skip to main content

DESAIN EKSPERIMEN PEWARNA ALAM BATIK PROPAGUL MANGROVE DENGAN TINGKAT KETAHANAN LUNTUR WARNA YANG BAIK DENGAN BANTUAN ZAT FIKSATIF TAWAS

*Dwi Novita Purnaningtyas  -  Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
Sriyanto Sriyanto  -  Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Industri batik menyumbang pencemaran lingkungan disebabkan banyaknya penggunaan zat sintetis sebagai pewarna kain batiknya. Untuk itu alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti pewarna sintetis yaitu penggunaan pewarna alam. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai pewarna kain batik adalah ekstrak propagul mangrove. Kualitas pewarna yang baik bagi konsumen adalah pewarna yang tidak luntur. Sedangkan kekurangan dari zat pewarna alam adalah tidak semua zat warna alam dapat langsung mewarnai serat kain, sehingga warna yang dihasilkan akan mudah luntur. Untuk mengatasi hal tersebut, pencelupan zat pewarna alam pada kain diperlukan suatu proses fiksasi atau penguncian. Dalam proses fiksasi digunakan bahan tambahan yang disebut dengan zat fiksator (pengunci) dengan menggunakan garam logam. Dalam penelitian ini zat fiksator yang digunakan adalah tawas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi zat fiksator dan lama pencelupan kain pada proses fiksasi terhadap ketahanan luntur pewarna propagul mangrove pada kain katun menggunakan metode desain eksperimen faktorial.

Berdasarkan hasil eksperimen didapatkan warna yang dihasilkan oleh pewarna propagul mangrove pada kain katun adalah warna merah muda kecoklatan. Sampel kain yang memiliki tingkat ketahanan luntur warna yang optimal ditunjukkan pada sampel kain dengan konsentrasi tawas 100 gr/l dengan lama fiksasi 5 menit. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis bahwa semakin banyak konsentrasi tawas atau waktu fiksasi yang digunakan akan semakin meningkatkan daya ketahanan luntur warna, tetapi apabila komposisi tersebut terlalu banyak, tingkat ketahanan luntur warna akan semakin menurun.


 

Abstract

 

Batik industry contributes to environmental pollution caused by the heavy use of synthetic substances as dye batik fabrics. Therefore the alternatives that can be used as a substitute for synthetic dyes are the use of natural dyes. One of the natural ingredients that can be used as a batik fabric dye is an extract of mangrove propagules. The dye with good quality for consumers is a dye that is not easy to fade. While the lack of natural dyes is not all natural dyes are able to color the fabric fibers directly, so that the resulted color will easily fade. To overcome this, dyeing natural dyes on fabric required fixation or locking process. In the process of fixation, it is needed additional material which is called as fixator (locking substance) made of metal salts. Fixator substance that is used in the study is alum. This study was conducted to determine the effect of the fixator’s concentration and the length process of dyeing fabric in the process of fixation toward the fade resilience of mangrove propagules natural dye on cotton cloth using a factorial experimental design methods. Based on the experimental results the obtained dye color which is produced by mangrove propagules on cotton fabric is bright brownish pink color. Fabric samples that have the optimal color fastness are shown on the sample fabric with alum concentration of 100 g/l and the length of fixation is 5 minutes. These results are consistent with the hypothesis that the more the concentration of alum or the longer fixation time used to further improve color fastness. If the used composition is too much, the color fastness level will decrease. 

Fulltext View|Download
Keywords: Pewarna Alam Batik; Propagul Mangrove; Tawas; Ketahanan Luntur; Desain Eksperimen

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.