BibTex Citation Data :
@article{IO52432, author = {Rana Kusumawardani and Nurul Hasfi}, title = {REDEFINISI STANDAR KECANTIKAN MODERN : ANALISIS SEMIOTIKA PADA IKLAN “UNDEFINABLE” BRAND VICTORIA’S SECRET}, journal = {Interaksi Online}, volume = {13}, number = {3}, year = {2025}, keywords = {kecantikan, semiotika, representasi, Victoria’s Secret}, abstract = { Standar kecantikan modern yang dibentuk oleh media dan industri fashion kerap menekan perempuan untuk menyesuaikan diri dengan citra tubuh ideal yang sempit. Kampanye Undefinable dari Victoria’s Secret muncul sebagai narasi redefinisi kecantikan yang diklaim lebih inklusif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kampanye tersebut membentuk ulang makna kecantikan modern melalui representasi visual dan simbolik. Menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis semiotika John Fiske, penelitian ini memfokuskan analisis pada satu video kampanye berdurasi 60 detik yang diunggah melalui Instagram. Hasil penelitian menunjukkan adanya keberagaman ras, bentuk tubuh, usia, dan identitas gender dalam video, disertai teknik sinematik seperti pencahayaan natural, ekspresi autentik, serta efek musik dinamis. Namun, representasi tersebut masih dibingkai dalam estetika kapitalistik dan logika individualisme, sehingga menjadikan inklusivitas sebagai strategi citra yang aman secara komersial. Simpulan dari studi ini adalah bahwa redefinisi kecantikan dalam kampanye tersebut tetap dikendalikan oleh ideologi dominan. Diperlukan pendekatan analisis yang lebih kritis serta keterlibatan subjek representasi agar narasi inklusivitas tidak sekadar menjadi alat pemasaran. }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/52432} }
Refworks Citation Data :
Standar kecantikan modern yang dibentuk oleh media dan industri fashion kerap menekan perempuan untuk menyesuaikan diri dengan citra tubuh ideal yang sempit. Kampanye Undefinable dari Victoria’s Secret muncul sebagai narasi redefinisi kecantikan yang diklaim lebih inklusif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kampanye tersebut membentuk ulang makna kecantikan modern melalui representasi visual dan simbolik. Menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis semiotika John Fiske, penelitian ini memfokuskan analisis pada satu video kampanye berdurasi 60 detik yang diunggah melalui Instagram. Hasil penelitian menunjukkan adanya keberagaman ras, bentuk tubuh, usia, dan identitas gender dalam video, disertai teknik sinematik seperti pencahayaan natural, ekspresi autentik, serta efek musik dinamis. Namun, representasi tersebut masih dibingkai dalam estetika kapitalistik dan logika individualisme, sehingga menjadikan inklusivitas sebagai strategi citra yang aman secara komersial. Simpulan dari studi ini adalah bahwa redefinisi kecantikan dalam kampanye tersebut tetap dikendalikan oleh ideologi dominan. Diperlukan pendekatan analisis yang lebih kritis serta keterlibatan subjek representasi agar narasi inklusivitas tidak sekadar menjadi alat pemasaran.
Last update:
Interaksi Online, is published by Undergraduate Program of Communication Science, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024) 7460056, Fax: (024)7460055