BibTex Citation Data :
@article{IO1510, author = {Devinta Hasni}, title = {STUDI PENGALAMAN NEGOSIASI IDENTITAS ANTARA ANAK YANG MELAKUKAN PERPINDAHAN AGAMA KEPADA ORANG TUANYA}, journal = {Interaksi Online}, volume = {1}, number = {1}, year = {2018}, keywords = {}, abstract = {Memilih dan memeluk agama adalah hak asasi yang dilindungi undang-undang di Indonesia. Adanya fenomena menarik mengenai hal tersebut adalah fenomena pindah agama. Tetapi, pindah agama tetap menjadi fenomena yang mengejutkan, terutama di Indonesia. Tidak selalu terjadi pada individu yang melakukannya, bisa jadi terjadi pada keluarga, pihak lain yang bersangkutan, atau bahkan orang-orang disekitar lingkungan. Hal tersebut tentu saja membutuhkan negosiasi identitas, dimana seseorang memiliki motivasi untuk menyampaikan harapan terhadap identitas yang yang mereka inginkan untuk dihargai oleh pihak lain. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini melibatkan pasangan orang tua dengan anak yang melakukan perpindahan keyakinan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengalaman negosiasi identitas antara anak yang melakukan perpindahan agama kepada orang tuanya. Pendekatan teori dalam penelitian ini adalah Teori Pola Asuh Orang Tua (Le Poire, 2006) dan Teori Negosiasi Identitas (Gudykunst, 2005). Melalui pendekatan fenomenologi dalam metode kualitatif, peneliti menggunakan indepth interview sebagai teknik pengumpulan data. Negosiasi identitas adalah proses interaksi transaksional yang berusaha menyampaikan, menegaskan, mempertahankan, mendukung atau mempertahankan citra diri yang diinginkan pihak-pihak yang terkait. Latar belakang masing-masing keluarga yang berbeda tentu saja menghasilkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan komunikasi yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa ketaatan dalam beragama serta variasi pribadi dan situasional anggota keluarga merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam proses negosiasi identitas yang dilakukan. Pola asuh dalam keluarga juga mempengaruhi negosiasi identitas. Pola asuh yang mendukung terjadinya negosiasi identitas yang kompeten adalah pola asuh permisif dan otoritatif. Negosiasi identitas antara anak yang melakukan perpindahan agama dengan orang tuanya dapat dikatakan kompeten jika mampu melakukan interaksi dengan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan interaksi yang baik dan melakukannya secara tepat dan efektif. Memiliki motivasi untuk terus-menerus berusaha dapat dikatakan mencapai hasil yang memuaskan jika kedua belah pihak dapat saling mengerti, menghormati dan menghargai. Perasaan tersebut dapat ditunjukkan dengan tindakan nyata seperti saling menghormati kegiatan agama satu sama lain dan tetap menjaga hubungan yang baik dengan keluarga. Kata kunci : Agama, Pindah Agama, Negosiasi Identitas, Pola Asuh}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/1510} }
Refworks Citation Data :
Last update:
Interaksi Online, is published by Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024)7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.