skip to main content

Pemilihan Desain Instalasi Pengelolaan Air Limbah Batik yang Efektif dan Efisien dengan Menggunakan Metode Life Cycle Cost (Studi Kasus di Kampung Batik Semarang)

*Miranti Marita Sari  -  Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
Sri Hartini  -  Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Kampung Batik Semarang belum memiliki Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) sehingga air limbah hasil produksi batik langsung di buang pada saluran pembuangan air. Limbah air yang berasal dari proses pewarnaan menyebabkan masalah terhadap lingkungan. Hal ini menyebabkan pencemaran pada saluran pembuangan air di lingkungan tersebut sehingga air di dalam saluran pembuangan bewarna hitam pekat. Uji terhadap BOD dan COD pada naftol sebesar 5 mg/l dan 83,9 mg/l, sedangkan pada garam sebesar 14mg/l dan 839 mg/l. Nilai COD tersebut melebihi baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah sebesar 100 mg/l. Penelitian ini menggunakan rancangan IPAL proses fisika kimia dan elektrokoagulasi. Rancangan tersebut diharapkan dapat mengurangi COD yang terkandung dalam limbah batik. Penelitian ini adalah IPAL dengan menggunakan IPAL dengan proses fisika kimia mempunyai efisiensi sebesar 19,85% hingga 72,7%. Biaya IPAL dengan proses fisika kimia adalah sebesar Rp 5.409.909,00 per tahun dengan menggunakan metode Life Cycle Cost (LCC). Sedangkan IPAL dengan proses elektrokoagulasi mempunyai efisiensi sebesar 89% dengan biaya yang di butuhkan sebesar Rp 7.887.546,00 per tahun dengan menggunakan metode Life Cycle Cost (LCC). Maka rekomendasi IPAL terpilih untuk Kampung Batik Semarang adalah  IPAL dengan proses fisika kimia.

 

ABSTRACT

Kampung Batik Semarang has not had Installing a Wastewater Treatment Plant (WWTP ) so that the waste water from batik production directly flows to sewer. Waste water from the dyeing process is cause environmental problems . This leads to contamination of the water in the drain so that the water in the sewer colored black. BOD and COD test against the naphthol at 5 mg / l and 83.9 mg / l , while the salt of 14mg / l and 839 mg / l . The COD value exceeds the quality standards set by the government at 100 mg / l . This study uses the WWTP design electrocoagulation process chemistry and physics . The design is expected to reduce the COD of waste contained in batik. The results of this study that use  WWTP with chemical physics processes have an efficiency of 19,85 % to 72,7 % . The cost involved with the process of chemical physics WWTP is Rp 5.409.909,00 per year using Life Cycle Cost ( LCC ) .While the WWTP with electrocoagulation process has an efficiency of 89 % at cost it need Rp 7.887.546,00 per year using the Life Cycle Cost ( LCC ). So the recommendation WWTP to Kampung Batik Semarang is WWTP with chemical physics process.

Fulltext
Keywords: Limbah Cair Batik; IPAL; Fisika Kimia; Elektrokoagulasi; Life Cycle Cost (LCC)

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.