BibTex Citation Data :
@article{IO8273, author = {Brillian Vither and Hedi Santosa and Turnomo Rahardjo and Adi Nugroho}, title = {INTERPRETASI KHALAYAK TERHADAP PEMBERITAAN KASUS KEKERASAN SEKSUAL DI JAKARTA INTERNATIONAL SCHOOL DI TELEVISI}, journal = {Interaksi Online}, volume = {3}, number = {2}, year = {2015}, keywords = {analisis resepsi, program berita, kekerasan seksual, pemberitaan, anak.}, abstract = { Televisi merupakan teknologi audio visual yang dapat menyajikan informasi dan hiburan secara cepat, terjangkau, dan umum dimiliki oleh masyarakat. Setiap stasiun televisi berusaha memberikan program-program terbaru sesuai dengan tren yang berlangsung. Begitu beranekaragam produk yang disajikan televisi, salah satu produk unggulan yang disajikan televisi adalah program berita. Berita yang memuat peristiwa kekerasan dan kriminalitas mendapat perhatian yang cukup tinggi dari para penonton televisi. Bahkan berita kriminal dan kekerasan sering disiarkan pada jam-jam produktif untuk menarik minat masyarakat. Pemberitaan kekerasan yang berlebihan ditakutkan dapat menimbulkan efek bagi pemirsa yang menyaksikan berita tersebut secara terus menerus. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan audiens mengenai pemberitaan kasus kekerasan seksual di Jakarta International School yang tayang pada program berita di televisi. Penelitian ini menggunakan model encoding-decoding Stuart Hall untuk menjelaskan jalannya proses encoding-decoding pemberitaan dari program berita. Penelitian ini adalah penelitian dengan tipe deskriptif yang bersifat kualitatif dan menggunakan pendekatan analisis resepsi. Dalam analisis resepsi khalayak dipandang sebagai produser makna yang tidak hanya menjadi konsumen isi media. Hasil penelitian akan membagi khalayak ke dalam tiga posisi pemaknaan. Yaitu kelompok dominat reading, khalayak yang menerima fakta yang ditayangkan oleh program berita sesuai dengan prefered reading (makna yang ditawarkan media). Kelompok ini diisi oleh mereka yang menganggap bahwa kasus kekerasan seksual di JIS merupakan kasus yang menyeramkan. Kelompok negotiated reading, memaknai fakta yang ditayangkan sesuai dengan kenyataan, namun tidak setuju dengan cara penyampaiannya dalam program berita. Sedangkan kelompok oppositional reading, adalah khalayak yang memiliki pemaknaan yang berbeda sama sekali dengan makna dominan. Kelompok ini terdiri dari mereka yang menganggap bahwa kasus kekerasan seksual di JIS adalah kasus kriminalitas biasa dan tidak takut terhadap hal tersebut Penelitian ini sangat terbuka untuk dikaji dari sudut pandang dan metode berbeda dan menjadi dasar penelitian selanjutnya, terutama hal mengenai pemberitaan pesohor di infotainment dan khalayak aktif sehingga dapat menambah kajian penerimaan khalayak. }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/8273} }
Refworks Citation Data :
Televisi merupakan teknologi audio visual yang dapat menyajikan informasi dan hiburan secara cepat, terjangkau, dan umum dimiliki oleh masyarakat. Setiap stasiun televisi berusaha memberikan program-program terbaru sesuai dengan tren yang berlangsung. Begitu beranekaragam produk yang disajikan televisi, salah satu produk unggulan yang disajikan televisi adalah program berita.Berita yang memuat peristiwa kekerasan dan kriminalitas mendapat perhatian yang cukup tinggi dari para penonton televisi. Bahkan berita kriminal dan kekerasan sering disiarkan pada jam-jam produktif untuk menarik minat masyarakat. Pemberitaan kekerasan yang berlebihan ditakutkan dapat menimbulkan efek bagi pemirsa yang menyaksikan berita tersebut secara terus menerus. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan audiens mengenai pemberitaan kasus kekerasan seksual di Jakarta International School yang tayang pada program berita di televisi. Penelitian ini menggunakan model encoding-decoding Stuart Hall untuk menjelaskan jalannya proses encoding-decoding pemberitaan dari program berita.Penelitian ini adalah penelitian dengan tipe deskriptif yang bersifat kualitatif dan menggunakan pendekatan analisis resepsi. Dalam analisis resepsi khalayak dipandang sebagai produser makna yang tidak hanya menjadi konsumen isi media. Hasil penelitian akan membagi khalayak ke dalam tiga posisi pemaknaan. Yaitu kelompok dominat reading, khalayak yang menerima fakta yang ditayangkan oleh program berita sesuai dengan prefered reading (makna yang ditawarkan media). Kelompok ini diisi oleh mereka yang menganggap bahwa kasus kekerasan seksual di JIS merupakan kasus yang menyeramkan. Kelompok negotiated reading, memaknai fakta yang ditayangkan sesuai dengan kenyataan, namun tidak setuju dengan cara penyampaiannya dalam program berita. Sedangkan kelompok oppositional reading, adalah khalayak yang memiliki pemaknaan yang berbeda sama sekali dengan makna dominan.Kelompok ini terdiri dari mereka yang menganggap bahwa kasus kekerasan seksual di JIS adalah kasus kriminalitas biasa dan tidak takut terhadap hal tersebutPenelitian ini sangat terbuka untuk dikaji dari sudut pandang dan metode berbeda dan menjadi dasar penelitian selanjutnya, terutama hal mengenai pemberitaan pesohor di infotainment dan khalayak aktif sehingga dapat menambah kajian penerimaan khalayak.
Last update:
Interaksi Online, is published by Undergraduate Program of Communication Science, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024) 7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
situs slot 4d
toto slot 88