BibTex Citation Data :
@article{IO3102, author = {Amelia Ariyani and Muchamad Yuliano and Nurul Hasfi}, title = {VIDEO INVESTIGASI: “MENGUAK JOKI SKRIPSI DI PERGURUAN TINGGI DI SEMARANG”}, journal = {Interaksi Online}, volume = {1}, number = {3}, year = {2013}, keywords = {}, abstract = { INVESTIGATION VIDEOS : “REVEALING ROLE OF THESIS JOCKEY1 IN SOME UNIVERSITIES IN SEMARANG” ABSTRAK Thesis is scientific papers that are done by students in order to get Bachelor Degree. Thesis is also one of requirements for students to pass education in university and get their Bachelor Degree. Problem appears when students are not really qualified to mae their own pappers. So some people are willing to be thesis jockey because of students demand. Thesis jockey service is considered as a wayout for some students, so that as long as there is money thesis will be easy to do. Students do not need to be busy to do their own thesis, because thesis jockey will do their thesis until the students graduate from the university. Thesis jockey is a serius problem for education in university. Thesis jockey service produces unqualified and dishonest students. This condition happen because there is no enough sanctions for the students and the Thesis Jockey. This investigation is done to explain to people about thesis jockey phenomenon that disgrace educational intitutions. So then university can avoid this phenomenon to spread and build high quality graduates. Parents are also encouraged to lead their children so they don‟t use thesis jockey service. Factual investigation is done to explain the truth by interviewing trust worthy informan providing qualified data. This investigation is done based on a hypothesis that this phenomenon has been a common thing to do to get bachelor degree. There are three steps in maing this investigation video, thoose are : pre production, production, and post production. This investigation was broadcasted in Cakra Semarang tv in a program called “Target Investigasi” on Monday june 17, 2013. The Tv station has a role as a partner in broadcasting this video. Keyword : investigation, university students, thesis jockey, television 1 ˇ people who are paid to make someone’s thesis. VIDEO INVESTIGASI: “MENGUAK JOKI SKRIPSI DI PERGURUAN TINGGI DI SEMARANG” ABSTRAK Skripsi merupakan karya tulis ilmiah hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa berkualifikasi sarjana. Skripsi merupakan salah satu syarat seorang mahasiswa dapat menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi dan memperoleh gelar sarjana. Masalah muncul ketika mahasiswa merasa tidak mampu mengerjakan penulisan karya ilmiah tersebut. Sehingga muncullah jasa joki skripsi karena adanya permintaan dari kalangan mahasiswa. Jasa joki skripsi dianggap mempermudah penyelesaian skripsi mahasiswa, ada uang skripsi pun ditangan. Mahasiswa tidak perlu repot mengerjakan skripsinya sendiri, karena jasa joki skripsi lah yang akan menyelesaikannya dan dengan jaminan lulus. Joki skripsi merupakan masalah yang cukup serius di kalangan perguruan tinggi. Jasa joki skripsi menghasilkan sarjana yang tidak berkualitas dan tidak menjunjung tinggi nilai kejujuran. Maraknya jasa joki skripsi dikarenakan tidak adanya hukum yang memberikan sanksi secara tegas terhadap pemakai jasa maupun penyedia jasa. Investigasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai fenomena joki skripsi yang mencoreng institusi pendidikan. Sehingga nantinya pihak universitas dapat mencegah fenomena joki skripsi ini semakin berkembang dan memperbaiki kualitas sarjana yang dihasilkan. Pihak orang tua juga diharapkan mampu membimbing anaknya untuk tidak menggunakan jasa joki skripsi. Penelusuran fakta dilakukan untuk memaparkan kebenaran dengan menghadirkan narasumber maupun data yang dapat dipercaya. Investigasi dilakukan berdasarkan hipotesis bahwa fenomena ini sudah menjadi hal yang lazim dalam memperoleh gelar sarjana. Dengan pelaksanaan proses produksi yang dibagi dalam tiga tahapan yaitu tahap: pra produksi, produksi dan paska produksi. Investigasi ini ditayangkan di Cakra Semarang TV dalam program Target Investigasi pada hari Senin 17 Juni 2013. Pihak televisi berperan sebagai partner dalam penayangan video investigasi tersebut. Kata kunci : investigasi, mahasiswa, joki skripsi, televisi Oleh: Amelia Ariyani D2C008008, Ilmu Komunikasi KARYA ILMIAH “ MENGUNGKAP JOKI SKRIPSI DI PERGURUAN TINGGI” PENDAHULUAN Setiap tahun, ribuan sarjana dicetak dari berbagai universitas maupun lembaga pendidikan tinggi lainnya. Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pengembangan (OECD) menyatakan Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah sarjana muda terbanyak kelima di masa depan. Situasi ini akan terwujud paling lambat pada 2020 mendatang. Data itu merupakan proyeksi dari upaya Indonesia meningkatkan jumlah lulusan perguruan tinggi. Dua tahun lalu, Indonesia menyumbang empat persen sarjana berusia 25-34 dari 129 juta mahasiswa di seluruh negara anggota G-20. Pada 2020, OECD memperkirakan jumlah itu akan bertambah menjadi 6 persen. Sehingga, Indonesia sekaligus mengalahkan Inggris, Jerman, dan Spanyol, sebagai negara penyumbang sarjana muda terbanyak. Bahkan pada masa-masa itu kemungkinan besar jumlah sarjana terdidik negara ini tiga kali lebih banyak dibanding Prancis. (BBC, 12 Juli 2012) Para sarjana yang dihasilkan di Indonesia harus melalui masa studi selama 4 tahun atau maksimal 14 semester dengan beban Satuan Kredit Semester (SKS) yang biasanya sebanyak 144- 146 SKS. Para calon sarjana juga diwajibkan untuk membuat skripsi atau tugas akhir. Dirjen Dikti mengatakan bahwa sarjana harus punya kemampuan menulis secara ilmiah. Sebagai salah satu prasyarat yang harus dilalui mahasiswa untuk mendapatkan gelar kesarjanaan strata 1 (S1), menulis skripsi dijadikan alat untuk mengukur kemampuan metodologi dan analisis terhadap permasalahan yang ditulis (Djoko Santoso, 2012). Berdasarkan definisi awam yang dirumuskan skripsi mengandung komponen pengertian berikut : karya tulis ilmiah hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa berkualifikasi sarjana (Rahyono FX,2010:23). Skripsi merupakan syarat seorang mahasiswa menyelesaikan pendidikan sarjananya dengan tujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan ketrampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. Skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, skripsi diartikan sebagai suatu karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis. Permasalahan mulai muncul ketika mahasiswa merasa tidak cukup mampu untuk menyelesaikan tugas penulisan skripsi. inilah yang membuat beberapa pihak memanfaatkan kesempatan untuk sekedar membuka jasa pengetikan ataupun melayani pengolahan data. Selain itu muncul juga jasa pembuatan skripsi yang semakin bertebaran dan mudah untuk ditemui. Jika dahulu mungkin dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, dan informasi di sebarkan dari mulut ke mulut, maka saat ini jasa penulisan skripsi dengan mudah diakses oleh mahasiswa melalui internet. Hanya dengan memasukkan kata kunci “konsultasi skripsi” dengan mesin pencari, hasilnya adalah 23.400 file pada www.yahoo.com, 90.300 file pada www.google.com. Bahkan para penyedia jasa pembuatan skripsi tidak segan untuk menempel iklan di beberapa tempat misalnya dinding atau pohon di sekitar kampus. Jasa seperti ini seolah-olah dilegalkan, karena tidak pernah terdengar ada yang biro jasa skripsi yang dimeja hijaukan. Fenomena joki skripsi hadir karena adanya permintaan dan penawaran. Sistem yang dibangun dunia pendidikan ternyata memuat kekuatan-kekuatan pasar yang terbilang anomin (Wahono, 2001:4-9). ISI Maraknya jasa pembuatan skripsi di beberapa kota merupakan tantangan serius bagi perguruan-perguruan tinggi yang ada. Pasalnya, jasa pembuatan skripsi telah menjadi “alternatif\" bagi mahasiswa akhir yang ingin menuntaskan skripsi. Keberadaan jasa pembuatan di tengah dinamika pendidikan tak dapat dipandang sebagai fenomena biasa. Apalagi, kita tahu jasa pembuatan skripsi begitu mudah ditemukan melalui jaringan teman, iklan promosi yang dipasang di jalan-jalan, atau lewat jasa iklan media massa. Itu artinya, fenomena tersebut tidak dapat diabaikan pihak perguruan tinggi. Dalam buku Academics Underground (2011) dengan gamblang membeberkan data sedemikian banyaknya mahasiswa menggunakan BBS (Biro Bimbingan Skripsi) dalam proses pembuatan skripsi. (Suara Karta 24 April 2012). Secara sosiologis, Soekanto menyebut maraknya praktik bimbingan skripsi di luar kampus sebagai budaya tanding (counterculture) terhadap kultur akademik di perguruan tinggi, yang muncul dalam bentuk penyimpangan atau penyelewengan (1995:190-191). Ada berbagai alasan mengapa joki skripsi menjadi hal yang makin marak dan jasa ini diminati oleh mahasiswa tingkat akhir. Menurut Nugroho, Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Unnes, ada tiga variabel yang menyebabkan maraknya bisnis joki skripsi. Yakni kultur akademik yang rendah, adanya pelaku pasar (para joki), serta regulasi yang tidak jelas. Regulasi pemerintah juga menjadi problem tersendiri. Pemerintah memaksakan agar kuantitas lulusan perguruan tinggi meningkat. Program itu ditangkap secara jeli oleh perguruan tinggi dengan menyelenggarakan perkuliahan \"instan\", model ekstensi atau semester pendek. Alhasil, perguruan tinggi menjadi produsen sarjana berkualitas fast food. (Suara Merdeka, 21 April 2005). Program perkuliahan ekstensi banyak dinilai menjadi salah satu faktor mengapa joki skripsi tetap berjaya di tengahtengah masyarakat. Bisnis joki skripsi ini kian menyeruak saat perguruan tinggi ramai-ramai membuka program ekstensi. (Suara Merdeka, 14 April 2005, hal 10). Alasan lain mengapa joki skripsi kian marak juga tidak lepas dari dosen pembimbing yang kurang maksimal dalam memberikan pelayanan pada mahasiswa. Wakil Direktur Bidang Akademik Sekolah Pascasarjana UGM menyatakan, ketika pembimbing itu overload, punya kesibukan yang banyak di luar kegiatan belajar-mengajar maka ada kecenderungan di dalam menyikapi tugas pembimbingan hanya sebagai rutinitas yang harus dia lakukan. Akhirnya, dosen-dosen pembimbing akan cenderung untuk kemudian menjadi stereotipik. (Edhi Martono, 2009). Maraknya bisnis joki skripsi dipengaruhi pula oleh beberapa faktor, diantaranya adalah rendahnya budaya penelitian di kalangan civitas akademika perguruan tinggi. Aktivitas penelitian hanya menjadi komoditas segelintir individu yang masih konsisten membaktikan keilmuannya pada masyarakat. Indikasinya bisa dilihat dari minimnya kebiasaan menulis (writing habit), yang bila ditelusuri lebih lanjut juga diimbangi oleh rendahnya kebiasaan membaca (reading habit) di kalangan masyarakat kampus. (M.Isnaini, Pemerhati pendidikan (Bangkapos, 4 April 2012)) Banyak yang terjadi di lapangan seputar maraknya bisnis joki skripsi, tidak hanya sebagai jasa konsultasi, namun pengerjaan skripsi hingga bab akhir. Bahkan dalam beberapa media dapat kita temukan pengakuan para joki skripsi yang melayani pengerjaan skripsi para mahasiswa seperti dalam tayangan “Mata Najwa” di Metro TV pada 7 Maret 2012 dan dalam program “Topik Kita” di ANTV pada Januari 2012. Selain di media tv, ada juga beberapa fakta yang ditemukan di media online seperti: No Fakta yang terjadi di lapangan 1 Seorang oknum MA. Pria lulusan pendidikan Ekonomi dari salah satu universitas negeri di daerah Rawamangun, menjalani bisnisnya sejak 2001. Pada dasarnya dia memang menyediakan jasa pengolahan data dengan SPSS, namun rata-rata klien berdatangan dengan hasil lapangan yang tidak bagus ketika dianalisa, karena itu dia meng-upgrade data supaya hasilnya memuaskan. Akhirnya ia menyarankan klien untuk tidak perlu turun lapangan (http://edukasi.kompasiana.com). 2 Salah seorang joki skripsi di kawasan UMS. Narasumber mengaku dirinya membanderol harga satu skripsi antara Rp1.100.000,00 hingga Rp2.000.000,00. (http://pabelan-online.com). 3 SJ alumnus STAIN Kudus, SJ mengaku bahwa ia tidak melakukan promosi. Awalnya ia hanya membantu membuatkan satu-dua mahasiswa, namun lambat laun menyebar. Mahasiswa yang konsultasi kepada SJ dan umumnya “konsultan” skripsi lainnya bervariasi dalam meminta jasa. Ada yang hanya meminta judul, hanya membuatkan proposal, hanya sebagian dari skripsi, namun yang paling banyak adalah membuatkan skripsi secara keseluruhan (http://paradigmainstitute.com). Keterangan: Gambar 1.1 Salah satu iklan yang menawarkan jasa konsultasi skripsi di daerah Bendan Dhuwur daerah Kampus Unika Semarang. Gambar 1.2 Iklan yang ditempel di dinding depan kampus Unisbank Semarang Gambar 1.3 Iklan yang serupa dengan gambar 1.1 hanya berbeda tempat pemasangan Gambar 1.4 Iklan yang ditempel di depan kantor Kopertis Semarang Joki skripsi menjadi sebuah fenomena yang membuat kejahatan akademis terlihat biasa saja, walaupun joki skripsi sebenarnya merupakan salah satu hal yang merusak citra pendidikan karena melahirkan sarjana yang tidak berkualitas. Bagi Ketua Dewan Pendidikan Provinsi DI Yogyakarta Wuryadi, fenomena ini menandakan pendidikan telah dianggap sebagai komoditas yang punya harga dan bisa diperdagangkan. Pemalsuan skripsi disebut sebagai bagian dari budaya instan pendidikan yang lebih mengutamakan kemudahan dibandingkan dengan moral dan proses. Mereka berambisi meraih gelar meski dengan skripsi pesanan. (Kompas, 19 Februari 2010). Dalam buku „Academic Underground‟ diungkapkan bahwa Biro-biro Bimbingan Skripsi (BBS) merupakan permasalahan klise yang tidak hanya dialami di Jogja, tetapi juga dialami di kotakota pendidikan di Indonesia. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi hal tersebut, antara lain: (1) Kejujuran intelektual akademik S1, S2, S3 cukup memprihatinkan, (2) Birokrasi penulisan skripsi di institusi, (3) Pola bimbingan dosen, serta (4) Motivasi klien yang ingin cepat selesai skripsi. (Hujair AH. Sanaky,2011). Para penyedia jasa pembuatan skripsi melakukan berbagai promosi, selain dari mulut ke mulut, para penyedia jasa ini melakukan pemasangan iklan di dinding bahkan di pohon-pohon yang membuat iklan mereka mudah terlihat. Di Kota Semarang pun dengan mudahnya dapat kita jumpai iklan-iklan yang menjual jasa skripsi, mulai dari pengetikan, olah data, bahkan pembuatan skripsi. Melalui iklan-iklan tersebut, joki skripsi mendapatkan klien dan dengan mudahnya klien dapat menghubungi penyedia jasa skripsi tersebut. Adanya praktek joki skripsi di Semarang cukup menarik perhatian, karena Semarang merupakan salah satu kota yang menjadi tujuan pendidikan karena terdapat banyak universitas baik negeri maupun swasta. Semarang juga merupakan ibu kota provinsi Jawa Tengah yang tentu saja menjadi kota tujuan para pelajar untuk melanjutkan studinya dalam jenjang S1. Semarang menjadi alternatif pilihan calon mahasiswa dari seluruh Indonesia karena berbagai faktor di antaranya: sarana dan prasarana yang memadai, dukungan pemerintah, kualitas lulusan yang kompetitif dan juga biaya hidup yang relatif murah di pulau Jawa. Proses untuk menyelesaikan program S1 bagi para mahasiswa merupakan hal yang wajib. Skripsi menunjukkan karya tulis ilmiah yang ditulis berdasarkan riset dengan harapan dapat melahirkan sarjana yang berkualitas secara intelektual dan mempunyai nalar ilmiah. Namun tugas penulisan skripsi yang dibebankan kepada mahasiswa memunculkan “kebutuhan” dalam penyelesaiannya. Kebutuhan tersebut menuntuk ketersediaan waktu, kemampuan penelitian, biaya, akses internet, pembimbing, serta kebijakan akademik. Perguruan tinggi menyediakan layanan pembimbing skripsi, dalam hal ini dosen menjadi pembimbing bagi mahasiswa, dosen yang ditunjuk berdasarkan jurusan atau kompetensi sesuai dengan bidangnya. Namun masalah mulai muncul ketika mahasiswa merasa kurang mampu atau tidak sanggup untuk menyelesaikan skripsinya, bisa karena faktor tidak adanya waktu, ketidakmampuan atau kurang menguasai materi dan dapat juga karena terdesak batas masa studi, maka mahasiswa mencari jalan lain yaitu mempertimbangkan layanan bimbingan skripsi bahkan layanan pembuatan skripsi. Karena adanya permintaan atau kebutuhan akan layanan ini,makan bisnis layanan bimbingan skripsi atau perjokian skripsi ada dimana-mana. PENUTUP Praktek joki skripsi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat tentu saja menarik menjadi perhatian karena citra pendidikan menjadi buruk apabila praktek semacam ini terus dibiarkan. Di Semarang praktek semacam ini diduga ada dan terjadi, dimana mahasiswa tingkat akhir menyerahkan urusan skripsi ke tangan joki skripsi. Joki skripsi seperti menjadi solusi termudah bagi mahasiswa yang malas mengerjakan skripsi. Fenomena joki skripsi menjadi hal yang menarik untuk dibahas karena menyangkut praktek yang “dibiarkan” oleh masyarakat. Padahal pendidikan tinggi masih menjadi harapan bagi bangsa ini sehingga keberadaan para sarjana diharapkan membawa perubahan dan memantapkan generasi muda bangsa. Namun fenomena yang terjadi justru berseberangan dengan idealiatas karena dalam penulisan skripsi masih ada kecurangan yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu dengan menggunakan jasa joki skripsi. Penulis mengangkat topik joki skripsi karena menganggap bahwa topik ini layak diketahui oleh masyarakat luas. Mereka tidak hanya mendengar opini saja akan tetapi mereka dapat melihat fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penulis ingin permasalahan ini nantinya dapat menjadikan pembelajaran bagi mahasiswa maupun masyarakat untuk meminimalisir kecurangan akademis (khususnya joki skripsi). Penulis berharap nantinya praktek seperti ini dapat ditindak tegas, sehingga pihak universitas dapat menghasilkan sarjana berkualitas yang tidak hanya menggunakan joki skripsi sebagai jalan pintas. Daftar Pustaka Buku text Darwanto. (2007). Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Gaines, William. C. (2007). Laporan Investigasi untuk Media. Jakarta: ISAI. Kovach, Bill, dan Rosenstiel, Tom. (2006). Sembilan Elemen Jurnalisme. Jakarta: Yayasan Pantau. Laksono, Dhandy D. (2009). Menyingkap Fakta: Panduan Liputan Investigasi Media Cetak, Radio, dan Televisi. Jakarta: AJI. Muda, Deddy Iskandar. (2003). Jurnalistik Televisi. Bandung: Rosdakarya. Sanaky, Hujair dkk. (2011). Academics Underground. Yogyakarta: Pusat Studi Islam UII. Santana K, Septiawan. (2003). Jurnalisme Investigatif. Jakarta: Yayasan Obor. Santana K, Septiawan. (2005). Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor. Suhandang, Kustadi. (2004). Pengantar Jurnalistik. Bandung: Penerbit Nuansa. Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana. Jurnal Marselinus Tondok, Hernanda Ristyadi, Aniva Kartika. 2008. Prokrastinasi Akademik dan Niat Membeli Skripsi. Anima, Indonesian Psychological Journal., 24 (1), 76-87. Internet http://edukasi.kompas.com/read/2012/02/03/15160740/Ini.Alasan.Mahasiswa.Wajib.Publika si.Makalah akses 6 September 2012 20:22 http://www.ugm.ac.id/index.php?page=headline&artikel=254 diakses pada 4 September 2012 http://www.uajy.ac.id/2011/07/25/bedah-buku-%E2%80%9Cacademicsunderground% E2%80%9D/ pada tanggal akses 4 September 2012 21:50 }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/3102} }
Refworks Citation Data :
INVESTIGATION VIDEOS : “REVEALING ROLE OF THESIS JOCKEY1 IN SOMEUNIVERSITIES IN SEMARANG”ABSTRAKThesis is scientific papers that are done by students in order to get Bachelor Degree. Thesisis also one of requirements for students to pass education in university and get their BachelorDegree. Problem appears when students are not really qualified to mae their own pappers. So somepeople are willing to be thesis jockey because of students demand. Thesis jockey service isconsidered as a wayout for some students, so that as long as there is money thesis will be easy todo. Students do not need to be busy to do their own thesis, because thesis jockey will do their thesisuntil the students graduate from the university.Thesis jockey is a serius problem for education in university. Thesis jockey service producesunqualified and dishonest students. This condition happen because there is no enough sanctions forthe students and the Thesis Jockey. This investigation is done to explain to people about thesisjockey phenomenon that disgrace educational intitutions. So then university can avoid thisphenomenon to spread and build high quality graduates. Parents are also encouraged to lead theirchildren so they don‟t use thesis jockey service. Factual investigation is done to explain the truth byinterviewing trust worthy informan providing qualified data.This investigation is done based on a hypothesis that this phenomenon has been a commonthing to do to get bachelor degree. There are three steps in maing this investigation video, thooseare : pre production, production, and post production. This investigation was broadcasted in CakraSemarang tv in a program called “Target Investigasi” on Monday june 17, 2013. The Tv station hasa role as a partner in broadcasting this video.Keyword : investigation, university students, thesis jockey, television1 ˇ people who are paid to make someone’s thesis.VIDEO INVESTIGASI: “MENGUAK JOKI SKRIPSI DI PERGURUAN TINGGI DISEMARANG”ABSTRAKSkripsi merupakan karya tulis ilmiah hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswaberkualifikasi sarjana. Skripsi merupakan salah satu syarat seorang mahasiswa dapat menyelesaikanpendidikannya di perguruan tinggi dan memperoleh gelar sarjana. Masalah muncul ketikamahasiswa merasa tidak mampu mengerjakan penulisan karya ilmiah tersebut. Sehingga muncullahjasa joki skripsi karena adanya permintaan dari kalangan mahasiswa. Jasa joki skripsi dianggapmempermudah penyelesaian skripsi mahasiswa, ada uang skripsi pun ditangan. Mahasiswa tidakperlu repot mengerjakan skripsinya sendiri, karena jasa joki skripsi lah yang akanmenyelesaikannya dan dengan jaminan lulus.Joki skripsi merupakan masalah yang cukup serius di kalangan perguruan tinggi. Jasa jokiskripsi menghasilkan sarjana yang tidak berkualitas dan tidak menjunjung tinggi nilai kejujuran.Maraknya jasa joki skripsi dikarenakan tidak adanya hukum yang memberikan sanksi secara tegasterhadap pemakai jasa maupun penyedia jasa. Investigasi ini diharapkan dapat memberikangambaran kepada masyarakat mengenai fenomena joki skripsi yang mencoreng institusi pendidikan.Sehingga nantinya pihak universitas dapat mencegah fenomena joki skripsi ini semakinberkembang dan memperbaiki kualitas sarjana yang dihasilkan. Pihak orang tua juga diharapkanmampu membimbing anaknya untuk tidak menggunakan jasa joki skripsi. Penelusuran faktadilakukan untuk memaparkan kebenaran dengan menghadirkan narasumber maupun data yangdapat dipercaya.Investigasi dilakukan berdasarkan hipotesis bahwa fenomena ini sudah menjadi hal yanglazim dalam memperoleh gelar sarjana. Dengan pelaksanaan proses produksi yang dibagi dalamtiga tahapan yaitu tahap: pra produksi, produksi dan paska produksi. Investigasi ini ditayangkan diCakra Semarang TV dalam program Target Investigasi pada hari Senin 17 Juni 2013. Pihak televisiberperan sebagai partner dalam penayangan video investigasi tersebut.Kata kunci : investigasi, mahasiswa, joki skripsi, televisiOleh: Amelia Ariyani D2C008008, Ilmu KomunikasiKARYA ILMIAH “ MENGUNGKAP JOKI SKRIPSI DI PERGURUAN TINGGI”PENDAHULUANSetiap tahun, ribuan sarjana dicetak dari berbagai universitas maupun lembaga pendidikantinggi lainnya. Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pengembangan (OECD) menyatakan Indonesiaakan menjadi negara dengan jumlah sarjana muda terbanyak kelima di masa depan. Situasi ini akanterwujud paling lambat pada 2020 mendatang. Data itu merupakan proyeksi dari upaya Indonesiameningkatkan jumlah lulusan perguruan tinggi. Dua tahun lalu, Indonesia menyumbang empatpersen sarjana berusia 25-34 dari 129 juta mahasiswa di seluruh negara anggota G-20. Pada 2020,OECD memperkirakan jumlah itu akan bertambah menjadi 6 persen. Sehingga, Indonesia sekaligusmengalahkan Inggris, Jerman, dan Spanyol, sebagai negara penyumbang sarjana muda terbanyak.Bahkan pada masa-masa itu kemungkinan besar jumlah sarjana terdidik negara ini tiga kali lebihbanyak dibanding Prancis. (BBC, 12 Juli 2012)Para sarjana yang dihasilkan di Indonesia harus melalui masa studi selama 4 tahun ataumaksimal 14 semester dengan beban Satuan Kredit Semester (SKS) yang biasanya sebanyak 144-146 SKS. Para calon sarjana juga diwajibkan untuk membuat skripsi atau tugas akhir. Dirjen Diktimengatakan bahwa sarjana harus punya kemampuan menulis secara ilmiah. Sebagai salah satuprasyarat yang harus dilalui mahasiswa untuk mendapatkan gelar kesarjanaan strata 1 (S1), menulisskripsi dijadikan alat untuk mengukur kemampuan metodologi dan analisis terhadap permasalahanyang ditulis (Djoko Santoso, 2012).Berdasarkan definisi awam yang dirumuskan skripsi mengandung komponen pengertianberikut : karya tulis ilmiah hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa berkualifikasi sarjana(Rahyono FX,2010:23). Skripsi merupakan syarat seorang mahasiswa menyelesaikan pendidikansarjananya dengan tujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuaidengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukanpengetahuan dan ketrampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan danmenjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. Skripsimerupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri(PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia. Menurut kamus besar bahasaIndonesia, skripsi diartikan sebagai suatu karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian daripersyaratan pendidikan akademis.Permasalahan mulai muncul ketika mahasiswa merasa tidak cukup mampu untukmenyelesaikan tugas penulisan skripsi. inilah yang membuat beberapa pihak memanfaatkankesempatan untuk sekedar membuka jasa pengetikan ataupun melayani pengolahan data. Selain itumuncul juga jasa pembuatan skripsi yang semakin bertebaran dan mudah untuk ditemui. Jika dahulumungkin dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, dan informasi di sebarkan dari mulut ke mulut,maka saat ini jasa penulisan skripsi dengan mudah diakses oleh mahasiswa melalui internet. Hanyadengan memasukkan kata kunci “konsultasi skripsi” dengan mesin pencari, hasilnya adalah 23.400file pada www.yahoo.com, 90.300 file pada www.google.com. Bahkan para penyedia jasapembuatan skripsi tidak segan untuk menempel iklan di beberapa tempat misalnya dinding ataupohon di sekitar kampus. Jasa seperti ini seolah-olah dilegalkan, karena tidak pernah terdengar adayang biro jasa skripsi yang dimeja hijaukan. Fenomena joki skripsi hadir karena adanya permintaandan penawaran. Sistem yang dibangun dunia pendidikan ternyata memuat kekuatan-kekuatan pasaryang terbilang anomin (Wahono, 2001:4-9).ISIMaraknya jasa pembuatan skripsi di beberapa kota merupakan tantangan serius bagiperguruan-perguruan tinggi yang ada. Pasalnya, jasa pembuatan skripsi telah menjadi “alternatif"bagi mahasiswa akhir yang ingin menuntaskan skripsi. Keberadaan jasa pembuatan di tengahdinamika pendidikan tak dapat dipandang sebagai fenomena biasa. Apalagi, kita tahu jasapembuatan skripsi begitu mudah ditemukan melalui jaringan teman, iklan promosi yang dipasang dijalan-jalan, atau lewat jasa iklan media massa. Itu artinya, fenomena tersebut tidak dapat diabaikanpihak perguruan tinggi. Dalam buku Academics Underground (2011) dengan gamblangmembeberkan data sedemikian banyaknya mahasiswa menggunakan BBS (Biro Bimbingan Skripsi)dalam proses pembuatan skripsi. (Suara Karta 24 April 2012). Secara sosiologis, Soekantomenyebut maraknya praktik bimbingan skripsi di luar kampus sebagai budaya tanding (counterculture)terhadap kultur akademik di perguruan tinggi, yang muncul dalam bentuk penyimpanganatau penyelewengan (1995:190-191).Ada berbagai alasan mengapa joki skripsi menjadi hal yang makin marak dan jasa inidiminati oleh mahasiswa tingkat akhir. Menurut Nugroho, Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)Unnes, ada tiga variabel yang menyebabkan maraknya bisnis joki skripsi. Yakni kultur akademikyang rendah, adanya pelaku pasar (para joki), serta regulasi yang tidak jelas. Regulasi pemerintahjuga menjadi problem tersendiri. Pemerintah memaksakan agar kuantitas lulusan perguruan tinggimeningkat. Program itu ditangkap secara jeli oleh perguruan tinggi dengan menyelenggarakanperkuliahan "instan", model ekstensi atau semester pendek. Alhasil, perguruan tinggi menjadiprodusen sarjana berkualitas fast food. (Suara Merdeka, 21 April 2005). Program perkuliahanekstensi banyak dinilai menjadi salah satu faktor mengapa joki skripsi tetap berjaya di tengahtengahmasyarakat. Bisnis joki skripsi ini kian menyeruak saat perguruan tinggi ramai-ramaimembuka program ekstensi. (Suara Merdeka, 14 April 2005, hal 10).Alasan lain mengapa joki skripsi kian marak juga tidak lepas dari dosen pembimbing yangkurang maksimal dalam memberikan pelayanan pada mahasiswa. Wakil Direktur Bidang AkademikSekolah Pascasarjana UGM menyatakan, ketika pembimbing itu overload, punya kesibukan yangbanyak di luar kegiatan belajar-mengajar maka ada kecenderungan di dalam menyikapi tugaspembimbingan hanya sebagai rutinitas yang harus dia lakukan. Akhirnya, dosen-dosenpembimbing akan cenderung untuk kemudian menjadi stereotipik. (Edhi Martono, 2009).Maraknya bisnis joki skripsi dipengaruhi pula oleh beberapa faktor, diantaranya adalahrendahnya budaya penelitian di kalangan civitas akademika perguruan tinggi. Aktivitas penelitianhanya menjadi komoditas segelintir individu yang masih konsisten membaktikan keilmuannya padamasyarakat. Indikasinya bisa dilihat dari minimnya kebiasaan menulis (writing habit), yang biladitelusuri lebih lanjut juga diimbangi oleh rendahnya kebiasaan membaca (reading habit) dikalangan masyarakat kampus. (M.Isnaini, Pemerhati pendidikan (Bangkapos, 4 April 2012))Banyak yang terjadi di lapangan seputar maraknya bisnis joki skripsi, tidak hanya sebagaijasa konsultasi, namun pengerjaan skripsi hingga bab akhir. Bahkan dalam beberapa media dapatkita temukan pengakuan para joki skripsi yang melayani pengerjaan skripsi para mahasiswa sepertidalam tayangan “Mata Najwa” di Metro TV pada 7 Maret 2012 dan dalam program “Topik Kita” diANTV pada Januari 2012.Selain di media tv, ada juga beberapa fakta yang ditemukan di media online seperti:No Fakta yang terjadi di lapangan1 Seorang oknum MA. Pria lulusan pendidikan Ekonomi dari salahsatu universitas negeri di daerah Rawamangun, menjalani bisnisnyasejak 2001. Pada dasarnya dia memang menyediakan jasapengolahan data dengan SPSS, namun rata-rata klien berdatangandengan hasil lapangan yang tidak bagus ketika dianalisa, karena itudia meng-upgrade data supaya hasilnya memuaskan. Akhirnya iamenyarankan klien untuk tidak perlu turun lapangan(http://edukasi.kompasiana.com).2 Salah seorang joki skripsi di kawasan UMS. Narasumber mengakudirinya membanderol harga satu skripsi antara Rp1.100.000,00hingga Rp2.000.000,00. (http://pabelan-online.com).3 SJ alumnus STAIN Kudus, SJ mengaku bahwa ia tidak melakukanpromosi. Awalnya ia hanya membantu membuatkan satu-duamahasiswa, namun lambat laun menyebar. Mahasiswa yangkonsultasi kepada SJ dan umumnya “konsultan” skripsi lainnyabervariasi dalam meminta jasa. Ada yang hanya meminta judul,hanya membuatkan proposal, hanya sebagian dari skripsi, namunyang paling banyak adalah membuatkan skripsi secara keseluruhan(http://paradigmainstitute.com).Keterangan:Gambar 1.1 Salah satu iklan yang menawarkan jasa konsultasi skripsi di daerah BendanDhuwur daerah Kampus Unika Semarang.Gambar 1.2 Iklan yang ditempel di dinding depan kampus Unisbank SemarangGambar 1.3 Iklan yang serupa dengan gambar 1.1 hanya berbeda tempatpemasanganGambar 1.4 Iklan yang ditempel di depan kantor Kopertis SemarangJoki skripsi menjadi sebuah fenomena yang membuat kejahatan akademis terlihat biasasaja, walaupun joki skripsi sebenarnya merupakan salah satu hal yang merusak citra pendidikankarena melahirkan sarjana yang tidak berkualitas. Bagi Ketua Dewan Pendidikan Provinsi DIYogyakarta Wuryadi, fenomena ini menandakan pendidikan telah dianggap sebagai komoditas yangpunya harga dan bisa diperdagangkan. Pemalsuan skripsi disebut sebagai bagian dari budaya instanpendidikan yang lebih mengutamakan kemudahan dibandingkan dengan moral dan proses. Merekaberambisi meraih gelar meski dengan skripsi pesanan. (Kompas, 19 Februari 2010).Dalam buku „Academic Underground‟ diungkapkan bahwa Biro-biro Bimbingan Skripsi(BBS) merupakan permasalahan klise yang tidak hanya dialami di Jogja, tetapi juga dialami di kotakotapendidikan di Indonesia. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi hal tersebut, antara lain:(1) Kejujuran intelektual akademik S1, S2, S3 cukup memprihatinkan,(2) Birokrasi penulisan skripsi di institusi,(3) Pola bimbingan dosen, serta(4) Motivasi klien yang ingin cepat selesai skripsi. (Hujair AH. Sanaky,2011).Para penyedia jasa pembuatan skripsi melakukan berbagai promosi, selain dari mulut kemulut, para penyedia jasa ini melakukan pemasangan iklan di dinding bahkan di pohon-pohon yangmembuat iklan mereka mudah terlihat. Di Kota Semarang pun dengan mudahnya dapat kita jumpaiiklan-iklan yang menjual jasa skripsi, mulai dari pengetikan, olah data, bahkan pembuatan skripsi.Melalui iklan-iklan tersebut, joki skripsi mendapatkan klien dan dengan mudahnya klien dapatmenghubungi penyedia jasa skripsi tersebut.Adanya praktek joki skripsi di Semarang cukup menarik perhatian, karena Semarangmerupakan salah satu kota yang menjadi tujuan pendidikan karena terdapat banyak universitas baiknegeri maupun swasta. Semarang juga merupakan ibu kota provinsi Jawa Tengah yang tentu sajamenjadi kota tujuan para pelajar untuk melanjutkan studinya dalam jenjang S1. Semarang menjadialternatif pilihan calon mahasiswa dari seluruh Indonesia karena berbagai faktor di antaranya:sarana dan prasarana yang memadai, dukungan pemerintah, kualitas lulusan yang kompetitif danjuga biaya hidup yang relatif murah di pulau Jawa.Proses untuk menyelesaikan program S1 bagi para mahasiswa merupakan hal yang wajib.Skripsi menunjukkan karya tulis ilmiah yang ditulis berdasarkan riset dengan harapan dapatmelahirkan sarjana yang berkualitas secara intelektual dan mempunyai nalar ilmiah. Namun tugaspenulisan skripsi yang dibebankan kepada mahasiswa memunculkan “kebutuhan” dalampenyelesaiannya. Kebutuhan tersebut menuntuk ketersediaan waktu, kemampuan penelitian, biaya,akses internet, pembimbing, serta kebijakan akademik. Perguruan tinggi menyediakan layananpembimbing skripsi, dalam hal ini dosen menjadi pembimbing bagi mahasiswa, dosen yangditunjuk berdasarkan jurusan atau kompetensi sesuai dengan bidangnya. Namun masalah mulaimuncul ketika mahasiswa merasa kurang mampu atau tidak sanggup untuk menyelesaikanskripsinya, bisa karena faktor tidak adanya waktu, ketidakmampuan atau kurang menguasai materidan dapat juga karena terdesak batas masa studi, maka mahasiswa mencari jalan lain yaitumempertimbangkan layanan bimbingan skripsi bahkan layanan pembuatan skripsi. Karena adanyapermintaan atau kebutuhan akan layanan ini,makan bisnis layanan bimbingan skripsi atau perjokianskripsi ada dimana-mana.PENUTUPPraktek joki skripsi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat tentu saja menarik menjadiperhatian karena citra pendidikan menjadi buruk apabila praktek semacam ini terus dibiarkan. DiSemarang praktek semacam ini diduga ada dan terjadi, dimana mahasiswa tingkat akhirmenyerahkan urusan skripsi ke tangan joki skripsi. Joki skripsi seperti menjadi solusi termudah bagimahasiswa yang malas mengerjakan skripsi. Fenomena joki skripsi menjadi hal yang menarik untukdibahas karena menyangkut praktek yang “dibiarkan” oleh masyarakat. Padahal pendidikan tinggimasih menjadi harapan bagi bangsa ini sehingga keberadaan para sarjana diharapkan membawaperubahan dan memantapkan generasi muda bangsa. Namun fenomena yang terjadi justruberseberangan dengan idealiatas karena dalam penulisan skripsi masih ada kecurangan yangdilakukan oleh mahasiswa yaitu dengan menggunakan jasa joki skripsi.Penulis mengangkat topik joki skripsi karena menganggap bahwa topik ini layak diketahuioleh masyarakat luas. Mereka tidak hanya mendengar opini saja akan tetapi mereka dapat melihatfakta yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penulis ingin permasalahan ini nantinya dapatmenjadikan pembelajaran bagi mahasiswa maupun masyarakat untuk meminimalisir kecuranganakademis (khususnya joki skripsi). Penulis berharap nantinya praktek seperti ini dapat ditindaktegas, sehingga pihak universitas dapat menghasilkan sarjana berkualitas yang tidak hanyamenggunakan joki skripsi sebagai jalan pintas.Daftar PustakaBuku textDarwanto. (2007). Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.Gaines, William. C. (2007). Laporan Investigasi untuk Media. Jakarta: ISAI.Kovach, Bill, dan Rosenstiel, Tom. (2006). Sembilan Elemen Jurnalisme. Jakarta: YayasanPantau.Laksono, Dhandy D. (2009). Menyingkap Fakta: Panduan Liputan Investigasi Media Cetak,Radio, dan Televisi. Jakarta: AJI.Muda, Deddy Iskandar. (2003). Jurnalistik Televisi. Bandung: Rosdakarya.Sanaky, Hujair dkk. (2011). Academics Underground. Yogyakarta: Pusat Studi Islam UII.Santana K, Septiawan. (2003). Jurnalisme Investigatif. Jakarta: YayasanObor.Santana K, Septiawan. (2005). Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor.Suhandang, Kustadi. (2004). Pengantar Jurnalistik. Bandung: Penerbit Nuansa.Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana.JurnalMarselinus Tondok, Hernanda Ristyadi, Aniva Kartika. 2008. Prokrastinasi Akademik danNiat Membeli Skripsi. Anima, Indonesian Psychological Journal., 24 (1), 76-87.Internethttp://edukasi.kompas.com/read/2012/02/03/15160740/Ini.Alasan.Mahasiswa.Wajib.Publikasi.Makalah akses 6 September 2012 20:22http://www.ugm.ac.id/index.php?page=headline&artikel=254 diakses pada 4 September2012http://www.uajy.ac.id/2011/07/25/bedah-buku-%E2%80%9Cacademicsunderground%E2%80%9D/ pada tanggal akses 4 September 2012 21:50
Last update:
Interaksi Online, is published by Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024)7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.