skip to main content

PENGARUH LAMA WAKTU PERENDAMAN EMBRIO DALAM PROPOLIS TERHADAP MASKULINISASI IKAN CUPANG (Betta splendens)

*Danella Austraningsih Puspa Nazar  -  Departemen Akuakultur, Indonesia
Fajar Basuki  -  Departemen Akuakultur, Indonesia
Tristiana Yuniarti  -  Departemen Akuakultur, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Ikan cupang (Betta splendens) berkelamin jantan merupakan salah satu jenis ikan yang digemari oleh masyarakat. Ikan cupang berkelamin jantan memiliki keunggulan pada bentuk dan warnanya. Upaya untuk memperoleh populasi jantan dapat dilakukan dengan cara pengalihan kelamin dengan melakukan perendaman embrio dalam propolis. Propolis berfungsi sebagai antioksidan, diantaranya adalah chrysin, pinobaksin, vitamin C, katalase dan pinocebrin. Zat chrysin merupakan salah satu jenis flavonoid yang diakuai sebagai salah satu penghambat enzim aromatase atau lebih dikenal sebagai aromatase inhibitor. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan tersebut adalah A 0 jam, perlakuan B selama 8 jam, perlakuan C selama 16 jam dan perlakuan D selama 24 jam dengan dosis yang sama yaitu 100µl. Data yang diamati meliputi derajat penetasan, persentase jantan dan betina (%), kelulushidupan (SR) dan kualitas air.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman menggunakan propolis pada embrio dengan lama waktu yang berbeda memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase jantan dan betina sedangkan pada derajat penetasan dan kelulushidupan tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Persentase kelamin jantan pada perlakuan A sebesar 44,23%±1,50, perlakuan B sebesar 48,68%±2,75, perlakuan C sebesar 53,81%±1,84 dan perlakuan D sebesar 69,94%±3,86. Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran layak untuk budidaya Ikan Cupang (B. splendens). Kesimpulan dari penelitian ini adalah perendaman menggunakan propolis dalam embrio dengan lama waktu perendaman yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase jantan dan betina ikan cupang (B. splendens) dan lama waktu perendaman yang terbaik adalah pada perlakuan D dengan lama waktu perendaman 24 jam yang menghasilkan persentase jantan sebanyak 69,94%.

 

Male Betta fish is one of popular ornamental fish. Male Betta fish has an aestethical feature, espicially on it’s caudal fin. The attempt to obtain the percentage of male fish can be done by sex reversing with embryos immersion in propolis. Propolis has a functions as antioxidant, such as chrysin, pinobaksin, vitamin C, catalase and pinocebrin. Chrysin is flavonoid-type which able to inhibit Aromatase enzyme (aromatase inhibitors). This research is conducted by applying completely randomized desing (CRD), which consists of 4 treatments and 3 replicates. The treatment is A 0 hour, B treatment for 8 hours, treatment C for 16 hours and D treatment for 24 hours with the same dose of 100 µl. Measuring variables this research were hatching rate, the percentage of males and females (%), survival rate (SR) and water quality. The results showed that embryos immersion in propolis with different lenght of time had significant different (P < 0.05) in male and female fish percentage, then it’s hatching rate and survival rate had not significant different (P > 0.05). The percentage of male fish in treatment A was 44.23%±1,50, treatment B was 48.68%±2,75, treatment C was 53.81%±1,84 and  treatment D was 69.94%±3,86. Water quality in the media, there is a range of decent maintenance for Betta fish farming (B. splendens). The conclusion of this research was that submergence using propolis in embryos with different immersion time gives a real influence against the percentage of males and females fish betta (B. splendens) and long soaking is best at the treatment D when with the old 24 hour immersion which produced 69.94% of male fish..

Fulltext View|Download
Keywords: Propolis, Embrio, Ikan Cupang, Persentase Jantan

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.