BibTex Citation Data :
@article{JAMT10699, author = {Marwenni Siregar and Slamet Prayitno and - Sarjito}, title = {PENGARUH KONSENTRASI KONSORSIUM BAKTERI K1, K2 DAN K3 TERHADAP STATUS KESEHATAN RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii)}, journal = {Journal of Aquaculture Management and Technology}, volume = {5}, number = {1}, year = {2016}, keywords = {Eucheuma cottonii; konsorsium; konsentrasi; pertumbuhan; gejala klinis}, abstract = { Eucheuma cottonii berperan sebagai penyumbang utama produksi perikanan. Faktor penghambat produksi adalah penyakit ice-ice . Ice-ice disebabkan oleh lingkungan yang tidak sesuai, rumput laut akan stres sehingga melepaskan senyawa haloamin menimbulkan lendir dan memicu tumbuhnya bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsorsium bakteri K1, K2 dan K3 dengan konsentrasi yang berbeda terhadap kesehatan E cottonii. Metode pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuannya dengan konsorsium bakteri K1,K2 dan K3 yang sama dan konsentrasi yang berbeda yaitu A (tanpa inokulasi/kontrol), B (5x10 6 CFU/mL), C (2.3x10 7 CFU/mL, dan D (2.2x10 8 CFU/mL). E . cottonii bobot 1 gram dan panjang 5 cm dipelihara dalam botol kaca yang diisi air laut steril 200 ml selama 9 hari. Kondisi suhu 28°C, salinitas 30 ‰, dan pH 8. Pemeliharaan menggunakan shaker kecepatan 100 rpm dan pemaparan cahaya 12 jam terang 12 jam gelap. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi konsorsium K1,K2 dan K3 yang berbeda berpengaruh nyata (P < 0,01) terhadap nilai pertumbuhan mutlak E. cottonii . Gejala klinis yang ditimbulkan adalah terdapat spot putih pada thallus , warna thallus memudar, cabang melepuh dan putus. Bakteri konsorsium yang menyebabkan gejala klinis tersebut adalah Corynebacterium , Vibrio hollisae dan Pseudomonas sp . Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa konsorsium bakteri K1, K2 dan K3 dengan konsentrasi 2.2x10 8 CFU/mL dapat menyebabkan penurunan bobot dan gejala klinis tertinggi yang ditimbulkan. Eucheuma cottonii role as a major contributor to the production of fisheries. Factors inhibiting the production is ice-ice disease. Ice-ice caused by the environment are not incompatible, seaweed would stress that cause mucus haloamin releasing compounds and trigger the growth of bacteria. This study aims to determine the effect of bacterial consortium K1, K2 and K3 with different concentrations on the health of E. cottonii . The method in this study using a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. Treatment with bacterial consortium K1, K2 and K3 are the same and different concentrations namely A (without inoculation / control), B (5x10 6 CFU / ml), C (2.3x10 7 CFU / ml, and D (2.2x10 8 CFU / ml ). E. cottonii weighs 1 gram and 5 cm long preserved in a glass jar filled with 200 ml of sterile sea water for 9 days. Conditions 28 ° C, salinity 30 ‰, and pH 8. Maintenance using a shaker speed of 100 rpm and the exposure light 12 hours of light to 12 hours dark. The results showed concentrations of a consortium of K1, K2 and K3 are different significant (P <0.01) to the value of absolute growth E. cottonii . The clinical symptoms are caused there are white spots on thallus, thallus color fading, branch blister and break up. Bacteria that cause clinical symptoms consortium is Corynebacterium , Vibrio hollisae and Pseudomonas sp. Based on the results of the study concluded that the bacterial consortium K1, K2 and K3 with a concentration of 2.2x10 8 CFU / ml can cause weight loss and highest clinical symptoms caused. }, pages = {91--97} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jamt/article/view/10699} }
Refworks Citation Data :
Eucheuma cottonii berperan sebagai penyumbang utama produksi perikanan. Faktor penghambat produksi adalah penyakit ice-ice. Ice-ice disebabkan oleh lingkungan yang tidak sesuai, rumput laut akan stres sehingga melepaskan senyawa haloamin menimbulkan lendir dan memicu tumbuhnya bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsorsium bakteri K1, K2 dan K3 dengan konsentrasi yang berbeda terhadap kesehatan E cottonii. Metode pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuannya dengan konsorsium bakteri K1,K2 dan K3 yang sama dan konsentrasi yang berbeda yaitu A (tanpa inokulasi/kontrol), B (5x106 CFU/mL), C (2.3x107 CFU/mL, dan D (2.2x108 CFU/mL). E. cottonii bobot 1 gram dan panjang 5 cm dipelihara dalam botol kaca yang diisi air laut steril 200 ml selama 9 hari. Kondisi suhu 28°C, salinitas 30 ‰, dan pH 8. Pemeliharaan menggunakan shaker kecepatan 100 rpm dan pemaparan cahaya 12 jam terang 12 jam gelap. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi konsorsium K1,K2 dan K3 yang berbeda berpengaruh nyata (P < 0,01) terhadap nilai pertumbuhan mutlak E. cottonii. Gejala klinis yang ditimbulkan adalah terdapat spot putih pada thallus, warna thallus memudar, cabang melepuh dan putus. Bakteri konsorsium yang menyebabkan gejala klinis tersebut adalah Corynebacterium, Vibrio hollisae dan Pseudomonas sp. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa konsorsium bakteri K1, K2 dan K3 dengan konsentrasi 2.2x108 CFU/mL dapat menyebabkan penurunan bobot dan gejala klinis tertinggi yang ditimbulkan.
Eucheuma cottonii role as a major contributor to the production of fisheries. Factors inhibiting the production is ice-ice disease. Ice-ice caused by the environment are not incompatible, seaweed would stress that cause mucus haloamin releasing compounds and trigger the growth of bacteria. This study aims to determine the effect of bacterial consortium K1, K2 and K3 with different concentrations on the health of E. cottonii. The method in this study using a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. Treatment with bacterial consortium K1, K2 and K3 are the same and different concentrations namely A (without inoculation / control), B (5x106 CFU / ml), C (2.3x107 CFU / ml, and D (2.2x108 CFU / ml ). E. cottonii weighs 1 gram and 5 cm long preserved in a glass jar filled with 200 ml of sterile sea water for 9 days. Conditions 28 ° C, salinity 30 ‰, and pH 8. Maintenance using a shaker speed of 100 rpm and the exposure light 12 hours of light to 12 hours dark. The results showed concentrations of a consortium of K1, K2 and K3 are different significant (P <0.01) to the value of absolute growth E. cottonii. The clinical symptoms are caused there are white spots on thallus, thallus color fading, branch blister and break up. Bacteria that cause clinical symptoms consortium is Corynebacterium, Vibrio hollisae and Pseudomonas sp. Based on the results of the study concluded that the bacterial consortium K1, K2 and K3 with a concentration of 2.2x108 CFU / ml can cause weight loss and highest clinical symptoms caused.
Last update: