skip to main content

VIDEO INVESTIGASI: “MENGUAK JOKI SKRIPSI DI PERGURUAN TINGGI DI SEMARANG”


Citation Format:
Abstract

INVESTIGATION VIDEOS : “REVEALING ROLE OF THESIS JOCKEY1 IN SOME
UNIVERSITIES IN SEMARANG”
ABSTRAK
Thesis is scientific papers that are done by students in order to get Bachelor Degree. Thesis
is also one of requirements for students to pass education in university and get their Bachelor
Degree. Problem appears when students are not really qualified to mae their own pappers. So some
people are willing to be thesis jockey because of students demand. Thesis jockey service is
considered as a wayout for some students, so that as long as there is money thesis will be easy to
do. Students do not need to be busy to do their own thesis, because thesis jockey will do their thesis
until the students graduate from the university.
Thesis jockey is a serius problem for education in university. Thesis jockey service produces
unqualified and dishonest students. This condition happen because there is no enough sanctions for
the students and the Thesis Jockey. This investigation is done to explain to people about thesis
jockey phenomenon that disgrace educational intitutions. So then university can avoid this
phenomenon to spread and build high quality graduates. Parents are also encouraged to lead their
children so they don‟t use thesis jockey service. Factual investigation is done to explain the truth by
interviewing trust worthy informan providing qualified data.
This investigation is done based on a hypothesis that this phenomenon has been a common
thing to do to get bachelor degree. There are three steps in maing this investigation video, thoose
are : pre production, production, and post production. This investigation was broadcasted in Cakra
Semarang tv in a program called “Target Investigasi” on Monday june 17, 2013. The Tv station has
a role as a partner in broadcasting this video.
Keyword : investigation, university students, thesis jockey, television
1 ˇ people who are paid to make someone’s thesis.
VIDEO INVESTIGASI: “MENGUAK JOKI SKRIPSI DI PERGURUAN TINGGI DI
SEMARANG”
ABSTRAK
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
berkualifikasi sarjana. Skripsi merupakan salah satu syarat seorang mahasiswa dapat menyelesaikan
pendidikannya di perguruan tinggi dan memperoleh gelar sarjana. Masalah muncul ketika
mahasiswa merasa tidak mampu mengerjakan penulisan karya ilmiah tersebut. Sehingga muncullah
jasa joki skripsi karena adanya permintaan dari kalangan mahasiswa. Jasa joki skripsi dianggap
mempermudah penyelesaian skripsi mahasiswa, ada uang skripsi pun ditangan. Mahasiswa tidak
perlu repot mengerjakan skripsinya sendiri, karena jasa joki skripsi lah yang akan
menyelesaikannya dan dengan jaminan lulus.
Joki skripsi merupakan masalah yang cukup serius di kalangan perguruan tinggi. Jasa joki
skripsi menghasilkan sarjana yang tidak berkualitas dan tidak menjunjung tinggi nilai kejujuran.
Maraknya jasa joki skripsi dikarenakan tidak adanya hukum yang memberikan sanksi secara tegas
terhadap pemakai jasa maupun penyedia jasa. Investigasi ini diharapkan dapat memberikan
gambaran kepada masyarakat mengenai fenomena joki skripsi yang mencoreng institusi pendidikan.
Sehingga nantinya pihak universitas dapat mencegah fenomena joki skripsi ini semakin
berkembang dan memperbaiki kualitas sarjana yang dihasilkan. Pihak orang tua juga diharapkan
mampu membimbing anaknya untuk tidak menggunakan jasa joki skripsi. Penelusuran fakta
dilakukan untuk memaparkan kebenaran dengan menghadirkan narasumber maupun data yang
dapat dipercaya.
Investigasi dilakukan berdasarkan hipotesis bahwa fenomena ini sudah menjadi hal yang
lazim dalam memperoleh gelar sarjana. Dengan pelaksanaan proses produksi yang dibagi dalam
tiga tahapan yaitu tahap: pra produksi, produksi dan paska produksi. Investigasi ini ditayangkan di
Cakra Semarang TV dalam program Target Investigasi pada hari Senin 17 Juni 2013. Pihak televisi
berperan sebagai partner dalam penayangan video investigasi tersebut.
Kata kunci : investigasi, mahasiswa, joki skripsi, televisi
Oleh: Amelia Ariyani D2C008008, Ilmu Komunikasi
KARYA ILMIAH “ MENGUNGKAP JOKI SKRIPSI DI PERGURUAN TINGGI”
PENDAHULUAN
Setiap tahun, ribuan sarjana dicetak dari berbagai universitas maupun lembaga pendidikan
tinggi lainnya. Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pengembangan (OECD) menyatakan Indonesia
akan menjadi negara dengan jumlah sarjana muda terbanyak kelima di masa depan. Situasi ini akan
terwujud paling lambat pada 2020 mendatang. Data itu merupakan proyeksi dari upaya Indonesia
meningkatkan jumlah lulusan perguruan tinggi. Dua tahun lalu, Indonesia menyumbang empat
persen sarjana berusia 25-34 dari 129 juta mahasiswa di seluruh negara anggota G-20. Pada 2020,
OECD memperkirakan jumlah itu akan bertambah menjadi 6 persen. Sehingga, Indonesia sekaligus
mengalahkan Inggris, Jerman, dan Spanyol, sebagai negara penyumbang sarjana muda terbanyak.
Bahkan pada masa-masa itu kemungkinan besar jumlah sarjana terdidik negara ini tiga kali lebih
banyak dibanding Prancis. (BBC, 12 Juli 2012)
Para sarjana yang dihasilkan di Indonesia harus melalui masa studi selama 4 tahun atau
maksimal 14 semester dengan beban Satuan Kredit Semester (SKS) yang biasanya sebanyak 144-
146 SKS. Para calon sarjana juga diwajibkan untuk membuat skripsi atau tugas akhir. Dirjen Dikti
mengatakan bahwa sarjana harus punya kemampuan menulis secara ilmiah. Sebagai salah satu
prasyarat yang harus dilalui mahasiswa untuk mendapatkan gelar kesarjanaan strata 1 (S1), menulis
skripsi dijadikan alat untuk mengukur kemampuan metodologi dan analisis terhadap permasalahan
yang ditulis (Djoko Santoso, 2012).
Berdasarkan definisi awam yang dirumuskan skripsi mengandung komponen pengertian
berikut : karya tulis ilmiah hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa berkualifikasi sarjana
(Rahyono FX,2010:23). Skripsi merupakan syarat seorang mahasiswa menyelesaikan pendidikan
sarjananya dengan tujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai
dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan
pengetahuan dan ketrampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan dan
menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. Skripsi
merupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri
(PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia, skripsi diartikan sebagai suatu karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari
persyaratan pendidikan akademis.
Permasalahan mulai muncul ketika mahasiswa merasa tidak cukup mampu untuk
menyelesaikan tugas penulisan skripsi. inilah yang membuat beberapa pihak memanfaatkan
kesempatan untuk sekedar membuka jasa pengetikan ataupun melayani pengolahan data. Selain itu
muncul juga jasa pembuatan skripsi yang semakin bertebaran dan mudah untuk ditemui. Jika dahulu
mungkin dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, dan informasi di sebarkan dari mulut ke mulut,
maka saat ini jasa penulisan skripsi dengan mudah diakses oleh mahasiswa melalui internet. Hanya
dengan memasukkan kata kunci “konsultasi skripsi” dengan mesin pencari, hasilnya adalah 23.400
file pada www.yahoo.com, 90.300 file pada www.google.com. Bahkan para penyedia jasa
pembuatan skripsi tidak segan untuk menempel iklan di beberapa tempat misalnya dinding atau
pohon di sekitar kampus. Jasa seperti ini seolah-olah dilegalkan, karena tidak pernah terdengar ada
yang biro jasa skripsi yang dimeja hijaukan. Fenomena joki skripsi hadir karena adanya permintaan
dan penawaran. Sistem yang dibangun dunia pendidikan ternyata memuat kekuatan-kekuatan pasar
yang terbilang anomin (Wahono, 2001:4-9).
ISI
Maraknya jasa pembuatan skripsi di beberapa kota merupakan tantangan serius bagi
perguruan-perguruan tinggi yang ada. Pasalnya, jasa pembuatan skripsi telah menjadi “alternatif"
bagi mahasiswa akhir yang ingin menuntaskan skripsi. Keberadaan jasa pembuatan di tengah
dinamika pendidikan tak dapat dipandang sebagai fenomena biasa. Apalagi, kita tahu jasa
pembuatan skripsi begitu mudah ditemukan melalui jaringan teman, iklan promosi yang dipasang di
jalan-jalan, atau lewat jasa iklan media massa. Itu artinya, fenomena tersebut tidak dapat diabaikan
pihak perguruan tinggi. Dalam buku Academics Underground (2011) dengan gamblang
membeberkan data sedemikian banyaknya mahasiswa menggunakan BBS (Biro Bimbingan Skripsi)
dalam proses pembuatan skripsi. (Suara Karta 24 April 2012). Secara sosiologis, Soekanto
menyebut maraknya praktik bimbingan skripsi di luar kampus sebagai budaya tanding (counterculture)
terhadap kultur akademik di perguruan tinggi, yang muncul dalam bentuk penyimpangan
atau penyelewengan (1995:190-191).
Ada berbagai alasan mengapa joki skripsi menjadi hal yang makin marak dan jasa ini
diminati oleh mahasiswa tingkat akhir. Menurut Nugroho, Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
Unnes, ada tiga variabel yang menyebabkan maraknya bisnis joki skripsi. Yakni kultur akademik
yang rendah, adanya pelaku pasar (para joki), serta regulasi yang tidak jelas. Regulasi pemerintah
juga menjadi problem tersendiri. Pemerintah memaksakan agar kuantitas lulusan perguruan tinggi
meningkat. Program itu ditangkap secara jeli oleh perguruan tinggi dengan menyelenggarakan
perkuliahan "instan", model ekstensi atau semester pendek. Alhasil, perguruan tinggi menjadi
produsen sarjana berkualitas fast food. (Suara Merdeka, 21 April 2005). Program perkuliahan
ekstensi banyak dinilai menjadi salah satu faktor mengapa joki skripsi tetap berjaya di tengahtengah
masyarakat. Bisnis joki skripsi ini kian menyeruak saat perguruan tinggi ramai-ramai
membuka program ekstensi. (Suara Merdeka, 14 April 2005, hal 10).
Alasan lain mengapa joki skripsi kian marak juga tidak lepas dari dosen pembimbing yang
kurang maksimal dalam memberikan pelayanan pada mahasiswa. Wakil Direktur Bidang Akademik
Sekolah Pascasarjana UGM menyatakan, ketika pembimbing itu overload, punya kesibukan yang
banyak di luar kegiatan belajar-mengajar maka ada kecenderungan di dalam menyikapi tugas
pembimbingan hanya sebagai rutinitas yang harus dia lakukan. Akhirnya, dosen-dosen
pembimbing akan cenderung untuk kemudian menjadi stereotipik. (Edhi Martono, 2009).
Maraknya bisnis joki skripsi dipengaruhi pula oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
rendahnya budaya penelitian di kalangan civitas akademika perguruan tinggi. Aktivitas penelitian
hanya menjadi komoditas segelintir individu yang masih konsisten membaktikan keilmuannya pada
masyarakat. Indikasinya bisa dilihat dari minimnya kebiasaan menulis (writing habit), yang bila
ditelusuri lebih lanjut juga diimbangi oleh rendahnya kebiasaan membaca (reading habit) di
kalangan masyarakat kampus. (M.Isnaini, Pemerhati pendidikan (Bangkapos, 4 April 2012))
Banyak yang terjadi di lapangan seputar maraknya bisnis joki skripsi, tidak hanya sebagai
jasa konsultasi, namun pengerjaan skripsi hingga bab akhir. Bahkan dalam beberapa media dapat
kita temukan pengakuan para joki skripsi yang melayani pengerjaan skripsi para mahasiswa seperti
dalam tayangan “Mata Najwa” di Metro TV pada 7 Maret 2012 dan dalam program “Topik Kita” di
ANTV pada Januari 2012.
Selain di media tv, ada juga beberapa fakta yang ditemukan di media online seperti:
No Fakta yang terjadi di lapangan
1 Seorang oknum MA. Pria lulusan pendidikan Ekonomi dari salah
satu universitas negeri di daerah Rawamangun, menjalani bisnisnya
sejak 2001. Pada dasarnya dia memang menyediakan jasa
pengolahan data dengan SPSS, namun rata-rata klien berdatangan
dengan hasil lapangan yang tidak bagus ketika dianalisa, karena itu
dia meng-upgrade data supaya hasilnya memuaskan. Akhirnya ia
menyarankan klien untuk tidak perlu turun lapangan
(http://edukasi.kompasiana.com).
2 Salah seorang joki skripsi di kawasan UMS. Narasumber mengaku
dirinya membanderol harga satu skripsi antara Rp1.100.000,00
hingga Rp2.000.000,00. (http://pabelan-online.com).
3 SJ alumnus STAIN Kudus, SJ mengaku bahwa ia tidak melakukan
promosi. Awalnya ia hanya membantu membuatkan satu-dua
mahasiswa, namun lambat laun menyebar. Mahasiswa yang
konsultasi kepada SJ dan umumnya “konsultan” skripsi lainnya
bervariasi dalam meminta jasa. Ada yang hanya meminta judul,
hanya membuatkan proposal, hanya sebagian dari skripsi, namun
yang paling banyak adalah membuatkan skripsi secara keseluruhan
(http://paradigmainstitute.com).
Keterangan:
Gambar 1.1 Salah satu iklan yang menawarkan jasa konsultasi skripsi di daerah Bendan
Dhuwur daerah Kampus Unika Semarang.
Gambar 1.2 Iklan yang ditempel di dinding depan kampus Unisbank Semarang
Gambar 1.3 Iklan yang serupa dengan gambar 1.1 hanya berbeda tempat
pemasangan
Gambar 1.4 Iklan yang ditempel di depan kantor Kopertis Semarang
Joki skripsi menjadi sebuah fenomena yang membuat kejahatan akademis terlihat biasa
saja, walaupun joki skripsi sebenarnya merupakan salah satu hal yang merusak citra pendidikan
karena melahirkan sarjana yang tidak berkualitas. Bagi Ketua Dewan Pendidikan Provinsi DI
Yogyakarta Wuryadi, fenomena ini menandakan pendidikan telah dianggap sebagai komoditas yang
punya harga dan bisa diperdagangkan. Pemalsuan skripsi disebut sebagai bagian dari budaya instan
pendidikan yang lebih mengutamakan kemudahan dibandingkan dengan moral dan proses. Mereka
berambisi meraih gelar meski dengan skripsi pesanan. (Kompas, 19 Februari 2010).
Dalam buku „Academic Underground‟ diungkapkan bahwa Biro-biro Bimbingan Skripsi
(BBS) merupakan permasalahan klise yang tidak hanya dialami di Jogja, tetapi juga dialami di kotakota
pendidikan di Indonesia. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi hal tersebut, antara lain:
(1) Kejujuran intelektual akademik S1, S2, S3 cukup memprihatinkan,
(2) Birokrasi penulisan skripsi di institusi,
(3) Pola bimbingan dosen, serta
(4) Motivasi klien yang ingin cepat selesai skripsi. (Hujair AH. Sanaky,2011).
Para penyedia jasa pembuatan skripsi melakukan berbagai promosi, selain dari mulut ke
mulut, para penyedia jasa ini melakukan pemasangan iklan di dinding bahkan di pohon-pohon yang
membuat iklan mereka mudah terlihat. Di Kota Semarang pun dengan mudahnya dapat kita jumpai
iklan-iklan yang menjual jasa skripsi, mulai dari pengetikan, olah data, bahkan pembuatan skripsi.
Melalui iklan-iklan tersebut, joki skripsi mendapatkan klien dan dengan mudahnya klien dapat
menghubungi penyedia jasa skripsi tersebut.
Adanya praktek joki skripsi di Semarang cukup menarik perhatian, karena Semarang
merupakan salah satu kota yang menjadi tujuan pendidikan karena terdapat banyak universitas baik
negeri maupun swasta. Semarang juga merupakan ibu kota provinsi Jawa Tengah yang tentu saja
menjadi kota tujuan para pelajar untuk melanjutkan studinya dalam jenjang S1. Semarang menjadi
alternatif pilihan calon mahasiswa dari seluruh Indonesia karena berbagai faktor di antaranya:
sarana dan prasarana yang memadai, dukungan pemerintah, kualitas lulusan yang kompetitif dan
juga biaya hidup yang relatif murah di pulau Jawa.
Proses untuk menyelesaikan program S1 bagi para mahasiswa merupakan hal yang wajib.
Skripsi menunjukkan karya tulis ilmiah yang ditulis berdasarkan riset dengan harapan dapat
melahirkan sarjana yang berkualitas secara intelektual dan mempunyai nalar ilmiah. Namun tugas
penulisan skripsi yang dibebankan kepada mahasiswa memunculkan “kebutuhan” dalam
penyelesaiannya. Kebutuhan tersebut menuntuk ketersediaan waktu, kemampuan penelitian, biaya,
akses internet, pembimbing, serta kebijakan akademik. Perguruan tinggi menyediakan layanan
pembimbing skripsi, dalam hal ini dosen menjadi pembimbing bagi mahasiswa, dosen yang
ditunjuk berdasarkan jurusan atau kompetensi sesuai dengan bidangnya. Namun masalah mulai
muncul ketika mahasiswa merasa kurang mampu atau tidak sanggup untuk menyelesaikan
skripsinya, bisa karena faktor tidak adanya waktu, ketidakmampuan atau kurang menguasai materi
dan dapat juga karena terdesak batas masa studi, maka mahasiswa mencari jalan lain yaitu
mempertimbangkan layanan bimbingan skripsi bahkan layanan pembuatan skripsi. Karena adanya
permintaan atau kebutuhan akan layanan ini,makan bisnis layanan bimbingan skripsi atau perjokian
skripsi ada dimana-mana.
PENUTUP
Praktek joki skripsi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat tentu saja menarik menjadi
perhatian karena citra pendidikan menjadi buruk apabila praktek semacam ini terus dibiarkan. Di
Semarang praktek semacam ini diduga ada dan terjadi, dimana mahasiswa tingkat akhir
menyerahkan urusan skripsi ke tangan joki skripsi. Joki skripsi seperti menjadi solusi termudah bagi
mahasiswa yang malas mengerjakan skripsi. Fenomena joki skripsi menjadi hal yang menarik untuk
dibahas karena menyangkut praktek yang “dibiarkan” oleh masyarakat. Padahal pendidikan tinggi
masih menjadi harapan bagi bangsa ini sehingga keberadaan para sarjana diharapkan membawa
perubahan dan memantapkan generasi muda bangsa. Namun fenomena yang terjadi justru
berseberangan dengan idealiatas karena dalam penulisan skripsi masih ada kecurangan yang
dilakukan oleh mahasiswa yaitu dengan menggunakan jasa joki skripsi.
Penulis mengangkat topik joki skripsi karena menganggap bahwa topik ini layak diketahui
oleh masyarakat luas. Mereka tidak hanya mendengar opini saja akan tetapi mereka dapat melihat
fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penulis ingin permasalahan ini nantinya dapat
menjadikan pembelajaran bagi mahasiswa maupun masyarakat untuk meminimalisir kecurangan
akademis (khususnya joki skripsi). Penulis berharap nantinya praktek seperti ini dapat ditindak
tegas, sehingga pihak universitas dapat menghasilkan sarjana berkualitas yang tidak hanya
menggunakan joki skripsi sebagai jalan pintas.
Daftar Pustaka
Buku text
Darwanto. (2007). Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Gaines, William. C. (2007). Laporan Investigasi untuk Media. Jakarta: ISAI.
Kovach, Bill, dan Rosenstiel, Tom. (2006). Sembilan Elemen Jurnalisme. Jakarta: Yayasan
Pantau.
Laksono, Dhandy D. (2009). Menyingkap Fakta: Panduan Liputan Investigasi Media Cetak,
Radio, dan Televisi. Jakarta: AJI.
Muda, Deddy Iskandar. (2003). Jurnalistik Televisi. Bandung: Rosdakarya.
Sanaky, Hujair dkk. (2011). Academics Underground. Yogyakarta: Pusat Studi Islam UII.
Santana K, Septiawan. (2003). Jurnalisme Investigatif. Jakarta: Yayasan
Obor.
Santana K, Septiawan. (2005). Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor.
Suhandang, Kustadi. (2004). Pengantar Jurnalistik. Bandung: Penerbit Nuansa.
Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana.
Jurnal
Marselinus Tondok, Hernanda Ristyadi, Aniva Kartika. 2008. Prokrastinasi Akademik dan
Niat Membeli Skripsi. Anima, Indonesian Psychological Journal., 24 (1), 76-87.
Internet
http://edukasi.kompas.com/read/2012/02/03/15160740/Ini.Alasan.Mahasiswa.Wajib.Publika
si.Makalah akses 6 September 2012 20:22
http://www.ugm.ac.id/index.php?page=headline&artikel=254 diakses pada 4 September
2012
http://www.uajy.ac.id/2011/07/25/bedah-buku-%E2%80%9Cacademicsunderground%
E2%80%9D/ pada tanggal akses 4 September 2012 21:50

Fulltext View|Download

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.