BibTex Citation Data :
@article{IO5103, author = {Dwi Setyorini and Wiwid Rakhmad and Taufik Suprihatini and Dr. Sunarto}, title = {Kekerasan Dalam Sinetron “Si Biang Kerok Cilik” (Analisis Isi Kekerasan Dalam Tayangan Sinetron Anak-anak “Si Biang Kerok Cilik” Di SCTV)}, journal = {Interaksi Online}, volume = {2}, number = {2}, year = {2014}, keywords = {}, abstract = { Tayangan televisi merupakan kebutuhan primer masyarakat untuk mendapatkan informasi dan hiburan. Kebutuhan menonton televisi menjadikan persaingan antar stasiun televisi untuk menghasilkan tayangan yang menarik perhatian pemirsa dan mendapat rating yang tinggi. Namun adanya sistem rating, isi tayangan yang dihasilkan kurang berkualitas dan tidak mendidik seperti unsur kekerasan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kekerasan pada tayangan sinetron anak-anak “Si Biang Kerok Cilik” di SCTV. Tipe penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan metode analisis isi. Teori yang digunakan adalah Teori Kultivasi dari Gebner (Griffin, 2011) dan Bentuk-bentuk kekerasan menurut Sunarto (2009) sebagai dasar kategorisasi kekerasan. Populasi penelitian ini seluruh tayangan Si Biang Kerok Cilik di SCTV, yaitu 149 episode, menggunakan teknik sampel acak sederhana (simple random sampling) dengan cara pengundian. Sampel berjumlah 10 episode dari populasi meliputi episode 02, 26, 43, 62, 98, 103, 112, 118, 139, dan 146. Teknik analisis data menggunakan uji reliabilitas antar dua koder. Hasil uji reliabilitas antar koder diperoleh 100%. Temuan penelitian menunjukkan sinetron Si Biang Kerok Cilik, dari 170 tokoh terdapat 107 tokoh (63%) melakukan kekerasan. Kekerasan banyak dilakukan oleh tokoh Usia Dewasa dan Anak. Bentuk kekerasan yang banyak muncul adalah Kekerasan Fisik (79%) dan Kekerasan Psikologis (42%). Hampir seluruh kekerasan dilakukan dengan Motif Sengaja (93%), dan sebagian besar dilakukan di Lokasi Publik (67%) yaitu di Jalan dan di Sekolah. Pada sinetron Si Biang Kerok Cilik terlihat bahwa tayangan ini banyak menampilkan / terkesan memberikan bentuk kekerasan secara jelas, serta kekerasan boleh atau wajar dilakukan oleh usia dewasa bahkan anak-anak baik dirumah maupun di tempat terbuka. Saran penelitian ini adalah televisi harus memperhatikan isi tayangan program sehingga layak ditonton pemirsa. Begitu juga masyarakat perlu mendampingi anak saat menonton televisi serta melek media agar dapat memahami dan memilih tontonan yang sesuai. Kata Kunci : Analisis Isi, Kekerasan, Televisi }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/5103} }
Refworks Citation Data :
Tayangan televisi merupakan kebutuhan primer masyarakat untuk mendapatkan informasi dan hiburan. Kebutuhan menonton televisi menjadikan persaingan antar stasiun televisi untuk menghasilkan tayangan yang menarik perhatian pemirsa dan mendapat rating yang tinggi. Namun adanya sistem rating, isi tayangan yang dihasilkan kurang berkualitas dan tidak mendidik seperti unsur kekerasan.Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kekerasan pada tayangan sinetron anak-anak “Si Biang Kerok Cilik” di SCTV. Tipe penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan metode analisis isi. Teori yang digunakan adalah Teori Kultivasi dari Gebner (Griffin, 2011) dan Bentuk-bentuk kekerasan menurut Sunarto (2009) sebagai dasar kategorisasi kekerasan. Populasi penelitian ini seluruh tayangan Si Biang Kerok Cilik di SCTV, yaitu 149 episode, menggunakan teknik sampel acak sederhana (simple random sampling) dengan cara pengundian.Sampel berjumlah 10 episode dari populasi meliputi episode 02, 26, 43, 62, 98, 103, 112, 118, 139, dan 146. Teknik analisis data menggunakan uji reliabilitas antar dua koder.Hasil uji reliabilitas antar koder diperoleh 100%. Temuan penelitian menunjukkan sinetron Si Biang Kerok Cilik, dari 170 tokoh terdapat 107 tokoh(63%) melakukan kekerasan. Kekerasan banyak dilakukan oleh tokoh Usia Dewasa dan Anak. Bentuk kekerasan yang banyak muncul adalah Kekerasan Fisik (79%) dan Kekerasan Psikologis (42%). Hampir seluruh kekerasan dilakukan dengan Motif Sengaja (93%), dan sebagian besar dilakukan di Lokasi Publik (67%) yaitu di Jalan dan di Sekolah. Pada sinetron Si Biang Kerok Cilik terlihat bahwa tayangan ini banyak menampilkan / terkesan memberikan bentuk kekerasan secara jelas, serta kekerasan boleh atau wajar dilakukan oleh usia dewasa bahkan anak-anak baik dirumah maupun di tempat terbuka. Saran penelitian ini adalah televisi harus memperhatikan isi tayangan program sehingga layak ditonton pemirsa. Begitu juga masyarakat perlu mendampingi anak saat menonton televisi serta melek media agar dapat memahami dan memilih tontonanyang sesuai.Kata Kunci : Analisis Isi, Kekerasan, Televisi
Last update:
Interaksi Online, is published by Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024)7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.