skip to main content

ANALISIS GENETIC GAIN IKAN NILA PANDU DAN NILA KUNTI (Oreochromis niloticus) F4 HASIL PENDEDERAN I – III

*Alfi Nurul Ainida  -  Program Studi Budidaya Perairan, FPIK, UNDIP, Indonesia
Sri Hastuti  -  Dosen Program Studi Budidaya Perairan, FPIK, UNDIP, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Ikan nila (Oreochromis niloticus) banyak disukai masyarakat karena dagingnya yang gurih dan bergizi tinggi. Banyak spesies ikan nila yang di introduksikan ke Indonesia untuk peningkatan kualitas budidaya. Karena ketidaktahuan masyarakat, banyak spesies nila yang kualitasnya menurun baik pertumbuhan dan reproduksinya. Untuk itulah dilakukan seleksi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas ikan nila.

PBIAT Janti telah menemukan spesies nila baru yang mempunyai kualitas pertumbuhan yang baik. Ikan tersebut merupakan hasil persilangan ikan nila Kunti F3 dan ikan nila Pandu F3. Saat sekarang, PBIAT Janti telah mempunyai calon indukan ikan nila Pandu F4 dan ikan nila Kunti F4 hasil seleksi individu yang dilakukan, untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang performa dari ikan nila F4.

Penelitian dilakukan dengan 4 perlakuan. Perlakuan A adalah “anakan” ikan nila pandu F4  top 10% dan perlakuan B adalah “anakan” ikan nila pandu F4 rataan. Perlakuan C adalah “anakan” ikan nila kunti F4  top 10% dan perlakuan D adalah “anakan” ikan nila nila kunti F4 rataan. Setiap perlakuan dilakukan masing-masing 3 ulangan. Penelitian dilakukan selama 3 bulan dan dibagi menjadi 3 pendederan. Pendederan 1 menggunakan benih umur D1–30, Pendederan 2 menggunakan benih umur D31-60, Pendederan 3 menggunakan benih umur D61-90. Data yang dikumpulkan meliputi kelulushidupan (SR), pertumbuhan, rasio konfersi pakan (FCR), dan Genetic Gain. Analisa yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian yang menjelaskan keunggulan untuk meningkatkan kualitas ikan nila F4.

Hasil yang didapat menunjukkan bahwa perlakuan A dan C (top 10%) memiliki performa pertumbuhan yang lebih baik dibanding perlakuan B dan D (rataan). Pada ikan nila pandu F4 di dapatkan genetic gain kelulushidupan (SR) pendederan I, II dan III yaitu 4,72 %; 6,98%; 5,15%. Genetic gain bobot pendederan I, II dan III yaitu 47,23%;  51,35%;  63,37%. Genetic gain panjang total pendederan I, II dan III yaitu 11,29%; 15,73%; 17,90%. Genetic gain FCR pendederan I, II dan III yaitu 2,93%; 3,64%; 4,11%. Genetic gain SGR pendederan I, II dan III yaitu 7,38%; 3,18%; 4,41%. Sedangkan ikan nila kunti F4 didapatkan genetic gain kelulushidupan (SR) pendederan I, II dan III yaitu 6,35%; 5,40%; 7,20%. Genetic gain bobot pendederan I, II dan III yaitu 48,51%;  52,09%;  60,48%. Genetic gain panjang total pendederan I, II dan III yaitu 8,77%; 13,29%; 24,54%. Genetic gain FCR pendederan I, II dan III yaitu 3,44%; 3,79%; 4,14%. Genetic gain SGR pendederan I, II dan III yaitu 7,59%; 3,13%; 3,22%. Kualitas air selama penelitian masih layak untuk kehidupan ikan nila. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa program seleksi individu yang dilakukan pada ikan nila pandu dan nila kunti F4 dapat meningkatkan performa ikan berupa kelulushidupan, pertumbuhan, dan rasio konfersi pakan.

 


Fulltext View|Download
Keywords: Ikan Nila; Seleksi; Pertumbuhan; Genetic gain.

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.