BibTex Citation Data :
@article{JFRUMT5514, author = {Ervan Bakhtiar and Herry Boesono and - Sardiyatmo}, title = {PENGARUH PERBEDAAN WAKTU DAN UMPAN PENANGKAPAN LOBSTER (Panulirus sp) DENGAN ALAT TANGKAP KRENDET (Trap Net) DI PERAIRAN WATUKARUNG KABUPATEN PACITAN}, journal = {Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology}, volume = {3}, number = {3}, year = {2014}, keywords = {Perbedaan waktu dan umpan; Krendet (Trap Net); Lobster (Panulirus sp); Watukarung Kabupaten Pacitan}, abstract = { Lobster ( Panulirus sp) adalah salah satu komoditi perairan karang yang mempunyai nilai jual tinggi yakni mencapai Rp 320.000,-/ kg, yang sampai saat ini produksinya masih dihasilkan dari penangkapan. Krendet adalah jenis alat tangkap yang bersifat pasif, dipasang pada dasar perairan seputar terumbu karang, dengan pengoperasian yang baik dan benar penangkapan lobster atau ikan dengan krendet ini tidak akan merusak karang. Pemilihan umpan umumnya mendasarkan pada harga murah dan mudah untuk mendapatkan. Penggunaan umpan pada pengoperasian suatu alat tangkap berfungsi untuk mengundang atau merangsang ikan sehingga sistem pengoperasian yang dilakukan akan lebih efektif. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan waktu dan pengaruh umpan terhadap hasil tangkapan Lobster ( Panulirus sp) di perairan Watukarung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013. Materi yang digunakan adalah umpan kulit sapi, umpan krunken ( Chiton sp), alat tangkap Krendet ( Trap Net ) dan Perahu Jukung. Metode yang digunakan adalah metode experimental fishing yaitu dengan melakukan kegiatan operasi penangkapan secara langsung di lapangan. Analisis data diolah menggunakan SPSS 21 dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu terbaik dalam penangkapan lobster adalah malam hari dimana waktu penangkapan malam hari mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak dibandingkan siang hari. Hasil analisis perbedaan jenis umpan menunjukkan bahwa umpan kulit sapi tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan ( P > 0,05) dimana umpan krunken ( Chiton sp) memberikan hasil tangkapan lebih banyak daripada jenis umpan kulit sapi. Lobster (Panulirus sp) is one of fisheries commodities with high value reach Rp 320.000,-/ kg, these yield producted by catch. Krendet is passive fishing gear set around the chorals, with the right operation, catch lobsters or fishes by krendet would not destruct the choral . Selection of bait generally base on cheap price and easy to get. The usage of bait for the operation of a fishing gear as a firncfion of to invite or stimulate of fish so that conducted operation system will be more than effective. The objective of this study was to find out the effect of the differences time and the effect bait on the products of Lobster (Panulirus sp) in Watukarung waters. This research had been done on November to December 20 13 in Watukarung water, Pacitan. The material that been used are cowhide bait, Krunken (Chiton sp) bait, Krendet (Trap Net) fishing gear and jukung boat. The method used is an experimental fishing method is to conduct fishing operations directly in the field . Analysis of the data was processed using SPSS 2 1 with t test . The results showed that evening is the best time to catch, which the time of arrest in the evening get more catches than during the day. The results of the analysis in differences type of bait showed that cowhide bait had no effect on the catches (P > 0,05) in which the Krunken (Chiton sp) bait gave more catches than cowhide bait. }, pages = {168--175} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jfrumt/article/view/5514} }
Refworks Citation Data :
Lobster (Panulirus sp) adalah salah satu komoditi perairan karang yang mempunyai nilai jual tinggi yakni mencapai Rp 320.000,-/ kg, yang sampai saat ini produksinya masih dihasilkan dari penangkapan. Krendet adalah jenis alat tangkap yang bersifat pasif, dipasang pada dasar perairan seputar terumbu karang, dengan pengoperasian yang baik dan benar penangkapan lobster atau ikan dengan krendet ini tidak akan merusak karang.
Pemilihan umpan umumnya mendasarkan pada harga murah dan mudah untuk mendapatkan. Penggunaan umpan pada pengoperasian suatu alat tangkap berfungsi untuk mengundang atau merangsang ikan sehingga sistem pengoperasian yang dilakukan akan lebih efektif. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan waktu dan pengaruh umpan terhadap hasil tangkapan Lobster (Panulirus sp) di perairan Watukarung.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013. Materi yang digunakan adalah umpan kulit sapi, umpan krunken (Chiton sp), alat tangkap Krendet (Trap Net) dan Perahu Jukung. Metode yang digunakan adalah metode experimental fishing yaitu dengan melakukan kegiatan operasi penangkapan secara langsung di lapangan. Analisis data diolah menggunakan SPSS 21 dengan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu terbaik dalam penangkapan lobster adalah malam hari dimana waktu penangkapan malam hari mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak dibandingkan siang hari. Hasil analisis perbedaan jenis umpan menunjukkan bahwa umpan kulit sapi tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan (P > 0,05) dimana umpan krunken (Chiton sp) memberikan hasil tangkapan lebih banyak daripada jenis umpan kulit sapi.
Lobster (Panulirus sp) is one of fisheries commodities with high value reach Rp 320.000,-/ kg, these yield producted by catch. Krendet is passive fishing gear set around the chorals, with the right operation, catch lobsters or fishes by krendet would not destruct the choral.
Selection of bait generally base on cheap price and easy to get. The usage of bait for the operation of a fishing gear as a firncfion of to invite or stimulate of fish so that conducted operation system will be more than effective. The objective of this study was to find out the effect of the differences time and the effect bait on the products of Lobster (Panulirus sp) in Watukarung waters.
This research had been done on November to December 2013 in Watukarung water, Pacitan. The material that been used are cowhide bait, Krunken (Chiton sp) bait, Krendet (Trap Net) fishing gear and jukung boat. The method used is an experimental fishing method is to conduct fishing operations directly in the field. Analysis of the data was processed using SPSS 21 with t test.
The results showed that evening is the best time to catch, which the time of arrest in the evening get more catches than during the day. The results of the analysis in differences type of bait showed that cowhide bait had no effect on the catches (P > 0,05) in which the Krunken (Chiton sp) bait gave more catches than cowhide bait.
Last update:
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
<
View My Stats