skip to main content

PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN E PADA PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN KEPITING BAKAU (Scylla paramamosain)

*Jati Winestri  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Diana Rachmawati  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Istiyanto Samidjan  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan pertumbuhan kepiting bakau yang lambat yaitu penambahan vitamin E pada pakan buatan guna meningkatkan nutrisi pakan. Vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan yang menjaga kerusakan protein dan enzim dari radikal bebas yang dapat menghambat pertumbuhan dan proses metabolisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan vitamin E pada pakan buatan terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan kepiting bakau (S. paramamosain). Penelitian ini dilaksanakan pada Januari hingga Maret 2014 di tambak Desa Tapak, Kecamatan Tugurejo, Mangkang, Semarang. Hewan uji yang digunakan adalah kepiting bakau (S. paramamosain) dengan bobot rata-rata 109,1±1,7 g/ekor yang dipelihara selama 56 hari dengan kepadatan 1 ekor/keranjang plastik dengan ukuran (25 x 16 x 15) cm3. Pemberian pakan sebanyak 5% bobot biomass/hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental lapangan dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan penambahan vitamin E, yaitu perlakuan A (0 g/100 g), B (0,4 g/100 g), C (0,6 g/100 g), dan D (0,8 g/100 g).  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan vitamin E memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap efisiensi pemanfaatan pakan protein efisiensi rasio dan laju pertumbuhan relatif. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan D dengan nilai (17,88±3,51%), (2,86±0,55%), dan (4,03±0,93%). Penambahan vitamin E tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap kelulushidupan kepiting bakau (S. paramamosain). Hasil kualitas air masih dalam kisaran kelayakan bagi budidaya kepiting bakau (S. paramamosain) terkecuali salinitas sedikit dibawah nilai kelayakan namun masih dapat ditolerir oleh kepiting bakau (S. paramamosain). Kesimpulan dari penelitian ini penambahan vitamin E 0,8 g/100 g pada pakan buatan memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan kepiting bakau (S. paramamosain).

 

One of alternative to overcome the problems in mud crab growthrates was dietary of vitamin E. Vitamin E have function as antioxidant to maintaince the proteins and enzymes by preventing free radicals which can disturb the growth and metabolism processes. This research aimed to assess effect of dietary of vitamin E on the growth and survival rate of mud crabs (S. paramamosain). The research was conducted in January until March 2014 in the brackish water pond Tapak Village, District Tugurejo, Mangkang, Semarang. The animals tested used were mud crab (S. paramamosain) with an average body weight of 109.1±1.7 g/individual, during 56 days at a density of 1 individual/basket with size (25 x 16 x 15) cm3. The feeding rate were 5% for weight biomass/day. The method used in this study is an experimental field with the pattern completely randomized design with 4 treatments and 3 replications of dietarary vitamin E, they were treatment A (0 g/100 g), B (0,4 g/100 g), C (0,6 g/100 g), and D (0,8 g/100 g). The results of this research indicate that dietary of vitamin E effect (P<0.05) on the efficiency of feed utilization, protein efficiency ratio and relative growth rate. The best results were obtained on treatment D with the value (17.88±3.51%), (2.86±0.55%), and (4.03±0.93%). Effects of dietary vitamin E didn’t give significant effect (P>0.05) on the survival rate of mud crab (S. paramamosain). Results of water quality was still within the range of feasibility for mud crab culture (S. paramamosain) except salinity slightly below the value of eligibility but can be tolerated by the mud crab (S. paramamosain). The conclusion of this research dietary 0.8 g/100 g vitamin E gives the best results on the growth of mud crab (S. paramamosain).

Fulltext View|Download
Keywords: Vitamin E; Pertumbuhan; Kelulushidupan; S. paramamosain; Pakan Buatan

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.