EKSISTENSI TRADISI ERTUTUR SEBAGAI IDENTITAS MAHASISWA PERANTAU SUKU BATAK KARO DI KOTA SEMARANG

Abstract

Tradisi Ertutur merupakan sistem komunikasi khas suku Batak Karo yang berfungsi untuk mengenali hubungan kekerabatan. Dalam konteks diaspora, mahasiswa perantau suku Batak Karo menghadapi tantangan mempertahankan tradisi ini di tengah lingkungan dengan budaya heterogen. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan enam informan yang merupakan mahasiswa perantau suku Batak Karo di Kota Semarang. Teori Identitas Sosial digunakan untuk menganalisis proses mahasiswa dalam mendefinisikan identitas mereka melalui tradisi Ertutur. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana komunikasi melalui tradisi ini membantu mereka dalam membangun hubungan sosial dan menemukan posisi mereka dalam komunitas diaspora. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun tradisi Ertutur menghadapi tantangan seperti budaya luar serta kurangnya pemahaman generasi muda terhadap sistem kekerabatan yang lebih mendalam, mahasiswa perantau ini tetap menjadikan tradisi Ertutur sebagai bagian penting dari identitas budaya mereka untuk menjalin mempererat hubungan kekeluargaan dengan komunitas etnis yang sama di perantauan. Eksistensi tradisi Ertutur bukan hanya menunjukkan upaya untuk melestarikan budaya, tetapi juga merupakan refleksi dari kebutuhan mahasiswa perantau untuk mempertahankan identitas mereka dalam komunitas diaspora. Lebih lanjut, tradisi ini berperan penting dalam menjaga identitas budaya, namun mahasiswa perantau suku Batak Karo melakukan adaptasi agar tradisi Ertutur tetap relevan. Penyesuaian ini terlihat dalam pola komunikasi yang lebih sederhana ketika melaksanakan tradisi Ertutur.