BibTex Citation Data :
@article{JAMT652, author = {Nita Amelia and Slamet Prayitno}, title = {Pengaruh Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava) Untuk Menginaktifkan Viral Nervous Necrosis (VNN) Pada Ikan Kerapu Bebek (Epinephelus fuscoguttatus)}, journal = {Journal of Aquaculture Management and Technology}, volume = {1}, number = {1}, year = {2012}, keywords = {ekstrak daun jambu biji; ikan kerapu bebek; viral nervous necrosis (VNN).}, abstract = { Permasalahan yang sering dihadapi pembudidaya ikan kerapu adalah infeksi Viral Nervous Necrosis (VNN) yang dapat menyebabkan kematian 100%, terutama pada stadia larva. Antibiotik dalam penanggulangan penyakit VNN menyebabkan residu dan resistensi pada ikan, sehingga perlu alternatif herbal salah satunya dengan penggunaan ekstrak daun jambu biji yang mengandung flavonoid . Flavonoid adalah senyawa bioaktif yang akan mengubah reaksi tubuh terhadap senyawa lain sehingga dapat bersifat sebagai antivirus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas penggunaan ekstrak daun jambu biji dalam menginaktifkan VNN dengan melihat 1. Hasil PCR ikan kerapu sebelum dan setelah diinjeksikan VNN dan ekstrak daun jambu biji. 2. Gejala klinis ikan kerapu yang terinfeksi VNN. 3. Histopatologi organ yang terinfeksi VNN. 4. Rata-rata waktu kematian ikan kerapu. 5. Tingkat mortalitas dan kelulushidupan ikan kerapu. 6. Kelayakan kualitas air untuk budidaya ikan kerapu. Metode yang digunakan eksperimental, disain Rancangan Acak Kelompok. Delapan puluh ekor ikan kerapu dibagi dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok berisi 4 keranjang basket dan setiap keranjang basket berisi 5 ekor ikan. Ikan kontrol hanya diinjeksi VNN 0,1 ml/ekor. Perlakuan 1 ikan diinjeksi virus 0,1 ml/ekor dan ekstrak daun jambu biji 0,1 ml/ekor dengan konsentrasi 1000 µg/ml. Perlakuan 2 ikan diinjeksi virus 0,1 ml/ ekor dan ekstrak daun jambu biji 0,1 ml/ ekor dengan konsentrasi 100 µg/ml. Perlakuan 3 ikan diinjeksi virus 0,1 ml/ ekor dan ekstrak daun jambu biji 0,1 ml/ ekor dengan 10 µg/ml. Pengamatan deskriptif meliputi, hasil PCR, gejala klinis, histopatologi dan kualitas air. Perhitungan data meliputi, rata-rata waktu kematian, mortalitas dan kelulushidupan ikan kerapu. Hasil PCR sebelum penginjeksian, negatif ikan kerapu tidak terinfeksi VNN dan setelah diinjeksi VNN dan ekstrak daun jambu biji hasil PCR positif terinfeksi VNN. Gejala klinis ikan kerapu yang terinfeksi VNN adalah berenang memutar, berdiam diri di dasar, warna tubuh lebih gelap. Histopatologi menunjukkan adanya inclusi body (sel mengalami nekrosis), hipertropy (sel mengalami pembesaran) dan vacuola (ruang-ruang kosong). Rata-rata waktu kematian ikan kontrol 132,7 jam, perlakuan 1 87,5 jam, perlakuan 2 114,8 dan perlakuan 3 98,1 jam. Tingkat mortalitas pada ikan kontrol 85%, perlakuan 1 80%, perlakuan 2 85% dan perlakuan 3 75%. Kelulushidupan pada ikan kontrol 15%, perlakuan 1 20%, perlakuan 2 15% dan perlakuan 3 25%. Kualitas air untuk budidaya dapat dikatakan layak untuk budidaya. Hasil PCR, histopatologi, rata-rata waktu kematian, mortalitas dan kelangsungan hidup menunjukan bahwa ekstrak daun jambu biji tidak efektif karena konsentrasi, dosis dan metode ekstrak daun jambu biji tidak tepat untuk menginaktifkan VNN. }, pages = {264--278} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jamt/article/view/652} }
Refworks Citation Data :
Permasalahan yang sering dihadapi pembudidaya ikan kerapu adalah infeksi Viral Nervous Necrosis (VNN) yang dapat menyebabkan kematian 100%, terutama pada stadia larva. Antibiotik dalam penanggulangan penyakit VNN menyebabkan residu dan resistensi pada ikan, sehingga perlu alternatif herbal salah satunya dengan penggunaan ekstrak daun jambu biji yang mengandung flavonoid. Flavonoid adalah senyawa bioaktif yang akan mengubah reaksi tubuh terhadap senyawa lain sehingga dapat bersifat sebagai antivirus.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas penggunaan ekstrak daun jambu biji dalam menginaktifkan VNN dengan melihat 1. Hasil PCR ikan kerapu sebelum dan setelah diinjeksikan VNN dan ekstrak daun jambu biji. 2. Gejala klinis ikan kerapu yang terinfeksi VNN. 3. Histopatologi organ yang terinfeksi VNN. 4. Rata-rata waktu kematian ikan kerapu. 5. Tingkat mortalitas dan kelulushidupan ikan kerapu. 6. Kelayakan kualitas air untuk budidaya ikan kerapu. Metode yang digunakan eksperimental, disain Rancangan Acak Kelompok. Delapan puluh ekor ikan kerapu dibagi dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok berisi 4 keranjang basket dan setiap keranjang basket berisi 5 ekor ikan. Ikan kontrol hanya diinjeksi VNN 0,1 ml/ekor. Perlakuan 1 ikan diinjeksi virus 0,1 ml/ekor dan ekstrak daun jambu biji 0,1 ml/ekor dengan konsentrasi 1000 µg/ml. Perlakuan 2 ikan diinjeksi virus 0,1 ml/ ekor dan ekstrak daun jambu biji 0,1 ml/ ekor dengan konsentrasi 100 µg/ml. Perlakuan 3 ikan diinjeksi virus 0,1 ml/ ekor dan ekstrak daun jambu biji 0,1 ml/ ekor dengan 10 µg/ml. Pengamatan deskriptif meliputi, hasil PCR, gejala klinis, histopatologi dan kualitas air. Perhitungan data meliputi, rata-rata waktu kematian, mortalitas dan kelulushidupan ikan kerapu.
Hasil PCR sebelum penginjeksian, negatif ikan kerapu tidak terinfeksi VNN dan setelah diinjeksi VNN dan ekstrak daun jambu biji hasil PCR positif terinfeksi VNN. Gejala klinis ikan kerapu yang terinfeksi VNN adalah berenang memutar, berdiam diri di dasar, warna tubuh lebih gelap. Histopatologi menunjukkan adanya inclusi body (sel mengalami nekrosis), hipertropy (sel mengalami pembesaran) dan vacuola (ruang-ruang kosong). Rata-rata waktu kematian ikan kontrol 132,7 jam, perlakuan 1 87,5 jam, perlakuan 2 114,8 dan perlakuan 3 98,1 jam. Tingkat mortalitas pada ikan kontrol 85%, perlakuan 1 80%, perlakuan 2 85% dan perlakuan 3 75%. Kelulushidupan pada ikan kontrol 15%, perlakuan 1 20%, perlakuan 2 15% dan perlakuan 3 25%. Kualitas air untuk budidaya dapat dikatakan layak untuk budidaya. Hasil PCR, histopatologi, rata-rata waktu kematian, mortalitas dan kelangsungan hidup menunjukan bahwa ekstrak daun jambu biji tidak efektif karena konsentrasi, dosis dan metode ekstrak daun jambu biji tidak tepat untuk menginaktifkan VNN.
Last update: