PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK MULYO SEMARANG Dengan Lingkup Mikro BANGUNAN INDUSTRI PENGASAPAN IKAN
Published: 31 Dec 2012.

Citation Format:
Abstract
Pemukiman nelayan merupakan suatu aset berharga di setiap daerahnya. Pemukiman ini menjadi
tumpuan perdagangan hasil laut di daerahnya. Sama halnya dengan pemukiman nelayan Tambak Mulyo
Semarang yang menjadi pusat perdagangan hasil laut di Semarang dan sekitarnya. Namun ironisnya
pemukiman nelayan Tambak Mulyo justru kumuh, padat dan tidak tertata, terlebih dengan bencana rob yang
melanda hampir setiap harinya. Pemukiman nelayan sejatinya tidak hanya berkutat dengan kehidupan para
nelayan yang mencari ikan di laut, Namun juga menampung kegiatan pengolahan hasil laut tersebut. Selain
pemukiman nelayan secara makro, dalam proyek penataan ini akan lebih dititik beratkan pada kawasan
bangunan industri pengasapan ikan yang ada di dalamnya. Ide ini didapatkan dari menyikapi kondisi buruknya
sentra industri pengasapan ikan di Bandarharjo Semarang yang sekaligus akan ditata bersamaan masuk ke
dalam pemukiman nelayan Tambak Mulyo.
Penataan kawasan industri pengaspan ikan disini berkonsep arsitektur vernakular demi melestarikan
pemikira-pemikiran lokal dalam menghadapi masalah-masalah di industri pengasapan ikan seperti bentukan
cerobong, tata ruang, bahan bangunan dan lain-lain. Kawasan industri pengasapan ikan sebagai fokus
penataan disini pastinya akan memiliki dampak tertentu terhadap lingkungan sekitar di pemukiman nelayan
seperti banyaknya asap yang dihasilkan oleh industri pengasapan ikan yang mencemari lingkungan sekitar.
Menyikapi hal tersebut, penataan industri pengasapan ikan secara mikro harus mempertimbangkan
keberadaan lingkungan sekitar dengan beberapa solusi desain seperti (1)pola penataan pemukiman nelayan
secara makro dengan aksis arah angin, hal ini berfungsi untuk mengatur arah asap yang dihasilka n industri
pengasapan ikan, (2)perancangan barrier asap berupa pepohonan mengelilingi industri pengasapan ikan,
(3)menata ruang dalam industri pengasapan ikan dan bentukan cerobong dengan pendekatan vernakular agar
desain sesuai dengan perilaku masyarakat setempat.
Penekanan desain pada arsitektur vernakular juga memiliki peranan penting dalam citra bangunan dan
kawasan yang dihasilkan nantinya. Dengan konsep vernakular, hasil akhir desain disini juga memiliki
keindahan/estetika, kesesuaian dengan perilaku setempat, kemudahan mendapatkan material, kemudahan
dalam perbaikan bangunan bila dilakukan oleh masyarakat sendiri, serta menyikapi kondisi alam seperti cuaca
dan bencana dalam desain.
tumpuan perdagangan hasil laut di daerahnya. Sama halnya dengan pemukiman nelayan Tambak Mulyo
Semarang yang menjadi pusat perdagangan hasil laut di Semarang dan sekitarnya. Namun ironisnya
pemukiman nelayan Tambak Mulyo justru kumuh, padat dan tidak tertata, terlebih dengan bencana rob yang
melanda hampir setiap harinya. Pemukiman nelayan sejatinya tidak hanya berkutat dengan kehidupan para
nelayan yang mencari ikan di laut, Namun juga menampung kegiatan pengolahan hasil laut tersebut. Selain
pemukiman nelayan secara makro, dalam proyek penataan ini akan lebih dititik beratkan pada kawasan
bangunan industri pengasapan ikan yang ada di dalamnya. Ide ini didapatkan dari menyikapi kondisi buruknya
sentra industri pengasapan ikan di Bandarharjo Semarang yang sekaligus akan ditata bersamaan masuk ke
dalam pemukiman nelayan Tambak Mulyo.
Penataan kawasan industri pengaspan ikan disini berkonsep arsitektur vernakular demi melestarikan
pemikira-pemikiran lokal dalam menghadapi masalah-masalah di industri pengasapan ikan seperti bentukan
cerobong, tata ruang, bahan bangunan dan lain-lain. Kawasan industri pengasapan ikan sebagai fokus
penataan disini pastinya akan memiliki dampak tertentu terhadap lingkungan sekitar di pemukiman nelayan
seperti banyaknya asap yang dihasilkan oleh industri pengasapan ikan yang mencemari lingkungan sekitar.
Menyikapi hal tersebut, penataan industri pengasapan ikan secara mikro harus mempertimbangkan
keberadaan lingkungan sekitar dengan beberapa solusi desain seperti (1)pola penataan pemukiman nelayan
secara makro dengan aksis arah angin, hal ini berfungsi untuk mengatur arah asap yang dihasilka n industri
pengasapan ikan, (2)perancangan barrier asap berupa pepohonan mengelilingi industri pengasapan ikan,
(3)menata ruang dalam industri pengasapan ikan dan bentukan cerobong dengan pendekatan vernakular agar
desain sesuai dengan perilaku masyarakat setempat.
Penekanan desain pada arsitektur vernakular juga memiliki peranan penting dalam citra bangunan dan
kawasan yang dihasilkan nantinya. Dengan konsep vernakular, hasil akhir desain disini juga memiliki
keindahan/estetika, kesesuaian dengan perilaku setempat, kemudahan mendapatkan material, kemudahan
dalam perbaikan bangunan bila dilakukan oleh masyarakat sendiri, serta menyikapi kondisi alam seperti cuaca
dan bencana dalam desain.
Keywords
pemukiman nelayan, pengasapan ikan, arsitektur vernakular
Article Metrics: