skip to main content

APLIKASI FEEDING REGIMES YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT KONSUMSI PAKAN ALAMI, PERKEMBANGAN DAN KELULUSHIDUPAN LARVA UDANG WINDU (Penaeus monodon)

*Vika Ratna Nofiyanti  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
- Subandiyono  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
- Suminto  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Penerapan feeding regime yang diterapkan pada panti pembenihan larva udang windu (P. monodon) di Indonesia pada umumnya menggunakan pakan Skeletonema sp., Artemia sp. dan pakan buatan.  Dugaan masalah muncul karena jenis, ukuran, nutrisi dan dosis pakan yang diberikan kurang sesuai dengan kebutuhan pakan larva udang.  Komposisi pakan dalam feeding regime yang tepat dan sesuai kebutuhan berpengaruh terhadap perkembangan larva udang.  Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji aplikasi feeding regimes yang berbeda terhadap perkembangan dan tingkat kelulushidupan pada larva udang.  Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang menggunakan pola rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan.  Perlakuan yang diberikan ialah feeding regime A (Chaetoceros sp., Skeletonema sp., Branchionus sp., Instar I Artemia sp. dan pakan buatan), feeding regime B (Chaetoceros sp., Skeletonema sp., Instar I Artemia sp. dan pakan buatan) dan feeding regime C (Skeletonema sp., Instar I Artemia sp. dan pakan buatan).    Hasil penelitian menunjukkan bahwa feeding regimes yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap perkembangan dan tingkat kelulushidupan pada larva udang windu.  Nilai perkembangan selama 9 hari penelitian mencapai stadia PL-1 yang tercepat ditunjukkan oleh feeding regime A sebesar 100±0%, sedangkan untuk feeding regime B dan C masing-masing sebesar 33±0% dan 0±0%, secara berurutan.  Nilai tingkat kelulushidupan stadia PL-10 yang terbaik ditunjukkan oleh feeding regime A sebesar 20,00±1,32%, sedangkan pada feeding regime B dan C masing-masing sebesar 15,33±0,76% dan 11,17±1,15%, secara berurutan.  Disimpulkan bahwa feeding regime A (Chaetoceros sp., Skeletonema sp., Branchionus sp., Instar I Artemia sp. dan pakan buatan) menunjukkan hasil yang terbaik dan direkomendasikan untuk diterapkan dalam feeding regime pada pembenihan larva udang windu (N hingga PL-10).

 

Application of feeding regime which were applied on the hatchery of P. monodon larvae in Indonesia used Skeletonema sp., Artemia sp., and artificial feed.  Problems may arise due to the type, size, and improper dose of the nutrients to meet the requirement of the shrimp larvae.  Suitable composition in feeding regime to meet its requirement affected on the larval morphological development.  The objectives of the research were to examine the application of various feeding regimes for morphological development and survival rate of the shrimp larvae.  The experiment method was applied in this research with completely randomized design (CRD).  The experiment was used three treatments and three replicates.  Those treatments were feeding regime A (Chaetoceros sp., Skeletonema sp., Branchionus sp., Instar I of Artemia sp., and artificial feed), feeding regime B (Chaetoceros sp., Skeletonema sp., Instar I of Artemia sp., and artificial feed), and feeding regime C (Skeletonema sp., Instar I of Artemia sp., and artificial feed). The results showed that the application of different feeding regimes resulted on significantly different effect (P<0.05) on morphological development and survival rate of the trial larvae.  The best value was also resulted on feeding regime A, with its total value of morphological development (100±0%) occurred at the day-9 was already at the PL-1 stage, whereas for feeding regime B and C were 33±0% and 0±0%, respectively.  The best value was also resulted on feeding regime A, with its total value of survival rate (20.00±1.32%) occurred at the    day-18 was already at PL-10 stage, whereas for feeding regime B and C were 15.33±0.76% and 11.17±1.15%, respectively.  Conclusion that feeding regime A i.e. Chaetoceros sp., Skeletonema sp., Branchionus sp., Instar I of Artemia sp., and artificial feed, its the best resulted and suitable to be applied to the feeding regime of the shrimp larvae hatchery (N up to PL-10).

Fulltext View|Download
Keywords: Pakan alami; Perkembangan Larva; Tingkat Kelulushidupan; Udang Windu

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.