Universitas Diponegoro, Indonesia
Received: 25 Sep 2020; Published: 4 Mar 2021.

Citation Format:
Abstract

INTISARI: Latar Belakang: Tikus merupakan hewan liar yang sering dikaitkan dengan kehidupan manusia dan merugikan di berbagai bidang, salah satunya adalah kesehatan. Di bidang kesehatan, tikus dapat menjadi reservoir beberapa patogen penyebab penyakit pada manusia, salah satunya adalah urine tikus yang dapat menyebabkan leptospirosis. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Semarang, populasi tikus tertinggi di Kecamatan Tembalang pada tahun 2019 terdapat di Desa Tandang dengan jumlah tertangkap 164 ekor. Selain itu, pada tahun 2018 terdapat 4 kasus Leptospirosis di Desa Tandang dan Leptospirosis merupakan penyakit infeksi tertinggi di Desa Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Tujuan: Menghitung kepadatan populasi tikus hasil perangkap yang berhasil dilakukan dan mengidentifikasi spesies tikus yang ditangkap di Desa Tandang Kota Semarang. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mencit yang ditangkap di RW 03 Desa Tandang Kecamatan Tembalang Kota Semarang dengan menggunakan 100 perangkap hidup selama 2 hari berturut-turut. Hasil: Kepadatan relatif tikus (keberhasilan perangkap) di Desa Tandang adalah 28,1%. Jenis tikus yang paling banyak ditangkap di Desa Tandang adalah Rattus tanezumi yaitu 10 (55,6%) dan Rattus Norvegicus yaitu 8 (44,4%). Sepuluh tikus jantan (55,6%) ditangkap dari 8 tikus betina (44,4%). Kesimpulan: Keberhasilan perangkap di desa Tandang sebesar 28,1% atau termasuk dalam kategori padat. Kepadatan relatif tikus (keberhasilan perangkap) di desa Tandang adalah 28,1%. Jenis tikus yang paling banyak ditangkap di Desa Tandang adalah Rattus tanezumi yaitu 10 (55,6%) dan Rattus Norvegicus yaitu 8 (44,4%). Sepuluh tikus jantan (55,6%) ditangkap dari 8 tikus betina (44,4%). Kesimpulan: Keberhasilan perangkap di desa Tandang sebesar 28,1% atau termasuk dalam kategori padat. Kepadatan relatif tikus (keberhasilan perangkap) di desa Tandang adalah 28,1%. Jenis tikus yang paling banyak ditangkap di Desa Tandang adalah Rattus tanezumi yaitu 10 (55,6%) dan Rattus Norvegicus yaitu 8 (44,4%). Sepuluh tikus jantan (55,6%) ditangkap dari pada 8 tikus betina (44,4%). Kesimpulan: Keberhasilan perangkap di desa Tandang sebesar 28,1% atau termasuk dalam kategori padat.


Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Materials
SURVEY KEPADATAN TIKUS DI KELURAHAN TANDANG, KECAMATAN TEMBALANG, KOTA SEMARANG
Subject
Type Research Materials
  Download (125KB)    Indexing metadata
 Research Instrument
Untitled
Subject
Type Research Instrument
  Download (89KB)    Indexing metadata
Keywords: Survey; Rat density; Tandang

Article Metrics:

  1. Saragih, Rani Kristina Putriosa, Martini, Udi Tarwatjo. Jenis Dan Kepadatan Tikus Di Panti Asuhan “X” Kota Semarang.Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2019.7:260–70
  2. Arumsari W. Analisis Faktor Lingkungan Abiotik yang Mempengaruhi Keberadaan Leptospirosis pada Tikus di Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro 2012;1
  3. Trisna Hani Fauziah, Oktia Woro Kasmini Handayani, Trisna Hani. Program Pengendalian Leptospirosis di Kota Semarang. Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat UNNES. 2019
  4. Kulon B, Genuk K. Efektivitas Pemasangan Berbagai Model Perangkap Tikus Terhadap Keberhasilan Penangkapan Tikus Di Kelurahan Bangetayu Kulon Kecamatan Genuk Kota Semarang Tahun 2014. semarang. Unnes Jurnal Kesehatan Masyarakat 2015;4:67–75. https://doi.org/10.15294/ujph.v4i3.6374
  5. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang. Semarang. Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2019
  6. Handayani FD, dan Ristyanto. Rapid Assesment Inang Reservoir Leptospirosis di Daerah Pasca Gempa Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Salatiga: B2P2VRP.2008; 36 (1);1-9
  7. Yuliadi, Muhidin dan Siska Indriyani. Tikus Jawa Teknik survei di Bidan Kesehatan. Jakarta. Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2016
  8. Wening Widjajanti. Epidemiologi, diagnosis, dan pencegahan Leptospirosis. Salatiga: B2P2VRP.2020; hal. 62-68
  9. Priyambodo, S., Pengendalian Hama Tikus Terpadu, Jakarta: Penebar Swadaya;1995
  10. Ramadhani Tri, Bambang Yunianto, 2011, Reservoir dan Kasus Leptospirosis di Wilayah Kejadian Luar Biasa, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Volume 7, No.4, November 2012

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.