slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
INTERPRETASI KHALAYAK TERHADAP PEMBERITAAN KASUS KEKERASAN SEKSUAL DI JAKARTA INTERNATIONAL SCHOOL DI TELEVISI | Vither | Interaksi Online skip to main content

INTERPRETASI KHALAYAK TERHADAP PEMBERITAAN KASUS KEKERASAN SEKSUAL DI JAKARTA INTERNATIONAL SCHOOL DI TELEVISI


Citation Format:
Abstract

Televisi merupakan teknologi audio visual yang dapat menyajikan informasi dan hiburan
secara cepat, terjangkau, dan umum dimiliki oleh masyarakat. Setiap stasiun televisi berusaha
memberikan program-program terbaru sesuai dengan tren yang berlangsung. Begitu
beranekaragam produk yang disajikan televisi, salah satu produk unggulan yang disajikan
televisi adalah program berita.
Berita yang memuat peristiwa kekerasan dan kriminalitas mendapat perhatian yang cukup
tinggi dari para penonton televisi. Bahkan berita kriminal dan kekerasan sering disiarkan pada
jam-jam produktif untuk menarik minat masyarakat. Pemberitaan kekerasan yang berlebihan
ditakutkan dapat menimbulkan efek bagi pemirsa yang menyaksikan berita tersebut secara terus
menerus. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan audiens
mengenai pemberitaan kasus kekerasan seksual di Jakarta International School yang tayang pada
program berita di televisi. Penelitian ini menggunakan model encoding-decoding Stuart Hall
untuk menjelaskan jalannya proses encoding-decoding pemberitaan dari program berita.
Penelitian ini adalah penelitian dengan tipe deskriptif yang bersifat kualitatif dan
menggunakan pendekatan analisis resepsi. Dalam analisis resepsi khalayak dipandang sebagai
produser makna yang tidak hanya menjadi konsumen isi media. Hasil penelitian akan membagi
khalayak ke dalam tiga posisi pemaknaan. Yaitu kelompok dominat reading, khalayak yang
menerima fakta yang ditayangkan oleh program berita sesuai dengan prefered reading (makna
yang ditawarkan media). Kelompok ini diisi oleh mereka yang menganggap bahwa kasus
kekerasan seksual di JIS merupakan kasus yang menyeramkan. Kelompok negotiated reading,
memaknai fakta yang ditayangkan sesuai dengan kenyataan, namun tidak setuju dengan cara
penyampaiannya dalam program berita. Sedangkan kelompok oppositional reading, adalah
khalayak yang memiliki pemaknaan yang berbeda sama sekali dengan makna dominan.
Kelompok ini terdiri dari mereka yang menganggap bahwa kasus kekerasan seksual di JIS adalah
kasus kriminalitas biasa dan tidak takut terhadap hal tersebut
Penelitian ini sangat terbuka untuk dikaji dari sudut pandang dan metode berbeda dan
menjadi dasar penelitian selanjutnya, terutama hal mengenai pemberitaan pesohor di
infotainment dan khalayak aktif sehingga dapat menambah kajian penerimaan khalayak.

Fulltext View|Download
Keywords: analisis resepsi, program berita, kekerasan seksual, pemberitaan, anak.

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.