Jurnal Ilmu Perpustakaan
BibTex Citation Data :
@article{JIP9508, author = {Roosiati Nurachma and Sri Ati}, title = {KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI AKTOR TEATER EMKA (EMPER KAMPUS) FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO}, journal = {Jurnal Ilmu Perpustakaan}, volume = {4}, number = {2}, year = {2015}, keywords = {aktor teater; kebutuhan informasi; pencarian informasi; perilaku informasi; teater emka}, abstract = { Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Aktor Teater Emka (Emper Kampus) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, 2015. Skripsi ini membahas tentang kebutuhan informasi dan perilaku pencarian informasi aktor Teater Emka Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dengan metode tersebut peneliti melakukan olah data yang dikumpulkan di lapangan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Pengolahan data melalui proses pengumpulan data, reduksi data, display data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Wawancara dilakukan kepada delapan informan berdasarkan purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kebutuhan informasi aktor Teater Emka meliputi kebutuhan pementasan dan keaktoran, serta kebutuhan informasi sehari – hari. Bentuk informasi yang dicari berupa informasi lisan dan tulisan yang didapat dari sumber informasi hidup dan sumber informasi mati. Informasi digunakan saat pementasan dan kegiatan sehari – hari. Aktor Teater Emka berperilaku mencari informasi dengan motivasi agar akting yang dilakukan di panggung tidak mentah, yaitu detail dalam penggambaran latar belakang, ciri fisik, dan psikis tokoh. Proses pencarian informasi yang dilakukan aktor Teater Emka berupa bedah naskah, observasi dan riset, mencari referensi, diskusi, penyajian dan evaluasi. Dalam melakukan pencarian infomasi aktor Teater Emka memiliki hambatan internal dan eksternal, yaitu kurang tekunnya aktor dalam melakukan kegiatan mencari informasi sebagai hambatan internal dan naskah sulit dipahami, waktu tidak cukup, miskomunikasi dengan sutradara, sulit menemukan obyek sebagai hambatan eksternal. }, issn = {97980000000}, pages = {68--77} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/view/9508} }
Refworks Citation Data :
Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Aktor Teater Emka (Emper Kampus) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, 2015. Skripsi ini membahas tentang kebutuhan informasi dan perilaku pencarian informasi aktor Teater Emka Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dengan metode tersebut peneliti melakukan olah data yang dikumpulkan di lapangan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Pengolahan data melalui proses pengumpulan data, reduksi data, display data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Wawancara dilakukan kepada delapan informan berdasarkan purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kebutuhan informasi aktor Teater Emka meliputi kebutuhan pementasan dan keaktoran, serta kebutuhan informasi sehari – hari. Bentuk informasi yang dicari berupa informasi lisan dan tulisan yang didapat dari sumber informasi hidup dan sumber informasi mati. Informasi digunakan saat pementasan dan kegiatan sehari – hari. Aktor Teater Emka berperilaku mencari informasi dengan motivasi agar akting yang dilakukan di panggung tidak mentah, yaitu detail dalam penggambaran latar belakang, ciri fisik, dan psikis tokoh. Proses pencarian informasi yang dilakukan aktor Teater Emka berupa bedah naskah, observasi dan riset, mencari referensi, diskusi, penyajian dan evaluasi. Dalam melakukan pencarian infomasi aktor Teater Emka memiliki hambatan internal dan eksternal, yaitu kurang tekunnya aktor dalam melakukan kegiatan mencari informasi sebagai hambatan internal dan naskah sulit dipahami, waktu tidak cukup, miskomunikasi dengan sutradara, sulit menemukan obyek sebagai hambatan eksternal.
Last update: