BibTex Citation Data :
@article{JAMT10682, author = {Katon Wicaksono and Titik Susilowati and Ristiawan Nugroho}, title = {ANALISIS KARAKTER REPRODUKSI IKAN NILA PANDU (F6) (Oreochromis niloticus) DENGAN STRAIN IKAN NILA MERAH LOKAL KEDUNG OMBO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM RESIPROKAL}, journal = {Journal of Aquaculture Management and Technology}, volume = {5}, number = {1}, year = {2016}, keywords = {karakter reproduksi; nila; resiprokal}, abstract = { Penelitian ini bertujuan mengetahui karakter reproduksi hasil pemijahan ikan nila Pandu (F6) ( Oreochromis niloticus ) dengan strain ikan nila merah lokal Kedung Ombo secara hibridisasi dan inbreeding meliputi fekunditas, diameter dan bobot telur, dan hatching rate (HR), panjang dan bobot larva kuning telur, panjang dan bobot larva lepas kuning telur, survival rate (SR), feed convertion ratio (FCR) dan specific growth rate (SGR) dan mengetahui perlakuan terbaik. Penelitian ini dilaksanakan dari Maret - Juni 2015 di Satuan Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (PBIAT) Janti, Klaten. Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila Pandu (F6) dan ikan nila merah lokal Kedung Ombo dengan bobot rata-rata ♂ ± 240-540 g dan ♀ ± 110-260 g. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini: perlakuan A (Pandu (F6) ♂ x Pandu (F6) ♀), B (Pandu (F6) ♂ x Nila Merah Lokal Kedung Ombo ♀), C (Nila Merah Lokal Kedung Ombo ♂ x Pandu (F6) ♀), dan D (Nila Merah Lokal Kedung Ombo ♂ x Nila Merah Lokal Kedung Ombo ♀). Data yang diamati meliputi fekunditas, HR, diameter dan bobot telur, panjang dan bobot larva kuning telur, panjang dan bobot larva lepas kuning telur, SGR, FCR, SR, dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai fekunditas, HR, SR, FCR dan SGR menunjukkan bahwa perlakuan hibridisasi lebih baik dari perlakuan inbreeding dengan masing-masing nilai terbaik yaitu fekunditas pada perlakuan B (1479,00 ± 120,58 butir telur), HR pada perlakuan B (73,61 ± 2,71%), SR pada perlakuan C (74,68±3,99%), FCR pada perlakuan B (0,65±0,06), dan SGR pada perlakuan B (7,01±0,37 %/hari), tetapi pada nilai diameter dan bobot telur menunjukkan bahwa perlakuan inbreeding lebih baik dari perlakuan hibridisasi dengan masing-masing nilai terbaik yaitu diameter telur pada perlakuan A (2,79±0,23 mm) dan bobot telur pada perlakuan A (0,01±0,001 gram), Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran yang layak untuk budidaya ikan nila. The objectives to know the character reproduction spawning tilapia Pandu (F6) ( Oreochromis niloticus ) with strains tilapia local red Kedung Ombo in hybridization and inbreeding covering fecundity, diameter and weights eggs, and hatching rate (HR) long and weight larvae egg yolk, long and weight larvae off egg yolk, survival rate (SR), feeds convertion ratio (FCR) and specific growth rate (SGR), and knowing the best treatment. Study was conducted from March-June 2015 in a work unit is Satuan Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (PBIAT) Janti, Klaten. The fish tilapia with weights on average ♂ ± 240-540 g and ♀ ± 110-260 g. This research was conducted with the experimental method using Random Design Complete (RAL) with 4 treatments and 3 repetition. The treatments in this study: the treatment A (Pandu (F6) ♂ x Pandu (F6) ♀), B (Pandu (F6) ♂ x Local Red Tilapia Kedung Ombo ♀), C (Local Red Tilapia Kedung Ombo ♂ x Pandu (F6) ♀), and D (Local Red Tilapia Kedung Ombo ♂ x Local Red Tilapia Kedung Ombo ♀). The observed data covering fecundity, HR, egg weight, diameter and length of the larval weights and egg yolks, the length and weight of the egg yolk off larvae, FCR, SGR, SR, and water quality. The research results show that the value of fecundity, HR, SR, FCR and SGR shows that treatment hybridization better than treatment inbreeding with each the best value that is fecundity in treatment B (1479 . 00 ± 120 . 58 egg), HR in treatment B (73 . 61 ± 2 . 71%), SR in treatment C (74 . 68 ± 3 . 99%), FCR in treatment B (0 . 65 ± 0 . 06), and SGR in treatment B (7 . 01 ± 0 . 37%/day), but on the value diameter and weights eggs shows that treatment inbreeding better than treatment hybridization with each the best value that is diameter the eggs in treatment A (2 . 79 ± 0 . 23 mm) and weights the eggs in treatment A (0 . 01 ± 0 . 001 gram), the quality of water at media maintenance found in a range unfit for cultivation tilapia. }, pages = {8--16} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jamt/article/view/10682} }
Refworks Citation Data :
Penelitian ini bertujuan mengetahui karakter reproduksi hasil pemijahan ikan nila Pandu (F6) (Oreochromis niloticus) dengan strain ikan nila merah lokal Kedung Ombo secara hibridisasi dan inbreeding meliputi fekunditas, diameter dan bobot telur, dan hatching rate (HR), panjang dan bobot larva kuning telur, panjang dan bobot larva lepas kuning telur, survival rate (SR), feed convertion ratio (FCR) dan specific growth rate (SGR) dan mengetahui perlakuan terbaik. Penelitian ini dilaksanakan dari Maret - Juni 2015 di Satuan Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (PBIAT) Janti, Klaten. Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila Pandu (F6) dan ikan nila merah lokal Kedung Ombo dengan bobot rata-rata ♂ ± 240-540 g dan ♀ ± 110-260 g. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini: perlakuan A (Pandu (F6) ♂ x Pandu (F6) ♀), B (Pandu (F6) ♂ x Nila Merah Lokal Kedung Ombo ♀), C (Nila Merah Lokal Kedung Ombo ♂ x Pandu (F6) ♀), dan D (Nila Merah Lokal Kedung Ombo ♂ x Nila Merah Lokal Kedung Ombo ♀). Data yang diamati meliputi fekunditas, HR, diameter dan bobot telur, panjang dan bobot larva kuning telur, panjang dan bobot larva lepas kuning telur, SGR, FCR, SR, dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai fekunditas, HR, SR, FCR dan SGR menunjukkan bahwa perlakuan hibridisasi lebih baik dari perlakuan inbreeding dengan masing-masing nilai terbaik yaitu fekunditas pada perlakuan B (1479,00±120,58 butir telur), HR pada perlakuan B (73,61±2,71%), SR pada perlakuan C (74,68±3,99%), FCR pada perlakuan B (0,65±0,06), dan SGR pada perlakuan B (7,01±0,37 %/hari), tetapi pada nilai diameter dan bobot telur menunjukkan bahwa perlakuan inbreeding lebih baik dari perlakuan hibridisasi dengan masing-masing nilai terbaik yaitu diameter telur pada perlakuan A (2,79±0,23 mm) dan bobot telur pada perlakuan A (0,01±0,001 gram), Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran yang layak untuk budidaya ikan nila.
The objectives to know the character reproduction spawning tilapia Pandu (F6) (Oreochromis niloticus) with strains tilapia local red Kedung Ombo in hybridization and inbreeding covering fecundity, diameter and weights eggs, and hatching rate (HR) long and weight larvae egg yolk, long and weight larvae off egg yolk, survival rate (SR), feeds convertion ratio (FCR) and specific growth rate (SGR), and knowing the best treatment. Study was conducted from March-June 2015 in a work unit is Satuan Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (PBIAT) Janti, Klaten. The fish tilapia with weights on average ♂ ± 240-540 g and ♀ ± 110-260 g. This research was conducted with the experimental method using Random Design Complete (RAL) with 4 treatments and 3 repetition. The treatments in this study: the treatment A (Pandu (F6) ♂ x Pandu (F6) ♀), B (Pandu (F6) ♂ x Local Red Tilapia Kedung Ombo ♀), C (Local Red Tilapia Kedung Ombo ♂ x Pandu (F6) ♀), and D (Local Red Tilapia Kedung Ombo ♂ x Local Red Tilapia Kedung Ombo ♀). The observed data covering fecundity, HR, egg weight, diameter and length of the larval weights and egg yolks, the length and weight of the egg yolk off larvae, FCR, SGR, SR, and water quality. The research results show that the value of fecundity, HR, SR, FCR and SGR shows that treatment hybridization better than treatment inbreeding with each the best value that is fecundity in treatment B (1479.00±120.58 egg), HR in treatment B (73.61±2.71%), SR in treatment C (74.68±3.99%), FCR in treatment B (0.65±0.06), and SGR in treatment B (7.01±0.37%/day), but on the value diameter and weights eggs shows that treatment inbreeding better than treatment hybridization with each the best value that is diameter the eggs in treatment A (2.79±0.23 mm) and weights the eggs in treatment A (0.01±0.001 gram), the quality of water at media maintenance found in a range unfit for cultivation tilapia.
Last update: