BibTex Citation Data :
@article{JIAB33431, author = {Ariestya Putri and Bulan Prabawani and Sri Suryoko}, title = {Analisis Green Supply Chain Management pada Perusahaan Batik (Studi pada PT Batik Semarang 16)}, journal = {Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis}, volume = {11}, number = {1}, year = {2022}, keywords = {Eco-product; Green Industry; Green Supply Chain Management}, abstract = { Terciptanya polusi, limbah, terganggunya keseimbangan ekosistem dan semakin berkurangnya sumber daya alam merupakan salah satu dampak buruk kegiatan industri yang kian disoroti. Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang tahun 2021 indeks kualitas lingkungan hidup Kota Semarang berada pada kategori kurang yaitu diangka 80.95. Kegiatan industri di Kota Semarang juga terus berkembang dan tercatat ada 446 industri besar dan sedang di tahun 2019. Cara menerapkan industri yang bersih dan profesional sehingga terhindar dari dampak lingkungan adalah dengan mengimplementasikan Green Supply Chain Management (GSCM). PT Batik Semarang 16 merupakan salah satu perusahaan batik yang telah berusaha menerapkan GSCM dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan penghargaan sebagai produk ramah lingkungan dan wanita inspiratif versi majalah Femina dan Pamarakarya dari Presiden Joko Widodo di tahun 2018. Pada penelitian ini penulis bertujuan untuk mengertahui bagaimana pelaksanaan green supply chain management pada PT Batik Semarang 16 sesuai dengan indikator empat aktivitas utama GSCM yaitu green procurement , green manufacturing , green distribution dan reverse logistic. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekataan deskriptif kualitatif . Metode pangambilan data pada penelitian dilakukan dengan wawancara bersama Manager PT Batik Semarang 16 dan studi pustaka. Penelitian ini memberikan hasil bahwa dalam pelaksanaan GSCM PT Batik Semarang 16 sudah menerapkan semua indikator aktivitas utama GSCM terkecuali bagian reverse logistic dan green logistic yang belum berjalan maksimal. Saran yang diberikan penulis kepada PT Batik Semarang 16 adalah membuat secara tertulis kebijakan manajemen lingkungan yang terintegrasi di sepanjang rantai pasokan, dan memaksimalkan aktivitas green logistic dan reverse logistic . }, issn = {2746-1297}, pages = {89--93} doi = {10.14710/jiab.2022.33431}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jiab/article/view/33431} }
Refworks Citation Data :
Terciptanya polusi, limbah, terganggunya keseimbangan ekosistem dan semakin berkurangnya sumber daya alam merupakan salah satu dampak buruk kegiatan industri yang kian disoroti. Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang tahun 2021 indeks kualitas lingkungan hidup Kota Semarang berada pada kategori kurang yaitu diangka 80.95. Kegiatan industri di Kota Semarang juga terus berkembang dan tercatat ada 446 industri besar dan sedang di tahun 2019. Cara menerapkan industri yang bersih dan profesional sehingga terhindar dari dampak lingkungan adalah dengan mengimplementasikan Green Supply Chain Management (GSCM). PT Batik Semarang 16 merupakan salah satu perusahaan batik yang telah berusaha menerapkan GSCM dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan penghargaan sebagai produk ramah lingkungan dan wanita inspiratif versi majalah Femina dan Pamarakarya dari Presiden Joko Widodo di tahun 2018. Pada penelitian ini penulis bertujuan untuk mengertahui bagaimana pelaksanaan green supply chain management pada PT Batik Semarang 16 sesuai dengan indikator empat aktivitas utama GSCM yaitu green procurement, green manufacturing, green distribution dan reverse logistic. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekataan deskriptif kualitatif. Metode pangambilan data pada penelitian dilakukan dengan wawancara bersama Manager PT Batik Semarang 16 dan studi pustaka. Penelitian ini memberikan hasil bahwa dalam pelaksanaan GSCM PT Batik Semarang 16 sudah menerapkan semua indikator aktivitas utama GSCM terkecuali bagian reverse logistic dan green logistic yang belum berjalan maksimal. Saran yang diberikan penulis kepada PT Batik Semarang 16 adalah membuat secara tertulis kebijakan manajemen lingkungan yang terintegrasi di sepanjang rantai pasokan, dan memaksimalkan aktivitas green logistic dan reverse logistic.
Note: This article has supplementary file(s).
Article Metrics:
Last update: