skip to main content

Memahami Fenomena Body Shaming di Kalangan Remaja Awal

*Nabila Azzahra  -  Prodi S1 Ilmu Komunikasi
Hapsari Dwiningtyas Sulistyani  -  Prodi S1 Ilmu Komunikasi
Triyono Lukmantoro  -  Prodi S1 Ilmu Komunikasi

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya body shaming yang dialami oleh anak remaja awal usia 12-14 tahun. Penelitian ini akan dikaji dengan teori coordinated management of meaning dan interpersonal communication theory. Subjek penelitian ini adalah anak remaja awal berusia 12-14 tahun yang memiliki pengalaman sebagai korban body shaming. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis interpretif. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam terhadap 5 orang informan dan data dianalisis dengan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Dengan metoda IPA, ditemukan dua pola terkait dengan pengalaman dan pemaknaan body shaming anak remaja awal. Yang pertama adalah pola proses terjadinya body shaming yang memuat pemantik body shaming, respon korban terhadap body shaming, dan reaksi pelaku akan respon yang korban berikan. Pola kedua yaitu pola pasca terjadi body shaming yang memuat pengalaman korban dalam menceritakan body shaming yang dialaminya, kepada siapa korban bercerita dan bagaimana respon orang yang mendengar cerita korban. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah bahwa : 1. Pengalaman body shaming pada anak remaja awal diawali dengan adanya perbedaan antara dirinya dengan orang lain yang menjadi pemantik adanya body shaming. Mengalami body shaming terkadang mendorong anak untuk melakukan konfrontasi. Namun konfrontasi tsb tidak mengehentikan perilaku body shaming dr pelaku krn pelaku melakukannya bukan utk mendapat respon namun utk merasa lebih besar di lingkungannya. 2. Anak remaja awal memaknai body shaming sebagai sebuah hinaan dan penghakiman. Akibat dari adanya hinaan dan penghakiman tersebut terjadi goncangan mental akibat body shaming yang mendorong anak untuk bercerita mengenai pengelamannya kepada orang terdekat. Dukungan moral dari orang terdekatlah yang paling dibutuhkan agar anak dapat mengurangi dampak buruk body shaming terhadap dirinya.
Fulltext View|Download
Keywords: anak remaja awal, body shaming, pemaknaan, pengalaman

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.