BibTex Citation Data :
@article{IO2976, author = {Sandy Allifiansyah and Triyono Lukmantoro and Nurul Hasfi}, title = {Persepakbolaan Indonesia dalam Kartun (Analisis Semiotika Editorial Cartoon Tabloid Bola) SANDY ALLIFIANSYAH D2C009024 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013}, journal = {Interaksi Online}, volume = {1}, number = {3}, year = {2013}, keywords = {}, abstract = { ABSTRACT Name : Sandy Allifiansyah NIM : D2C009024 Title : Indonesian Football Affairs in Cartoons (Semiotic Analysis of Editorial Cartoons in Tabloid Bola) Editorial Cartoons has a unique position in mass media. As a pictoral editorial, it can stimulate the readers to see and represent it. In journalism, editorial cartoon were also known as political cartoon. This term based on the politics issues that often represented in editorial cartoons of several mass media. In Indonesia some editorial cartoon were also appear with a strong aspect of politics and policy. Neverthelss, Bola has a special theme of their editorial cartoons. The editors always represent the issue of the national sport affairs in their editorial cartoons, especially football issues. Indonesian football affairs in 2012 became the main focus in this research. This consideration based on the situation of Indonesian football affairs in 2012 intself. As the the most popular sport in Indonesia, football has became the medium to get a power and interest. Beside that, football also became the favorite entertainment for society and the people needs in Indonesia. This research used several theory for the basic ideas to reveal and examine how editorial cartoons in Bola represented The Indonesia football affairs in 2012. Several theories used in this research are the representation by Stuart Hall, Ellis Cashmore notable ideas about sport and values, and the way Seno Gumira Ajidarma thoughts about editorial cartoon from humorous and critical side. All editorial cartoons in this research are examined by semiotic approach from Roland Barthes and Saussure with syntagmatic, paradigmatic and the aspect of denotation and conotation. This semiotic approach used to understand how the Indonesian football affairs were represented in editorial cartoons of Bola in the 2012. This research reveals that Bola’s editorial cartoons represented the delapidated conditions of Indonesian football affairs. Neverthless, this editorial cartoons also gave the support for Indonesian national team and represented how the society means football in their everyday life. Keywods : representation, cartoons, editorial, humor, sport ABSTRAKSI Nama : Sandy Allifiansyah NIM : D2C009024 Judul : Persepakbolaan Indonesia dalam Kartun (Analisis Semiotika Editorial Cartoon Tabloid Bola) Editorial Cartoon dalam media massa cetak memiliki posisi yang unik. Posisinya sebagai sebuah tajuk rencana dalam bentuk gambar, menjadi rangsangan bagi masyarakat untuk melihat dan merepresentasikannya. Istilah editorial cartoon sering pula disebut sebagai political cartoon. Di Indonesia, beberapa editorial cartoon juga hadir dalam balutan unsur politik yang kuat. Namun, tabloid Bola memiliki ciri khasnya tersendiri dalam menyajikan editorial cartoon mereka. Konsistensi redaksi untuk selalu menghadirkan situasi keolahragaan, khususnya persepakbolaan di Indonesia, menjadi keunikan yang tidak dimiliki media massa olah raga lain di Indonesia. Persepakbolaan Indonesia pada tahun 2012 menjadi fokus dalam penelitian ini dengan pertimbangan bahwa situasi persepakbolaan nasional sepanjang tahun tersebut terjadi pergolakan kepentingan dalam tubuh kepengurusan dan prestasi timnas Indonesia. Beberapa teori yang berkaitan dengan representasi, humor, dan olah raga, digunakan untuk menjelaskan bagaimana sebuah editorial cartoon Bola merepresentasikan situasi persepakbolan Indonesia di tahun 2012. Teori-teori tersebut adalah teori representasi dari Stuart Hall, teori dari Ellis Cashmore tentang olah raga, pemikiran dari Seno Gumira Ajidarma tentang editorial cartoon yang dikaji dengan menggunakan pendekatan semiotika yang mengambil inspirasi dari pemikiran-pemikiran dari Roland Barthes dan Saussure tentang poros sintagmatik, paradigmatik dan aspek denotasi serta konotasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa Bola melalui editorial cartoonnya merepresentasikan buruknya situasi persepakbolaan Indonesia di tahun 2012, yang direpresentasikan lewat hadirnya dualisme kepemimpinan, dualisme tim nasional, bentrokan suporter, dan anjloknya posisi Indonesia pada rangking FIFA. Meskipun demikian, editorial cartoon Bola tetap memberikan ruang untuk mendukung timnas di laga-laga internasional. Selain itu editorial cartoon Bola juga merepresentasikan bagaimana masyarakat Indonesia memaknai sepak bola dalam kehidupan sehari-hari mereka. Kata kunci : representasi, kartun, editorial, humor, olah raga JURNAL Persepakbolaan Indonesia dalam Kartun (Analisis Semiotika Editorial Cartoon Tabloid Bola) PENDAHULUAN Tabloid Bola adalah salah satu tabloid olah raga di Indonesia yang sangat populer. Semenjak pertama kali tampil sebagai sisipan di harian Kompas, tabloid Bola hingga kini tetap mendapat tempat khusus di hati para penikmat dan pemerhati olah raga di Indonesia. Salah satu indikasinya adalah konsistennya Bola dalam memberitakan kejadian dan berita seputar olah raga di Indonesia bahkan di belahan dunia. Bola mempunyai sebuah editorial cartoon atau yang mereka sebut sebagai kartun opini. Kartun editorial ini mempunyai posisi yang unik karena selalu merepresentasikan kondisi keolahragaan di Indonesia, terutama sepak bola. Kartun ini juga memuat Si Gundul sebagai maskot Bola. Pada edisi Bola pada hari Senin dan Kamis di tahun 2012, kartun Si Gundul muncul dua kali dalam dua rubrik, yakni rubrik Forum Pembaca dan rubrik Kartun “Sepakbolaria” atau “Si Gundul”. Dalam dua kali kemunculannya tersebut, Si Gundul hadir dalam dua tampilan yang berbeda, pada rubrik Forum Pembaca, Si Gundul secara eksplisit menghadirkan permasalahan mengenai pengelolaan dan kondisi olah raga di Indonesia. Sedangkan pada rubrik Kartun “Sepakbolaria” dan “Si Gundul”, kartun ini hadir dalam sajian yang netral dan hanya menghadirkan humor-humor khas olah raga. Sosok Si Gundul yang kerap muncul dalam kartun opini di rubrik Forum Pembaca Bola setiap Senin dan Kamis di tahun 2012, ternyata tidak hanya menyuguhkan humor dan lelucon saja, melainkan juga merepresentasikan sebuah kondisi keolahragaan di Indonesia di tahun 2012, khususnya dalam bidang sepak bola, semisal konflik kepengurusan PSSI serta prestasi timnas Indonesia di berbagai ajang internasional. Bagaimanakah situasi persepakbolaan di Indonesia direpresentasikan dalam kartun opini yang terdapat dalam rubrik Forum Pembaca tabloid Bola di tahun 2012? Penelitian diharapkan dapat menambah dan mengembangkan kajian humor dalam teori komunikasi yang implementasinya tidak hanya sebatas pada aspek politik, tetapi juga merambah pada aspek lain, yakni olah raga. Penelitian ini mengambil pemikiran-pemikiran tentang representasi dari Stuart Hall, teori humor dari Ermida yaitu ketidakbernalaran, penghinaan/superioritas, dan release. Ada pula teori-teori tentang olah raga dari Ellis Cashmore yang memandang olah raga dari berbagai pemikiran seperti Weberian, Marxis dan lain sebagainya. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika yang melibatkan poros sintagmatik, paradigmatik, dan aspek-aspek seperti denotasi dan konotasi untuk mengungkap pesan tersembunyi dari editorial cartoon tersebut yang nantinya bisa menunjukkan posisi Bola terkait situasi persepakbolaan di Indonesia pada tahun 2012. Penelitian ini membagi editorial cartoon Bola ke dalam dua sisi, yakni satire dan support. Dari sisi satire, kartun ini dibagi ke dalam tujuh tema, yakni Konflik PSSI dan KPSI, ancaman sanksi FIFA, dualisme timnas, politisasi timnas, rekonsiliasi, campang-campingnya kondisi timnas dan prestasi timnas yang mencapai titik nadir di kancah internasional. Namun, editorial cartoon Bola tidak selamanya memberikan kritik dan evaluasi terhadap kondisi persepakbolaan di Indonesia selama tahun 2012. Unsur support juga dihadirkan saat timnas Indonesia berlaga di kancah internasional. Perhelatan piala AFF 2012 menjadi fokus utama editorial cartonn Bola dalam menghimpun dukungan bagi timnas Indonesia. Selain itu, Bola juga menyajikan editorial cartoon yang merepresentasikan kondisi masyarakat Indonesia dalam memaknai tayangan sepak bola dan menggunakannya sebagai candu atas kesakitan sosial yang ada di sekitar mereka. Pada penelitian ini, aspek tersebut disebut soccer and society. ISI Penelitian ini terbagai ke dalam dua bab pembahasan yang membahas editorial cartoon Bola dari dua sisi tersebut. Dari sisi satire dapat diketahui bahwa posisi Bola mengenai konflik yang mendera persepkabolaan Indonesia di tahun 2012 adalah sebagai berikut : 1.Konflik PSSI dan KPSI : Bola memposisikan diri sebagai pihak yang menyerukan persatuan dan penyelesaian konflik. Pada isu ini, Bola tidak memihak pada satu kubu, dan lebih menekankan pada percepatan penyelesaian konflik. Tak jarang pula Bola menggunakan pendapat tokoh dan perayaan hari besar nasional sebagai sarana introspeksi penyelesaian konflik. 2. Rekonsiliasi : Rekonsiliasi bagi tabloid Bola hanyalah khayalan. Pada isu rekonsiliasi ini, Bola tampak realistis, dan sangat mengacu pada kenyataan bahwa sampai akhir tahun 2012 pun, rekonsiliasi belum juga tercapai. Hal yang menarik tersaji pada kartun opini tanggal 13 Februari 2012. Pada kartun tersebut, Bola menempatkan pihak KPSI sebagai pengacau terciptanya rekonsiliasi. 3. Ancaman Sanksi FIFA : Secara keseluruhan kartun opini Bola menempatkan diri sebagai wake up call atau pengingat bagi PSSI akan dekatnya sanksi dari FIFA. Mengingat pada tahun 2012, persepakbolaan Indonesia selalu diteror oleh deadline penyelesaian konflik oleh FIFA. Atas dari itulah kartun opini Bola selalu menjadi pengingat akan datangnya sanksi tersebut. Tujuannya agar kepengurusan PSSI peka terhadap ancaman tersebut. 4. Politisasi di Tubuh PSSI : Pada kasus ini Bola memberikan kritik terhadap campur tangan Partai Demokrat dalam realisasi dana untuk timnas Indonesia. Hal tersebut juga ditunjukkan Bola saat terpilihnya Ramadhan Pohan sebagai manajer timnas, sekaligus menjadi ketidaksetujuan Bola akan adanya politisasi di tubuh timnas Indonesia. 5. Dualisme Timnas Indonesia : FIFA adalah organiasi tertinggi yang mempunyai hak mutlak untuk menentukan legalitas sebuah timnas untuk mengikuti turnamen Internasional. Saat FIFA memutuskan bahwa timnas PSSI adalah timnas Indonesia yang legal dan berhak mengikuti Piala AFF 2012, maka Bola juga memposisikan diri mereka sebagi media yang berdiri di atas legalitas FIFA. Bahkan pada kartun opini tanggal 18 Oktober 2012, Bola dengan tegas mengatakan bahwa timnas Indonesia bentukan KPSI adalah ilegal. 6. Compang-campingnya Timnas Indonesia di Laga Internasional : Bola realistis memandang kondisi compang-campingnya timnas di laga-laga internasional, di antarnya saat partai persahabatan dan Pra Piala Asia. Sudut pandang Bola terhadap kondisi compang-campingnya timnas ini tampak pada kartun opini tanggal 5 Juli 2012. Pada kartun tersebut Bola secara ekplisit menunjukkan bahwa penyebab dari kondisi ini adalah buruknya kepengurusan PSSI, dan berimbas pada timnas Indonesia yang menjadi tumbal perselisihan. 7. Prestasi Timnas Indonesia : Pada isu ini, Bola membandingakan posisi timnas Indonesia pada rangking FIFA dengan gelar akademik ketua umum PSSI. Selain itu, Bola juga membandingakan prestasi sepak bola Indonesia dengan juara Piala Afrika 2012, Zambia, yang mempunyai penduduk lebih sedikit dan tergolong negara miskin. Ada pula sindiran Bola akan rentetan hasil buruk timnas di laga internasioanl, di antaranya kekalahan 0-10 melawan Bahrain, 0-6 melawan Malaysia Selection, dan 0-5 melawan Yordania.. Hal ini menunjukkan bahwa Bola menempatkan kartun opini mereka sebagai satire sekaligus penggugah prestasi persepakbolaan nasional. Sementara itu dari sisi support atau soccer and society, Bola merepresentasikan kondisi tersebut dalam pokok pembahasan sebagai berikut : 8. Kontroversi Format dan Pendanaan Liga Indonesia : Editorial cartoon Bola melauimenyotot keputusan Djohar Arifin sebagai ketua umum PSSI yang tidak segera menyatukan liga, dan malah mempertahankan format liga yang sebelumnya bermasalah di era kepemimpinan Nurdin Halid. Pendanaan liga juga disorot oleh Bola dengan memberikan perhatian pada minimnya dana dan salahnya pengelolaan dari PT LPIS sebagai lembaga pengelola. Bahkan Bola menunjukkan keprihatinannya terhadap tiga pemain asing Persipro Probolinggo yang terpakasa mengemis di jalanan demi menyambung hidup, sebagai akibat dari tidak dibayarnya gaji mereka secaar penuh oleh pihak klub. 9. Vandalisme Suporter Tanah Air : Isu ini direpresentasikan Bola dengan wujud keprihatinan, tercatat dua kartun yang mengangkat demi ini muncul berturut-turut dalam dalam kurun waktu seminggu. Peristiwa bentrokan suporter yang memilukan hingga merenggut korban jiwa tersebut terjadi saat partai Persija melawan Persib di Gelora Bung Karno. Bola menjadikan tragedi ini sebagai rangkaian permasalahan sepak bola nasional di tahun 2012 selain lain dualisme liga, dualisme kepemimpinan dan sanksi FIFA. Akumulasi masalah tersebut semakin menambah runyam lingkaran setan persepakbolaan nasional di tahun 2012. 10. Tayangan Sepak Bola Adalah Candu Masyarat Indonesia : Bola ternyata memiliki cara yang unik dalam menggambarkan situasi keseharian masyarakat Indonesia menjelang kejuaran dunia seperti Euro 2012. Bola merepresentasikan melalui kartun opininya bahwa sepak bola telah masuk ke ruang-ruang keluarga masyarakat Indonesia, dan menjadi candu bersama untuk sejenak melupakan konflik politik yang mendera bangsa. 11. Dukungan untuk Timnas Garuda : Tak hanya merepresentasikan konflik PSSI dan sanksi FIFA. Kartun opini Bola juga tidak sepenuhnya bersikap apatis terhadap timnas Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan saat Piala AFF 2012 berlangsung, Bola menjadikan kartun opininya sebagai sarana untuk menghimpun dukungan bagi timnas Indonesia, sekaligus menunjukkan bahwa kartun opini Bola bersifat prososial yang mengedepankan keinginan dan harapan masyarakat Indonesia. PENUTUP Penelitian mengenai representasi persepakbolaan Indonesia dalam kolom kartun opini Bola di tahun 2012 adalah penelitian yang berfokus pada kajian tentang editorial cartoon Bola di tahun 2012. Editorial cartoon yang diteliti adalah beberapa editorial cartoon yang membahas tentang situasi persepakbolaan Indonesia di tahun 2012. Tahun tersebut dipilih karena 2012 adalah tahun-tahun saat persepakbolaan Indonesia mengalami banyak permasalahan dan menyita perhatian publik. Di antaranya konflik kepengurusan, dualisme tim nasional, ancaman sanksi FIFA dan, bentrokan suporter. Kartun opini Bola sangat menarik, sebab topik yang dibahas spesifik dan konsisten, yaitu olah raga. Pada penelitian ini, editorial cartoon yang dibahas adalah editorial cartoon yang spesifik membahas sepak bola, dengan pertimbangan bahwa sepak bola adalah olah raga yang paling populer di Indonesia, lengkap dengan berbagai situasi dan permasalahannya di tahun 2012. Mengacu pada pendapat dari Marco Impiglia bahwa olah raga dan politik adalah saudara kandung. Kadang olah raga berada di bawah pengaruh politik. Kondisi persepakbolaan Indonesia di tahun 2012 adalah pembenaran argumen tersebut, dan kartun opini Bola menjadi watchog untuk mengawasi segala kepentingan dan konflik yang terkait pada persepakbolaan Indonesia. Lebih dari itu, kartun opini Bola juga tak ragu untuk tetap memberikan dukungan pada timnas Indonesia kala bertanding. Penelitian mengambil kesimpulan bahwa Kartun opini Bola memiliki dua sisi dalam merepresentasikan persepakbolaan Indonesia di tahun 2012. Sisi pertama adalah satire yang berarti memberikan kritik dan tanggapan terkait situasi persepakbolaan di tahun 2012. Sisi kedua adalah support, yang berarti memberikan dukungan untuk timnas Indonesia saat berlaga di partai internasional. Selain itu, Persepakbolaan Indonesia dalam kolom kartun opini Bola tidak hanya direpresentasikan pada sisi konflik belaka. Aspek soccer and society juga hadir dalam kolom ini. Bola merepresentasikan hal tersebut dan menunjukkan bahwa sepak bola telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia, sekaligus menjadi candu bagi masyarakat itu. Kesimpulan lain yang sekaligus merupakan kritik kepada Bola adalah Bola dalam kartun opininya menunjukkan bahwa mereka berpihak pada otoritas tertinggi sepak bola dunia, yakni FIFA. Hal tersebut tercermin dari keberpihakan Bola pada timnas PSSI yang berhak tampil pada Piala AFF 2012 atas restu FIFA. Bola juga merepresentasikan FIFA pada kartun opininya sebagai pihak yang memiliki kuasa penuh dalam menentukan nasib persepakbolaan Indonesia. Pada tahun 2012, Bola tidak pernah memberi ruang untuk mengkritik berbagai keputusan-keputusan FIFA terkait situasi persepakbolaan Indonesia. Kondisi sebenarnya berbanding terbalik dengan tanggapan-tanggapan lain yang beredar di media massa nasional yang berani mengkritik keputusan terkait selalu terkatungkatungnya deadline sanksi yang diberikan FIFA kepada Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Alvarado, Buscombe, dkk. 2001. Representation and Photography. China: PALGRAVE Bairner, Alan. 2001. Sport, Nasionalism, and Globalization. New York: State University of New York Press Barker, Chris. 2004. The SAGE Dictionary of Cultural Studies. London: SAGE Publications Ltd Bennett, Andy.2005. Culture and Everyday Life. London: SAGE Publications Ltd Berger, Arthur Asa. 2010. The Object of Affection. Semiothics and Consumer Culture. New York: PALGRAVE MACMILLAN Bilig, Michael. 2005. Laughter and Ridicule. London: SAGE Publications Ltd Bottomore, Tom. 1991. Dictionary of Marxist Thought. Oxford: Blackwell Publishers Ltd Cashmore, Ellis. 2000. Making Sense of Sports. London: Routledge Chandler, Daniel. 2007. Semiotics. The Basic. Abingdon: Routledge Cribb, Robert & Kahin. 2004. Kamus Sejarah Indonesia. Depok: Komunitas Bambu Danesi, Marcel. 2009. Dictionary of Media and Communications. United States of America: M.E. Sharpe, Inc. Ermida, Isabel. 2008. The Language of Comic Narratives. Humor Construction in Short Stories. Berlin: Walter de Gruyter Franklin, Hamer, dkk. 2005. Key Concepts of Journalism Studies. London: SAGE Publications Ltd Gardiner, Michael E. 2000. Critiques of Everyday Life. New York. Routledge Hall, Stuart. 1997. Representation. London: SAGE Publications Ltd Hebdige, Dick. 1979. Subculture. The Meaning of Style. London: Routledge Kamus Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jackson, Steven J. & David L. Andrews. 2005. Sport, Culture and Advertising. Identities, Commodities and The Politics of Representation. New York: Taylor & Francis e-Library Kuncoro, Hanung. 2011. Si Gundul. Jakarta: Kompas Gramedia Lincoln, Yvonna S. & Guba. 1985. Naturalistic Inquiry. California: SAGE Publications Leeuwen, Theo Van. 2005. Introducing Social Semiotics. New York: Taylor & Francis e-Library Mazid, Bahaa-Eddin M. 2008. Discourse and Communication. Los Angeles: SAGE Publications Norrick, Neal R. & Delia Chiaro. 2009. Humor in Interaction. Amsterdam: John Benjamins Publishing Co O’Sullivan, Tim. Hartley, Saunders, dkk. 1994. Key Concept in Communication and Cultural Studies. London: Routledge Poire, Beth A. Le. 2005. Family Communication. Nurturing and Control in a Changing World. California Lutheran University: California Lutheran University Press Prendergast, Chistopher. 2000. The Triangle of Representation. New York: Columbia University Press Rachmadi, Benny & Muhammad Misrad. 2009. Lagak Jakarta. Jakarta: Kompas Gramedia Ross, Alison. 1998. The Language of Humor. London: Routledge Rowe, David. 2004. Sport, Culture, and The Media. England: The Open University Press Schement, Jorge Reina. 2002. Encyclopedia of Communication and Infornation. United Stetes of America: Gale Group Sebeok, Thomas A. 2001. Signs: An Introduction to Semiotics. Toronto: University of Toronto Press Schnurr, Stephanie. 2009. Leadership Discourse at Work. Interactions of Humor, Gender and Workplace Culture. London: PALGRAVE MACMILLAN Steier, Elena. 2008. Frince. A Cartoon History of The George Dubya Bush Years. United States of America Sterling, Christopher H. 2009. Encyclopedia of Journalism. California: SAGE Publications Ltd Stott, Andrew. 2005. Comedy. New York: Rouledge Tamburrini, Claudio & Torbjörn Tännsjö. 2001. Values in Sport. New York: Taylor and Francis e-Library Talbot, Mary. 2007. Media Discourse. Representation and Interaction. Edinburgh: Edinburgh University Press Thwaites, Davis, dkk. 2002. Introducting Cultural and Media Studies. Semiotic Approach. New York: PALGRAVE Webb, Jean. 2009. Understanding Representation. London: SAGE Publications Ltd West, Richard & Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi. Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika Internet : republikaonline.com. Kronologi perseteruan PSSI dan KPSI. Dikutip tanggal 1 Mei 2013 jam 17.46 kompas.com. Indonesia Tersingkir dari Piala AFF. Dikutip tanggal 4 Juni 2013 kompas.com. Menpora Peringatkan KPSI Soal Adu Timnas. Dikutip tanggal 12 Mei 2013 jam 23.45 bola.net. Peringkat Indonesia Tertahan di Posisi 151. Dikutip tanggal 16 Mei 2013 jam 20.12 tempo.co. Piala Asia, Indonesia Satu Grup dengan Irak. Dikutip tanggal 14 Mei 2013 jam 22.02 detik.com. PSSI Tunjuk Ramadhan Pohan Jadi Manajer Timnas Senior. Dikutip tanggal 12 Mei 2013 jam 23.47 kompas.com. Rangking Indonesia di FIFA Tembus Peringkat Terburuk. Dikutip tanggal 16 Mei 2013 jam 20.30 bolaindo.com. Terus Ditagih, PT MBI Tak Bergeming. Dikutip 27 Mei 2013 jam 23.13 tribuntimur.com. Timnas KPSI Akan Uji Coba ke Australia. Dikutip 12 Mei 2013 jam 23.48 tempo.co. Tim Rekonsiliasi AFF Panggil PSSI. Dikutip tanggal 29 April 2013 jam 18.17 inilah.com. Dramatis! Zambia Juara Piala Afrika. Dikutip tanggal 16 Mei 2013 jam 20.15 kompasiana.com. Zambia, Indonesia, dan Pengurus PSSI. Dikutip tanggal 16 Mei 2013 jam 20.18 duniasoccer.com. Diego Michiels Dipastikan Tak Ikut ke Piala AFF. Dikutip tanggal 9 Juni 2013 jam 21.33 bbc.co.uk. Kematian Diego Mendieta Akan Dibawa ke FIFA. Dikutip tanggal 1 Mei 2013 jam 15.23 fifa.com. Dikutip tanggal 10 Mei 2013 jam 13.12 okezone.com. Di balik Sejarah Angry Birds. Dikutip tanggal 10 Mei 2013 jam 13.45 suarapembaharuan.com. Klub-klub ISL Tetap Menolak Pemainnya Begabung ke Timnas. Dikutip tanggal 12 Mei 2013 jam 23.58 suarapembaharuan.com. Rekonsiliasi PSSI dan KPSI Terancam Buntu. Dikutip tanggal 9 Mei 2013 jam 18.35 bola.net. Gaji Tak Terbayar, Tiga Pemain Asing Persipro Mengemis. Dikutip tanggal 29 mei 2013 jam 21.09 okezone.com. Kronologis Java Cup 2012 Ditunda. Dikutip tanggal 30 Mei 2013 jam 21.05 kaskus.co.id Kronologi Perseteruan PSSI dan KPSI. Dikutp tanggal 15 Juni 2013 jam 20.05 detik.com. 0-10 Kekalahan terbesar Indonesia. Dikutip tanggal 16 Mei 2013 jam 20.19 duniasoccer.com. Diego Dipastikan Tidak Ikut Piala AFF 2012. Dikutip 9 Juni 2013 jam 21.36 anneahira.com. Tabloid Bola, Pelopor Media Massa Bertema Olah Raga. Dikutip tanggal 25 April 2013 jam 20.32 indomanutd.org, dikutip tanggal 4 Juni 2013 jam 22.34 indonesiacitizens.org, dikutip 4 Juni 2013 jam 23.35 Media Cetak : Kompas 5 April 2012. Rekonsiliasi PSSI Terancam Status LSI Kompas 11 Oktober 2012. Peringkat Terburuk Indonesia dalam Sejarah }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/2976} }
Refworks Citation Data :
ABSTRACTName : Sandy AllifiansyahNIM : D2C009024Title : Indonesian Football Affairs in Cartoons (Semiotic Analysisof Editorial Cartoons in Tabloid Bola)Editorial Cartoons has a unique position in mass media. As a pictoral editorial, itcan stimulate the readers to see and represent it. In journalism, editorial cartoonwere also known as political cartoon. This term based on the politics issues thatoften represented in editorial cartoons of several mass media. In Indonesia someeditorial cartoon were also appear with a strong aspect of politics and policy.Neverthelss, Bola has a special theme of their editorial cartoons. The editorsalways represent the issue of the national sport affairs in their editorial cartoons,especially football issues.Indonesian football affairs in 2012 became the main focus in this research.This consideration based on the situation of Indonesian football affairs in 2012intself. As the the most popular sport in Indonesia, football has became themedium to get a power and interest. Beside that, football also became the favoriteentertainment for society and the people needs in Indonesia.This research used several theory for the basic ideas to reveal and examinehow editorial cartoons in Bola represented The Indonesia football affairs in 2012.Several theories used in this research are the representation by Stuart Hall, EllisCashmore notable ideas about sport and values, and the way Seno GumiraAjidarma thoughts about editorial cartoon from humorous and critical side. Alleditorial cartoons in this research are examined by semiotic approach from RolandBarthes and Saussure with syntagmatic, paradigmatic and the aspect of denotationand conotation. This semiotic approach used to understand how the Indonesianfootball affairs were represented in editorial cartoons of Bola in the 2012. Thisresearch reveals that Bola’s editorial cartoons represented the delapidatedconditions of Indonesian football affairs. Neverthless, this editorial cartoons alsogave the support for Indonesian national team and represented how the societymeans football in their everyday life.Keywods : representation, cartoons, editorial, humor, sportABSTRAKSINama : Sandy AllifiansyahNIM : D2C009024Judul : Persepakbolaan Indonesia dalam Kartun (Analisis SemiotikaEditorial Cartoon Tabloid Bola)Editorial Cartoon dalam media massa cetak memiliki posisi yang unik. Posisinyasebagai sebuah tajuk rencana dalam bentuk gambar, menjadi rangsangan bagimasyarakat untuk melihat dan merepresentasikannya. Istilah editorial cartoonsering pula disebut sebagai political cartoon. Di Indonesia, beberapa editorialcartoon juga hadir dalam balutan unsur politik yang kuat. Namun, tabloid Bolamemiliki ciri khasnya tersendiri dalam menyajikan editorial cartoon mereka.Konsistensi redaksi untuk selalu menghadirkan situasi keolahragaan, khususnyapersepakbolaan di Indonesia, menjadi keunikan yang tidak dimiliki media massaolah raga lain di Indonesia.Persepakbolaan Indonesia pada tahun 2012 menjadi fokus dalam penelitianini dengan pertimbangan bahwa situasi persepakbolaan nasional sepanjang tahuntersebut terjadi pergolakan kepentingan dalam tubuh kepengurusan dan prestasitimnas Indonesia. Beberapa teori yang berkaitan dengan representasi, humor, danolah raga, digunakan untuk menjelaskan bagaimana sebuah editorial cartoon Bolamerepresentasikan situasi persepakbolan Indonesia di tahun 2012. Teori-teoritersebut adalah teori representasi dari Stuart Hall, teori dari Ellis Cashmoretentang olah raga, pemikiran dari Seno Gumira Ajidarma tentang editorialcartoon yang dikaji dengan menggunakan pendekatan semiotika yang mengambilinspirasi dari pemikiran-pemikiran dari Roland Barthes dan Saussure tentangporos sintagmatik, paradigmatik dan aspek denotasi serta konotasi.Penelitian ini menunjukkan bahwa Bola melalui editorial cartoonnyamerepresentasikan buruknya situasi persepakbolaan Indonesia di tahun 2012,yang direpresentasikan lewat hadirnya dualisme kepemimpinan, dualisme timnasional, bentrokan suporter, dan anjloknya posisi Indonesia pada rangking FIFA.Meskipun demikian, editorial cartoon Bola tetap memberikan ruang untukmendukung timnas di laga-laga internasional. Selain itu editorial cartoon Bolajuga merepresentasikan bagaimana masyarakat Indonesia memaknai sepak boladalam kehidupan sehari-hari mereka.Kata kunci : representasi, kartun, editorial, humor, olah ragaJURNALPersepakbolaan Indonesia dalam Kartun(Analisis Semiotika Editorial Cartoon Tabloid Bola)PENDAHULUANTabloid Bola adalah salah satu tabloid olah raga di Indonesia yang sangat populer.Semenjak pertama kali tampil sebagai sisipan di harian Kompas, tabloid Bolahingga kini tetap mendapat tempat khusus di hati para penikmat dan pemerhatiolah raga di Indonesia. Salah satu indikasinya adalah konsistennya Bola dalammemberitakan kejadian dan berita seputar olah raga di Indonesia bahkan dibelahan dunia.Bola mempunyai sebuah editorial cartoon atau yang mereka sebutsebagai kartun opini. Kartun editorial ini mempunyai posisi yang unik karenaselalu merepresentasikan kondisi keolahragaan di Indonesia, terutama sepak bola.Kartun ini juga memuat Si Gundul sebagai maskot Bola. Pada edisi Bola pada hariSenin dan Kamis di tahun 2012, kartun Si Gundul muncul dua kali dalam duarubrik, yakni rubrik Forum Pembaca dan rubrik Kartun “Sepakbolaria” atau “SiGundul”. Dalam dua kali kemunculannya tersebut, Si Gundul hadir dalam duatampilan yang berbeda, pada rubrik Forum Pembaca, Si Gundul secara eksplisitmenghadirkan permasalahan mengenai pengelolaan dan kondisi olah raga diIndonesia. Sedangkan pada rubrik Kartun “Sepakbolaria” dan “Si Gundul”, kartunini hadir dalam sajian yang netral dan hanya menghadirkan humor-humor khasolah raga.Sosok Si Gundul yang kerap muncul dalam kartun opini di rubrik ForumPembaca Bola setiap Senin dan Kamis di tahun 2012, ternyata tidak hanyamenyuguhkan humor dan lelucon saja, melainkan juga merepresentasikan sebuahkondisi keolahragaan di Indonesia di tahun 2012, khususnya dalam bidang sepakbola, semisal konflik kepengurusan PSSI serta prestasi timnas Indonesia diberbagai ajang internasional. Bagaimanakah situasi persepakbolaan di Indonesiadirepresentasikan dalam kartun opini yang terdapat dalam rubrik Forum Pembacatabloid Bola di tahun 2012?Penelitian diharapkan dapat menambah dan mengembangkan kajianhumor dalam teori komunikasi yang implementasinya tidak hanya sebatas padaaspek politik, tetapi juga merambah pada aspek lain, yakni olah raga. Penelitianini mengambil pemikiran-pemikiran tentang representasi dari Stuart Hall, teorihumor dari Ermida yaitu ketidakbernalaran, penghinaan/superioritas, dan release.Ada pula teori-teori tentang olah raga dari Ellis Cashmore yang memandang olahraga dari berbagai pemikiran seperti Weberian, Marxis dan lain sebagainya.Penelitian ini menggunakan analisis semiotika yang melibatkan porossintagmatik, paradigmatik, dan aspek-aspek seperti denotasi dan konotasi untukmengungkap pesan tersembunyi dari editorial cartoon tersebut yang nantinya bisamenunjukkan posisi Bola terkait situasi persepakbolaan di Indonesia pada tahun2012.Penelitian ini membagi editorial cartoon Bola ke dalam dua sisi, yaknisatire dan support. Dari sisi satire, kartun ini dibagi ke dalam tujuh tema, yakniKonflik PSSI dan KPSI, ancaman sanksi FIFA, dualisme timnas, politisasi timnas,rekonsiliasi, campang-campingnya kondisi timnas dan prestasi timnas yangmencapai titik nadir di kancah internasional. Namun, editorial cartoon Bola tidakselamanya memberikan kritik dan evaluasi terhadap kondisi persepakbolaan diIndonesia selama tahun 2012. Unsur support juga dihadirkan saat timnasIndonesia berlaga di kancah internasional. Perhelatan piala AFF 2012 menjadifokus utama editorial cartonn Bola dalam menghimpun dukungan bagi timnasIndonesia. Selain itu, Bola juga menyajikan editorial cartoon yangmerepresentasikan kondisi masyarakat Indonesia dalam memaknai tayangansepak bola dan menggunakannya sebagai candu atas kesakitan sosial yang ada disekitar mereka. Pada penelitian ini, aspek tersebut disebut soccer and society.ISIPenelitian ini terbagai ke dalam dua bab pembahasan yang membahas editorialcartoon Bola dari dua sisi tersebut. Dari sisi satire dapat diketahui bahwa posisiBola mengenai konflik yang mendera persepkabolaan Indonesia di tahun 2012adalah sebagai berikut :1.Konflik PSSI dan KPSI : Bola memposisikan diri sebagai pihak yangmenyerukan persatuan dan penyelesaian konflik. Pada isu ini, Bola tidak memihakpada satu kubu, dan lebih menekankan pada percepatan penyelesaian konflik. Takjarang pula Bola menggunakan pendapat tokoh dan perayaan hari besar nasionalsebagai sarana introspeksi penyelesaian konflik.2. Rekonsiliasi : Rekonsiliasi bagi tabloid Bola hanyalah khayalan. Pada isurekonsiliasi ini, Bola tampak realistis, dan sangat mengacu pada kenyataan bahwasampai akhir tahun 2012 pun, rekonsiliasi belum juga tercapai. Hal yang menariktersaji pada kartun opini tanggal 13 Februari 2012. Pada kartun tersebut, Bolamenempatkan pihak KPSI sebagai pengacau terciptanya rekonsiliasi.3. Ancaman Sanksi FIFA : Secara keseluruhan kartun opini Bolamenempatkan diri sebagai wake up call atau pengingat bagi PSSI akan dekatnyasanksi dari FIFA. Mengingat pada tahun 2012, persepakbolaan Indonesia selaluditeror oleh deadline penyelesaian konflik oleh FIFA. Atas dari itulah kartun opiniBola selalu menjadi pengingat akan datangnya sanksi tersebut. Tujuannya agarkepengurusan PSSI peka terhadap ancaman tersebut.4. Politisasi di Tubuh PSSI : Pada kasus ini Bola memberikan kritikterhadap campur tangan Partai Demokrat dalam realisasi dana untuk timnasIndonesia. Hal tersebut juga ditunjukkan Bola saat terpilihnya Ramadhan Pohansebagai manajer timnas, sekaligus menjadi ketidaksetujuan Bola akan adanyapolitisasi di tubuh timnas Indonesia.5. Dualisme Timnas Indonesia : FIFA adalah organiasi tertinggi yangmempunyai hak mutlak untuk menentukan legalitas sebuah timnas untukmengikuti turnamen Internasional. Saat FIFA memutuskan bahwa timnas PSSIadalah timnas Indonesia yang legal dan berhak mengikuti Piala AFF 2012, makaBola juga memposisikan diri mereka sebagi media yang berdiri di atas legalitasFIFA. Bahkan pada kartun opini tanggal 18 Oktober 2012, Bola dengan tegasmengatakan bahwa timnas Indonesia bentukan KPSI adalah ilegal.6. Compang-campingnya Timnas Indonesia di Laga Internasional : Bolarealistis memandang kondisi compang-campingnya timnas di laga-lagainternasional, di antarnya saat partai persahabatan dan Pra Piala Asia. Sudutpandang Bola terhadap kondisi compang-campingnya timnas ini tampak padakartun opini tanggal 5 Juli 2012. Pada kartun tersebut Bola secara ekplisitmenunjukkan bahwa penyebab dari kondisi ini adalah buruknya kepengurusanPSSI, dan berimbas pada timnas Indonesia yang menjadi tumbal perselisihan.7. Prestasi Timnas Indonesia : Pada isu ini, Bola membandingakan posisitimnas Indonesia pada rangking FIFA dengan gelar akademik ketua umum PSSI.Selain itu, Bola juga membandingakan prestasi sepak bola Indonesia dengan juaraPiala Afrika 2012, Zambia, yang mempunyai penduduk lebih sedikit dantergolong negara miskin. Ada pula sindiran Bola akan rentetan hasil buruk timnasdi laga internasioanl, di antaranya kekalahan 0-10 melawan Bahrain, 0-6 melawanMalaysia Selection, dan 0-5 melawan Yordania.. Hal ini menunjukkan bahwaBola menempatkan kartun opini mereka sebagai satire sekaligus penggugahprestasi persepakbolaan nasional.Sementara itu dari sisi support atau soccer and society, Bolamerepresentasikan kondisi tersebut dalam pokok pembahasan sebagai berikut :8. Kontroversi Format dan Pendanaan Liga Indonesia : Editorial cartoonBola melauimenyotot keputusan Djohar Arifin sebagai ketua umum PSSI yangtidak segera menyatukan liga, dan malah mempertahankan format liga yangsebelumnya bermasalah di era kepemimpinan Nurdin Halid. Pendanaan liga jugadisorot oleh Bola dengan memberikan perhatian pada minimnya dana dansalahnya pengelolaan dari PT LPIS sebagai lembaga pengelola. Bahkan Bolamenunjukkan keprihatinannya terhadap tiga pemain asing Persipro Probolinggoyang terpakasa mengemis di jalanan demi menyambung hidup, sebagai akibat daritidak dibayarnya gaji mereka secaar penuh oleh pihak klub.9. Vandalisme Suporter Tanah Air : Isu ini direpresentasikan Bola denganwujud keprihatinan, tercatat dua kartun yang mengangkat demi ini munculberturut-turut dalam dalam kurun waktu seminggu. Peristiwa bentrokan suporteryang memilukan hingga merenggut korban jiwa tersebut terjadi saat partai Persijamelawan Persib di Gelora Bung Karno. Bola menjadikan tragedi ini sebagairangkaian permasalahan sepak bola nasional di tahun 2012 selain lain dualismeliga, dualisme kepemimpinan dan sanksi FIFA. Akumulasi masalah tersebutsemakin menambah runyam lingkaran setan persepakbolaan nasional di tahun2012.10. Tayangan Sepak Bola Adalah Candu Masyarat Indonesia : Bola ternyatamemiliki cara yang unik dalam menggambarkan situasi keseharian masyarakatIndonesia menjelang kejuaran dunia seperti Euro 2012. Bola merepresentasikanmelalui kartun opininya bahwa sepak bola telah masuk ke ruang-ruang keluargamasyarakat Indonesia, dan menjadi candu bersama untuk sejenak melupakankonflik politik yang mendera bangsa.11. Dukungan untuk Timnas Garuda : Tak hanya merepresentasikan konflikPSSI dan sanksi FIFA. Kartun opini Bola juga tidak sepenuhnya bersikap apatisterhadap timnas Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan saat Piala AFF 2012berlangsung, Bola menjadikan kartun opininya sebagai sarana untuk menghimpundukungan bagi timnas Indonesia, sekaligus menunjukkan bahwa kartun opini Bolabersifat prososial yang mengedepankan keinginan dan harapan masyarakatIndonesia.PENUTUPPenelitian mengenai representasi persepakbolaan Indonesia dalam kolom kartunopini Bola di tahun 2012 adalah penelitian yang berfokus pada kajian tentangeditorial cartoon Bola di tahun 2012. Editorial cartoon yang diteliti adalahbeberapa editorial cartoon yang membahas tentang situasi persepakbolaanIndonesia di tahun 2012. Tahun tersebut dipilih karena 2012 adalah tahun-tahunsaat persepakbolaan Indonesia mengalami banyak permasalahan dan menyitaperhatian publik. Di antaranya konflik kepengurusan, dualisme tim nasional,ancaman sanksi FIFA dan, bentrokan suporter.Kartun opini Bola sangat menarik, sebab topik yang dibahas spesifik dankonsisten, yaitu olah raga. Pada penelitian ini, editorial cartoon yang dibahasadalah editorial cartoon yang spesifik membahas sepak bola, denganpertimbangan bahwa sepak bola adalah olah raga yang paling populer diIndonesia, lengkap dengan berbagai situasi dan permasalahannya di tahun 2012.Mengacu pada pendapat dari Marco Impiglia bahwa olah raga dan politik adalahsaudara kandung. Kadang olah raga berada di bawah pengaruh politik. Kondisipersepakbolaan Indonesia di tahun 2012 adalah pembenaran argumen tersebut,dan kartun opini Bola menjadi watchog untuk mengawasi segala kepentingan dankonflik yang terkait pada persepakbolaan Indonesia. Lebih dari itu, kartun opiniBola juga tak ragu untuk tetap memberikan dukungan pada timnas Indonesia kalabertanding.Penelitian mengambil kesimpulan bahwa Kartun opini Bola memiliki duasisi dalam merepresentasikan persepakbolaan Indonesia di tahun 2012. Sisipertama adalah satire yang berarti memberikan kritik dan tanggapan terkait situasipersepakbolaan di tahun 2012. Sisi kedua adalah support, yang berartimemberikan dukungan untuk timnas Indonesia saat berlaga di partai internasional.Selain itu, Persepakbolaan Indonesia dalam kolom kartun opini Bola tidak hanyadirepresentasikan pada sisi konflik belaka. Aspek soccer and society juga hadirdalam kolom ini. Bola merepresentasikan hal tersebut dan menunjukkan bahwasepak bola telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia, sekaligusmenjadi candu bagi masyarakat itu.Kesimpulan lain yang sekaligus merupakan kritik kepada Bola adalah Boladalam kartun opininya menunjukkan bahwa mereka berpihak pada otoritastertinggi sepak bola dunia, yakni FIFA. Hal tersebut tercermin dari keberpihakanBola pada timnas PSSI yang berhak tampil pada Piala AFF 2012 atas restu FIFA.Bola juga merepresentasikan FIFA pada kartun opininya sebagai pihak yangmemiliki kuasa penuh dalam menentukan nasib persepakbolaan Indonesia. Padatahun 2012, Bola tidak pernah memberi ruang untuk mengkritik berbagaikeputusan-keputusan FIFA terkait situasi persepakbolaan Indonesia. Kondisisebenarnya berbanding terbalik dengan tanggapan-tanggapan lain yang beredar dimedia massa nasional yang berani mengkritik keputusan terkait selalu terkatungkatungnyadeadline sanksi yang diberikan FIFA kepada Indonesia.DAFTAR PUSTAKAAlvarado, Buscombe, dkk. 2001. Representation and Photography. China:PALGRAVEBairner, Alan. 2001. Sport, Nasionalism, and Globalization. New York: StateUniversity of New York PressBarker, Chris. 2004. The SAGE Dictionary of Cultural Studies. London: SAGEPublications LtdBennett, Andy.2005. Culture and Everyday Life. London: SAGE Publications LtdBerger, Arthur Asa. 2010. The Object of Affection. Semiothics and ConsumerCulture. New York: PALGRAVE MACMILLANBilig, Michael. 2005. Laughter and Ridicule. London: SAGE Publications LtdBottomore, Tom. 1991. Dictionary of Marxist Thought. Oxford: BlackwellPublishers LtdCashmore, Ellis. 2000. Making Sense of Sports. London: RoutledgeChandler, Daniel. 2007. Semiotics. The Basic. Abingdon: RoutledgeCribb, Robert & Kahin. 2004. Kamus Sejarah Indonesia. Depok:Komunitas BambuDanesi, Marcel. 2009. Dictionary of Media and Communications. United States ofAmerica: M.E. Sharpe, Inc.Ermida, Isabel. 2008. The Language of Comic Narratives. Humor Construction inShort Stories. Berlin: Walter de GruyterFranklin, Hamer, dkk. 2005. Key Concepts of Journalism Studies. London: SAGEPublications LtdGardiner, Michael E. 2000. Critiques of Everyday Life. New York. RoutledgeHall, Stuart. 1997. Representation. London: SAGE Publications LtdHebdige, Dick. 1979. Subculture. The Meaning of Style. London: RoutledgeKamus Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Pusat Bahasa DepartemenPendidikan NasionalJackson, Steven J. & David L. Andrews. 2005. Sport, Culture and Advertising.Identities, Commodities and The Politics of Representation. New York:Taylor & Francis e-LibraryKuncoro, Hanung. 2011. Si Gundul. Jakarta: Kompas GramediaLincoln, Yvonna S. & Guba. 1985. Naturalistic Inquiry. California: SAGEPublicationsLeeuwen, Theo Van. 2005. Introducing Social Semiotics. New York: Taylor &Francis e-LibraryMazid, Bahaa-Eddin M. 2008. Discourse and Communication. Los Angeles:SAGE PublicationsNorrick, Neal R. & Delia Chiaro. 2009. Humor in Interaction. Amsterdam: JohnBenjamins Publishing CoO’Sullivan, Tim. Hartley, Saunders, dkk. 1994. Key Concept in Communicationand Cultural Studies. London: RoutledgePoire, Beth A. Le. 2005. Family Communication. Nurturing and Control in aChanging World. California Lutheran University: California Lutheran UniversityPressPrendergast, Chistopher. 2000. The Triangle of Representation. New York:Columbia University PressRachmadi, Benny & Muhammad Misrad. 2009. Lagak Jakarta. Jakarta: KompasGramediaRoss, Alison. 1998. The Language of Humor. London: RoutledgeRowe, David. 2004. Sport, Culture, and The Media. England: The OpenUniversity PressSchement, Jorge Reina. 2002. Encyclopedia of Communication and Infornation.United Stetes of America: Gale GroupSebeok, Thomas A. 2001. Signs: An Introduction to Semiotics. Toronto:University of Toronto PressSchnurr, Stephanie. 2009. Leadership Discourse at Work. Interactions of Humor,Gender and Workplace Culture. London: PALGRAVE MACMILLANSteier, Elena. 2008. Frince. A Cartoon History of The George Dubya Bush Years.United States of AmericaSterling, Christopher H. 2009. Encyclopedia of Journalism. California: SAGEPublications LtdStott, Andrew. 2005. Comedy. New York: RouledgeTamburrini, Claudio & Torbjörn Tännsjö. 2001. Values in Sport. New York:Taylor and Francis e-LibraryTalbot, Mary. 2007. Media Discourse. Representation and Interaction.Edinburgh: Edinburgh University PressThwaites, Davis, dkk. 2002. Introducting Cultural and Media Studies. SemioticApproach. New York: PALGRAVEWebb, Jean. 2009. Understanding Representation. London: SAGE PublicationsLtdWest, Richard & Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi. Analisisdan Aplikasi. Jakarta: Salemba HumanikaInternet :republikaonline.com. Kronologi perseteruan PSSI dan KPSI. Dikutip tanggal 1Mei 2013 jam 17.46kompas.com. Indonesia Tersingkir dari Piala AFF. Dikutip tanggal 4 Juni 2013kompas.com. Menpora Peringatkan KPSI Soal Adu Timnas. Dikutip tanggal 12Mei 2013 jam 23.45bola.net. Peringkat Indonesia Tertahan di Posisi 151. Dikutip tanggal 16 Mei2013 jam 20.12tempo.co. Piala Asia, Indonesia Satu Grup dengan Irak. Dikutip tanggal 14 Mei2013 jam 22.02detik.com. PSSI Tunjuk Ramadhan Pohan Jadi Manajer Timnas Senior. Dikutiptanggal 12 Mei 2013 jam 23.47kompas.com. Rangking Indonesia di FIFA Tembus Peringkat Terburuk. Dikutiptanggal 16 Mei 2013 jam 20.30bolaindo.com. Terus Ditagih, PT MBI Tak Bergeming. Dikutip 27 Mei 2013 jam23.13tribuntimur.com. Timnas KPSI Akan Uji Coba ke Australia. Dikutip 12 Mei 2013jam 23.48tempo.co. Tim Rekonsiliasi AFF Panggil PSSI. Dikutip tanggal 29 April 2013 jam18.17inilah.com. Dramatis! Zambia Juara Piala Afrika. Dikutip tanggal 16 Mei 2013jam 20.15kompasiana.com. Zambia, Indonesia, dan Pengurus PSSI. Dikutip tanggal 16 Mei2013 jam 20.18duniasoccer.com. Diego Michiels Dipastikan Tak Ikut ke Piala AFF. Dikutiptanggal 9 Juni 2013 jam 21.33bbc.co.uk. Kematian Diego Mendieta Akan Dibawa ke FIFA. Dikutip tanggal 1Mei 2013 jam 15.23fifa.com. Dikutip tanggal 10 Mei 2013 jam 13.12okezone.com. Di balik Sejarah Angry Birds. Dikutip tanggal 10 Mei 2013 jam13.45suarapembaharuan.com. Klub-klub ISL Tetap Menolak Pemainnya Begabung keTimnas. Dikutip tanggal 12 Mei 2013 jam 23.58suarapembaharuan.com. Rekonsiliasi PSSI dan KPSI Terancam Buntu. Dikutiptanggal 9 Mei 2013 jam 18.35bola.net. Gaji Tak Terbayar, Tiga Pemain Asing Persipro Mengemis. Dikutiptanggal 29 mei 2013 jam 21.09okezone.com. Kronologis Java Cup 2012 Ditunda. Dikutip tanggal 30 Mei 2013jam 21.05kaskus.co.id Kronologi Perseteruan PSSI dan KPSI. Dikutp tanggal 15 Juni 2013jam 20.05detik.com. 0-10 Kekalahan terbesar Indonesia. Dikutip tanggal 16 Mei 2013 jam20.19duniasoccer.com. Diego Dipastikan Tidak Ikut Piala AFF 2012. Dikutip 9 Juni2013 jam 21.36anneahira.com. Tabloid Bola, Pelopor Media Massa Bertema Olah Raga. Dikutiptanggal 25 April 2013 jam 20.32indomanutd.org, dikutip tanggal 4 Juni 2013 jam 22.34indonesiacitizens.org, dikutip 4 Juni 2013 jam 23.35Media Cetak :Kompas 5 April 2012. Rekonsiliasi PSSI Terancam Status LSIKompas 11 Oktober 2012. Peringkat Terburuk Indonesia dalam Sejarah
Last update:
Interaksi Online, is published by Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024)7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.