BibTex Citation Data :
@article{IO6612, author = {Yuanisa Meistha and Adi Nugroho and Hedi Santosa and Joyo Gono}, title = {Fenomena Gitaran Sore Sore Di PRO TV Dalam Mendidik Masyarakat}, journal = {Interaksi Online}, volume = {2}, number = {4}, year = {2014}, keywords = {}, abstract = { Sebagai sebuah acara hiburan yang mendidik, program acara “Gitaran Sore Sore” di ProTV dirasakan masih kurang mampu menarik minat masyarakat, khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa sebagai targetnya. Hal ini dibuktikan walaupun Kota Semarang yang merupakan kota pelajar, namun animo pelajar dan mahasiswa untuk menonton acara “Gitaran Sore Sore” tergolong masih rendah. Hasil survey suaramerdeka.com menegaskan fenomena yang serupa. Mengacu fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “mengapa acara Gitaran Sore Sore di ProTV kurang mampu menarik minat masyarakat?.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keunikan acara “Gitaran Sore Sore” di ProTV sehingga kurang mampu menarik minat masyarakat. Permasalahan penelitian di atas didekati melalui social learning theory dan model uses and gratification, di mana salah satu fokus dasarnya adalah adanya asumsi bahwa menarik tidaknya suatu acara sangat tergantung dalam perseptual dan fokus dari penerima pesan. Model uses and gratification menekankan bahwa audiens akan cenderung mengkonsumsi suatu acara di media massa apabila sesuai dengan kepentingannya dan memperoleh kepuasan dari aktivitas konsumsi yang dilakukan terhadap media massa. Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka tipe deskriptif analitis yang digunakan, karena tujuan penelitian deskriptif analisis adalah untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Narasumber yang digunakan sebanyak 5 (lima) orang yang dianggap mengetahui masalah penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian diketahui: 1) Terjadi penurunan minat menonton yang cukup signifikan pada program acara yang edukatif dan menghibur di Pro TV, seperti; Made In Indonesia, Gitaran Sore Sore, Jejak Jelajah Wisata, Bio7 dan Cooking Show Dimarco, di mana pada saat yang sama mengalami penurunan pemasukan iklan, khususnya di tahun 2013 dan 2014. Kebijakan perubahan strategi programming yang kurang kondusif bagi segmentasi pasar yang dilakukan ProTV diduga merupakan aspek dan faktor penting, yaitu sebagai determinasi pokok terhadap minat menonton ProTV; 2) Langkah strategis berupa perubahan strategi programming ke arah acara yang lebih edukatif dan menghibur yang ternyata belum mampu meningkatkan minat menonton, dapat dijelaskan dengan uses and gratification model yang mengidentifikasi segmentasi dan target audience-nya sebagai salah satu informasi dalam menentukan format dan program acara yang disajikan, melakukan berbagai promo on air dan off air, di samping urgensi tentang perlunya melakukan monitoring terhadap pasar; 3) Program–program yang ditayangkan ProTV seperti; Gitaran Sore-Sore, dan program in house yang ditayangkan cukup memberikan image station Pro TV karena sesuai dengan segmentasi dan target audience-yang dibidiknya, walaupun secara kuantitatif belum mampu meningkatkan minat menonton secara umum; 4) Perluasan pasar yang dilakukan ProTV yang diikuti dengan program– program yang lebih variatif beserta segala strategi programming-nya ini mampu meningkatkan audience share ProTV yang berimbas pula pada meningkatnya pendapatan melalui iklan karena rating yang tinggi. Keywords: Gitaran Sore Sore, Program acara hiburan yang Mendidik. }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/6612} }
Refworks Citation Data :
Sebagai sebuah acara hiburan yang mendidik, program acara “Gitaran Sore Sore” di ProTVdirasakan masih kurang mampu menarik minat masyarakat, khususnya di kalangan pelajar danmahasiswa sebagai targetnya. Hal ini dibuktikan walaupun Kota Semarang yang merupakan kotapelajar, namun animo pelajar dan mahasiswa untuk menonton acara “Gitaran Sore Sore” tergolongmasih rendah. Hasil survey suaramerdeka.com menegaskan fenomena yang serupa. Mengacufenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “mengapa acara Gitaran Sore Sore di ProTVkurang mampu menarik minat masyarakat?.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuikeunikan acara “Gitaran Sore Sore” di ProTV sehingga kurang mampu menarik minat masyarakat.Permasalahan penelitian di atas didekati melalui social learning theory dan model uses andgratification, di mana salah satu fokus dasarnya adalah adanya asumsi bahwa menarik tidaknyasuatu acara sangat tergantung dalam perseptual dan fokus dari penerima pesan. Model uses andgratification menekankan bahwa audiens akan cenderung mengkonsumsi suatu acara di mediamassa apabila sesuai dengan kepentingannya dan memperoleh kepuasan dari aktivitas konsumsiyang dilakukan terhadap media massa. Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, makatipe deskriptif analitis yang digunakan, karena tujuan penelitian deskriptif analisis adalah untukmembuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifatpopulasi atau daerah tertentu. Narasumber yang digunakan sebanyak 5 (lima) orang yangdianggap mengetahui masalah penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian diketahui: 1) Terjadi penurunan minat menonton yang cukupsignifikan pada program acara yang edukatif dan menghibur di Pro TV, seperti; Made In Indonesia,Gitaran Sore Sore, Jejak Jelajah Wisata, Bio7 dan Cooking Show Dimarco, di mana pada saatyang sama mengalami penurunan pemasukan iklan, khususnya di tahun 2013 dan 2014. Kebijakanperubahan strategi programming yang kurang kondusif bagi segmentasi pasar yang dilakukanProTV diduga merupakan aspek dan faktor penting, yaitu sebagai determinasi pokok terhadapminat menonton ProTV; 2) Langkah strategis berupa perubahan strategi programming ke arahacara yang lebih edukatif dan menghibur yang ternyata belum mampu meningkatkan minatmenonton, dapat dijelaskan dengan uses and gratification model yang mengidentifikasi segmentasidan target audience-nya sebagai salah satu informasi dalam menentukan format dan programacara yang disajikan, melakukan berbagai promo on air dan off air, di samping urgensi tentangperlunya melakukan monitoring terhadap pasar; 3) Program–program yang ditayangkan ProTVseperti; Gitaran Sore-Sore, dan program in house yang ditayangkan cukup memberikan imagestation Pro TV karena sesuai dengan segmentasi dan target audience-yang dibidiknya, walaupunsecara kuantitatif belum mampu meningkatkan minat menonton secara umum; 4) Perluasan pasaryang dilakukan ProTV yang diikuti dengan program– program yang lebih variatif beserta segalastrategi programming-nya ini mampu meningkatkan audience share ProTV yang berimbas pulapada meningkatnya pendapatan melalui iklan karena rating yang tinggi.Keywords: Gitaran Sore Sore, Program acara hiburan yang Mendidik.
Last update:
Interaksi Online, is published by Undergraduate Program of Communication Science, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024) 7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
situs slot 4d
toto slot 88