BibTex Citation Data :
@article{JAMT5521, author = {Lilik Setiyaningsih and - Sarjito and Alfabetian Haditomo}, title = {IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA KEPITING BAKAU (Scylla serrata) YANG DIBUDIDAYAKAN DI TAMBAK PESISIR PEMALANG}, journal = {Journal of Aquaculture Management and Technology}, volume = {3}, number = {3}, year = {2014}, keywords = {Kepiting Bakau; Ektoparasit; Intensitas; Prevalensi; Dominasi}, abstract = { Infeksi ektoparasit mempunyai dampak yang sangat merugikan bagi para pembudidaya kepiting bakau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala klinis kepiting bakau yang terinfeksi ektoparasit, mengetahui jenis ektoparasit yang menyerang kepiting bakau, mengetahui tingkat intensitas, prevalensi dan dominasi ektoparasit serta mengetahui insidensi ektoparasit yang menyerang budidaya kepiting bakau. Metode pada penelitian ini adalah metode eksploratif dan metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Materi yang digunakan yaitu 60 ekor kepiting bakau terinfeksi ektoparasit yang berasal dari Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Pemalang. Pengamatan ektoparasit dilakukan dengan metode smear pada organ target (Karapaks, kaki renang, kaki jalan, capit dan insang) untuk selanjutnya diamati dibawah mikroskop. Ektoparasit yang ditemukan kemudian diidentifikasi berdasarkan buku Kabata (1985), Grabda (1981) dan Moller dan Anders (1986). Hasil penelitian diperoleh bahwa seluruh sampel kepiting bakau 100% terinfeksi ektoparasit dengan klasifikasi 47 sampel terinfeksi Ichthyobodo sp., 25 sampel terinfeksi Epistylis sp., 40 sampel terinfeksi Octolasmis sp., 2 sampel terinfeksi Carchesium sp., 6 sampel terinfeksi Vorticella sp. dan Poecilasmatidae, 1 sampel terinfeksi copepodit dan Lepeophtheirus sp. Kepiting bakau yang terinfeksi ektoparasit memiliki gejala klinis menempelnya organisme lain yang menyerupai kecambah ( Octolasmis sp.) pada karapaks, munculnya bercak putih, insang rusak dan berwarna pucat. Ektoparasit yang menginfeksi kepiting bakau di daerah pesisir Pemalang terdiri dari 4 jenis ektoparasit golongan Protozoa yaitu Ichthyobodo sp., Epistylis sp., Carchesium sp. dan Vorticella sp. , sedangkan 4 jenis lainnya ( Poecilasmatidae, Octolasmis sp., Copepodit dan Lepeophtheirus sp.) termasuk dalam golongan Crustacea. Nilai intensitas (535), prevalensi (78,3%) dan dominasi (66,9%) tertinggi dimiliki oleh Ichthyobodo sp. Sedangkan nilai intensitas (3), prevalensi (1,6%) dan dominasi (0,01%) terendah dimiliki oleh Lepeophtheirus sp. The infectious of ectoparasites has a harmful impact to mud crabs. This study aimed to determine the clinical signs of mud crabs infected by ectoparasites, to know ectoparasites that infected mud crabs and determine the intensity, prevalence and dominasi of ectoparasites that attack mud crabs. This research used exploratory method and a purposife random sampling method . This research used 60 of S. serrata that cultured at coastal of Pemalang. Samples of mud crabs have clinical signs of ectoparasites diseases and came from Ulujami, Pemalang. Ectoparasites were observed by smear method and it observed by a microscope. Then ectoparasites were identificated by Kabata (1985), Grabda (1981) and Moller and Anders (1986). The results showed that all of samples have 100% infected by ectoparasites with classification 47 samples infected by Ichthyobodo sp., 25 samples infected by Epistylis sp., 40 samples infected by Octolasmis sp., 2 samples infected by Carchesium sp., 6 samples infected by Vorticella sp. and Poecilasmatidae, 1 samples infected by copepodit dan Lepeophtheirus sp. Mud crabs whose infected by ectoparasites have clinical signs such as damage to the gills and attachment of other organisms (Octolasmis sp.). Ectoparasites were attack mud crabs (S. serrata) at coastal of Pemalang are group of Protozoa (Ichthyobodo sp., Epistylis sp., Carchesium sp. and Vorticella sp.) and Curstacean (Poecilasmatidae, Octolasmis sp., Copepodit and Lepeophtheirus sp.) The greatest intensity (535), prevalence (78,3% ) and dominasi (66,9% ) is Ichthyobodo sp. and the smallest intensity (3), prevalence (1,6%,) dan dominasi (0,01%) is Lepeophtheirus sp. }, pages = {8--16} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jamt/article/view/5521} }
Refworks Citation Data :
Infeksi ektoparasit mempunyai dampak yang sangat merugikan bagi para pembudidaya kepiting bakau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala klinis kepiting bakau yang terinfeksi ektoparasit, mengetahui jenis ektoparasit yang menyerang kepiting bakau, mengetahui tingkat intensitas, prevalensi dan dominasi ektoparasit serta mengetahui insidensi ektoparasit yang menyerang budidaya kepiting bakau. Metode pada penelitian ini adalah metode eksploratif dan metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Materi yang digunakan yaitu 60 ekor kepiting bakau terinfeksi ektoparasit yang berasal dari Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Pemalang. Pengamatan ektoparasit dilakukan dengan metode smear pada organ target (Karapaks, kaki renang, kaki jalan, capit dan insang) untuk selanjutnya diamati dibawah mikroskop. Ektoparasit yang ditemukan kemudian diidentifikasi berdasarkan buku Kabata (1985), Grabda (1981) dan Moller dan Anders (1986). Hasil penelitian diperoleh bahwa seluruh sampel kepiting bakau 100% terinfeksi ektoparasit dengan klasifikasi 47 sampel terinfeksi Ichthyobodo sp., 25 sampel terinfeksi Epistylis sp., 40 sampel terinfeksi Octolasmis sp., 2 sampel terinfeksi Carchesium sp., 6 sampel terinfeksi Vorticella sp. dan Poecilasmatidae, 1 sampel terinfeksi copepodit dan Lepeophtheirus sp. Kepiting bakau yang terinfeksi ektoparasit memiliki gejala klinis menempelnya organisme lain yang menyerupai kecambah (Octolasmis sp.) pada karapaks, munculnya bercak putih, insang rusak dan berwarna pucat. Ektoparasit yang menginfeksi kepiting bakau di daerah pesisir Pemalang terdiri dari 4 jenis ektoparasit golongan Protozoa yaitu Ichthyobodo sp., Epistylis sp., Carchesium sp. dan Vorticella sp., sedangkan 4 jenis lainnya (Poecilasmatidae, Octolasmis sp., Copepodit dan Lepeophtheirus sp.) termasuk dalam golongan Crustacea. Nilai intensitas (535), prevalensi (78,3%) dan dominasi (66,9%) tertinggi dimiliki oleh Ichthyobodo sp. Sedangkan nilai intensitas (3), prevalensi (1,6%) dan dominasi (0,01%) terendah dimiliki oleh Lepeophtheirus sp.
The infectious of ectoparasites has a harmful impact to mud crabs. This study aimed to determine the clinical signs of mud crabs infected by ectoparasites, to know ectoparasites that infected mud crabs and determine the intensity, prevalence and dominasi of ectoparasites that attack mud crabs. This research used exploratory method and a purposife random sampling method. This research used 60 of S. serrata that cultured at coastal of Pemalang. Samples of mud crabs have clinical signs of ectoparasites diseases and came from Ulujami, Pemalang. Ectoparasites were observed by smear method and it observed by a microscope. Then ectoparasites were identificated by Kabata (1985), Grabda (1981) and Moller and Anders (1986). The results showed that all of samples have 100% infected by ectoparasites with classification 47 samples infected by Ichthyobodo sp., 25 samples infected by Epistylis sp., 40 samples infected by Octolasmis sp., 2 samples infected by Carchesium sp., 6 samples infected by Vorticella sp. and Poecilasmatidae, 1 samples infected by copepodit dan Lepeophtheirus sp. Mud crabs whose infected by ectoparasites have clinical signs such as damage to the gills and attachment of other organisms (Octolasmis sp.). Ectoparasites were attack mud crabs (S. serrata) at coastal of Pemalang are group of Protozoa (Ichthyobodo sp., Epistylis sp., Carchesium sp. and Vorticella sp.) and Curstacean (Poecilasmatidae, Octolasmis sp., Copepodit and Lepeophtheirus sp.) The greatest intensity (535), prevalence (78,3% ) and dominasi (66,9% ) is Ichthyobodo sp. and the smallest intensity (3), prevalence (1,6%,) dan dominasi (0,01%) is Lepeophtheirus sp.
Last update: