BibTex Citation Data :
@article{IEOJ5348, author = {Rifda Rosihan and Diana Puspitasari Puspitasari and Rani Rumita}, title = {Penilaian Resiko dan Perencanaan Jadwal Inspeksi Boiler dengan Metode Risk Based Inspection di PT Indonesia Power UBP Semarang}, journal = {Industrial Engineering Online Journal}, volume = {3}, number = {1}, year = {2013}, keywords = {Boiler; Inspeksi; Pipa; Risk Based Inspection; Det Norske Veritas.}, abstract = { Boiler merupakan salah satu mesin yang penting dalam industri pembangkit listrik. Fungsi boiler yakni mengubah air menjadi uap yang kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin untuk menghasilkan energi listrik. Boiler pada PT. Indonesia Power UBP Semarang diketahui seringkali mengalami kerusakan berupa kebocoran pipa. Akibat dari kebocoran pipa mengakibatkan timbulnya resiko berupa bahaya kebakaran dan mengakibatkan mesin tidak dapat beroperasi. Untuk mengurangi adanya kegagalan dan mengurangi tingkat resiko pada boiler dibutuhkan suatu perencanaan inspeksi yang melihat dari tingkat resikonya. Teknik penjadwalan inspeksi yang sesuai dengan kondisi boiler adalah Metode Risk Based Inspection . Resiko dapat diartikan dalam dua hal yakni kemungkinan kegagalan dan konsekuensi kegagalan. Kemungkinan kegagalan didasarkan pada jenis kerusakan yang terjadi pada peralatan. Karena boiler pada unit ini mengalami kerusakan berupa korosi thinning , maka dilakukan perhitungan berupa penjumlahan dari sembilan modul Technical Module Subfactor pada peralatan dengan melihat nilai dari laju korosi pada peralatan. Nilai kemungkinan kegagalan pada pipa adalah “1” Konsekuensi kegagalan didasarkan pada luas area yang terkena dampak akibat adanya kebocoran boiler. Perhitungan ini didasarkan pada sistem deteksi, sistem isolasi, tekanan, dan suhu pada peralatan. Pada pipa boiler, nilai konsekuensi kegagalannya adalah “C”. Hasil dari perhitungan konsekuensi dan kemungkinan kegagalan adalah peringkat resiko pada pipa boiler, yaitu medium risk . Setelah itu, menentukan rencana inspeksi yang optimal pada pipa boiler. Untuk menentukan perencanaan waktu inspeksi pada boiler menggunakan standar DNV ( Det Norske Veritas ). Jadwal inspeksi yang sesuai dengan tingkat resiko pada pipa dan standar DNV adalah 2 tahun. The Boiler is one of the important machines in the power plant. Boiler functions is turning water into steam which is then used to drive a turbine to produce electrical energy. Boiler at PT. Indonesia Power UBP Semarang known often suffered damage in the form of a pipe leak. As a result of leakage pipes result in a risk of fire hazard, and result in the machine cannot operate. To reduce the presence of failure and reduce the level risk of the boiler, it need inspection planning that viewed from the level of risk levels and equipment inquiries. Inspection scheduling techniques that comply with the conditions of the boiler is Risk Based Inspection method. Risk can be defined in two things, there are the possibility of failure and the consequences of failure. The possibility of failure based on the type of damage that occurs in the equipment. Because the boiler on these units suffered damage in the form of corrosion thinning, then carried out the calculation of the sums of nine modules Technical Module Subfactor on equipment by looking at the value of the rate of corrosion on equipment. The value of the possibility of failure on the pipe is “1” Consequence of failure based on the affected area due to the leakage of boilers. This calculation is based on a system detection, System isolation, pressure, and temperature on the equipment. On the pipe of the boiler, the consequences of failure are “C”. The result of the calculation of consequences and likelihood of failure is risk rank on the boiler pipes, that is medium risk. After that, determining optimal inspection plans on the boiler pipes. To determine the time planning of inspections on boilers by using DNV (Det Norske Veritas) standard. Inspection planning based on the level risk of the pipes and DNV standard is 2 years. }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/ieoj/article/view/5348} }
Refworks Citation Data :
Boiler merupakan salah satu mesin yang penting dalam industri pembangkit listrik. Fungsi boiler yakni mengubah air menjadi uap yang kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin untuk menghasilkan energi listrik. Boiler pada PT. Indonesia Power UBP Semarang diketahui seringkali mengalami kerusakan berupa kebocoran pipa. Akibat dari kebocoran pipa mengakibatkan timbulnya resiko berupa bahaya kebakaran dan mengakibatkan mesin tidak dapat beroperasi. Untuk mengurangi adanya kegagalan dan mengurangi tingkat resiko pada boiler dibutuhkan suatu perencanaan inspeksi yang melihat dari tingkat resikonya. Teknik penjadwalan inspeksi yang sesuai dengan kondisi boiler adalah Metode Risk Based Inspection. Resiko dapat diartikan dalam dua hal yakni kemungkinan kegagalan dan konsekuensi kegagalan. Kemungkinan kegagalan didasarkan pada jenis kerusakan yang terjadi pada peralatan. Karena boiler pada unit ini mengalami kerusakan berupa korosi thinning, maka dilakukan perhitungan berupa penjumlahan dari sembilan modul Technical Module Subfactor pada peralatan dengan melihat nilai dari laju korosi pada peralatan. Nilai kemungkinan kegagalan pada pipa adalah “1” Konsekuensi kegagalan didasarkan pada luas area yang terkena dampak akibat adanya kebocoran boiler. Perhitungan ini didasarkan pada sistem deteksi, sistem isolasi, tekanan, dan suhu pada peralatan. Pada pipa boiler, nilai konsekuensi kegagalannya adalah “C”. Hasil dari perhitungan konsekuensi dan kemungkinan kegagalan adalah peringkat resiko pada pipa boiler, yaitu medium risk. Setelah itu, menentukan rencana inspeksi yang optimal pada pipa boiler. Untuk menentukan perencanaan waktu inspeksi pada boiler menggunakan standar DNV (Det Norske Veritas). Jadwal inspeksi yang sesuai dengan tingkat resiko pada pipa dan standar DNV adalah 2 tahun.
The Boiler is one of the important machines in the power plant. Boiler functions is turning water into steam which is then used to drive a turbine to produce electrical energy. Boiler at PT. Indonesia Power UBP Semarang known often suffered damage in the form of a pipe leak. As a result of leakage pipes result in a risk of fire hazard, and result in the machine cannot operate. To reduce the presence of failure and reduce the level risk of the boiler, it need inspection planning that viewed from the level of risk levels and equipment inquiries. Inspection scheduling techniques that comply with the conditions of the boiler is Risk Based Inspection method. Risk can be defined in two things, there are the possibility of failure and the consequences of failure. The possibility of failure based on the type of damage that occurs in the equipment. Because the boiler on these units suffered damage in the form of corrosion thinning, then carried out the calculation of the sums of nine modules Technical Module Subfactor on equipment by looking at the value of the rate of corrosion on equipment. The value of the possibility of failure on the pipe is “1” Consequence of failure based on the affected area due to the leakage of boilers. This calculation is based on a system detection, System isolation, pressure, and temperature on the equipment. On the pipe of the boiler, the consequences of failure are “C”. The result of the calculation of consequences and likelihood of failure is risk rank on the boiler pipes, that is medium risk. After that, determining optimal inspection plans on the boiler pipes. To determine the time planning of inspections on boilers by using DNV (Det Norske Veritas) standard. Inspection planning based on the level risk of the pipes and DNV standard is 2 years.
Last update:
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik - Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang 50239
Telp / Fax : (024) 7460052
Email : i_engineering@ymail.com