skip to main content

ANALISIS PERBEDAAN JENIS UMPAN DAN KEDALAMAN PADA PANCING RAWAI DASAR TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN MANYUNG (Arius thalassinus) DI PERAIRAN BANYUTOWO, KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

*Khoirul Marom  -  Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
- Pramonowibowo  -  Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Dian Ayunita NN Dewi  -  Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Rawai merupakan alat tangkap yang sederhana, yang biasa digunakan oleh nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Banyutowo. Salah satu ikan hasil tangkapan di perairan Banyutowo yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan manyung dengan hasil tangkapan sekitar 256.398 kg/th.  Rawai yang terdapat di PPI Banyutowo adalah rawai dasar dengan umpan cumi-cumi segar yang biasa di operasikan pada kedalaman 5 m. Peneliti menggunakan rawai dasar dengan umpan cumi-cumi segar, cumi-cumi awetan, ikan rucah segar dan ikan rucah awetan dan di operasikan pada kedalaman 5 m dan 10 m. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis umpan yang paling efektif dan jumlah hasil tangkapan paling banyak antara kedalaman 5 m dan 10 m dalam operasi penangkapan Ikan Manyung (Arius thalassinus). Penelitian  ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2014 yang bertempat di Perairan Pati, Desa Banyutowo, Kecamatan Dukuh seti, Kabupaten Pati. Metode eksperimental pada penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu perbedaan umpan dan kedalaman operasi penangkapan. Analisis data yang dilakukan adalah uji normalitas, uji homogenitas, analisis One Way Anova pada perlakuan perbedaan umpan pada masing-masing kedalaman dan analisis T Paired-Sample T Test pada perlakuan dengan perbedaan kedalaman. Hasil uji F (One Way Anova) perbedaan perlakuan umpan pada kedalaman 5m dan 10m didapatkan hasil bahwa nilai Fhitung<Ftabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian perbedaan perlakuan umpan penangkapan tidak memberikan perbedaan rata- rata jumlah tangkapan Ikan Manyung (Arius thalassinus) yang signifikan. Sedangkan jumlah rata-rata hasil tangkapan Ikan Manyung (Arius thalassinus) dengan perbedaan perlakuan kedalaman didapatkan hasil nilai Thitung>Ttabel , maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian perbedaan perlakuan kedalaman penangkapan memberikan perbedaan rata – rata jumlah tangkapan  Ikan Manyung (Arius thalassinus) pada kedalaman 10 m lebih besar daripada jumlah rata-rata hasil tangkapan ada kedalaman 5 m. Kesimpulan dari penelitian ini adalah rawai dasar menggunakan beda umpan tidak memberikan perbedaan jumlah hasil tangkapan yang signifikan. Namun perbedaan kedalaman memberikan perbedaan jumlah rata-rata hasil tangkapan Ikan Manyung (Arius thalassinus) yang signifikan. Jumlah pada hasil tangkapan Ikan Manyung (Arius thalassinus) pada kedalaman 10 m lebih besar daripada jumlah rata-rata hasil tangkapan ada kedalaman 5 m.

 

Rawai is a capture tool that is simple, commonly used by fishermen on the base of fish Landings (PPI) Banyutowo. One of the fish in the waters of Banyutowo that have high economic value is marine catfish with catches of approximately 256.398 kg/yr. Rawai in PPI Banyutowo is basic with bait rawai Squid in fresh running at a depth of 5 m. Researchers initiate using Basic with bait rawai squid fresh, squid preserved, fresh fish and fish preserved preservation and in running at a depth of 5 m and 10 m. The purpose of this research is to know the type of bait is the most effective and the most number of catches between 5 m and 10 m depth in the operation of Marine catfish (Arius thalassinus). This research was carried out in April-May 2014 in the waters of Starch, village Banyutowo, district Dukuh seti, Pati. Experimental research on the method of using two variables the where depth fishing operation and different fishing baits. The data analysis used normality test, homogeneity test, One Way Anova for bait in 5m and 10m  and analysis of Paired-Samples T Test for depth operation. F test results (One Way Anova) the difference in treatment of the bait at 5 m and 10 m, that H0 accepted. Thus the difference bait had no distinction average number of Marine catfish (Arius thalassinus). While the average number of Marine catfish (Arius thalassinus) and the difference in depth operation  get  result that H0. H means difference in depth gives the difference in average number of Marine catfish (Arius thalassinus) 10m depth has greater average captured than 5m depth. Conclusion of this research were the different baits of bottom long line had no distinction number of fishing captured. The difference in depth gives the difference in the average number of Marine catfish (Arius thalassinus). The number of Fish captured in Marine catfish (Arius thalassinus) at 10 m greater than 5 m depth.

Fulltext View|Download
Keywords: Ikan Manyung (Arius thalassinus); PPI Banyutowo; Rawai dasar; Perairan Pati

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.