skip to main content

EVALUASI TARGET PRODUKSI PT BIMUDA KARYA TEKNIK BERDASARKAN FAKTOR CYCLE TIME DAN MANPOWER DENGAN MENGAPLIKASIKAN METODE SWTS DALAM PENGAMBILAN DATA

*Nadhira Amelia Putri  -  Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Abstrak

PT Bimuda Karya Teknik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri
manufaktur, terkhusus dalam memproduksi produk otomotif. Pada proses produksinya, PT Bimuda
Karya Teknik menggunakan sistem PO atau Purchase Order sehingga harus memiliki penjadwalan dan
target produksi yang umumnya berbeda-beda setiap harinya karena produksinya harus menyesuaikan
apa yang menjadi kebutuhan customer. Salah satu aspek yang cukup penting pada proses produksi yang
dilakukan oleh PT Bimuda Karya Teknik adalah penentuan target produksi hariannya. Hal ini
disebabkan karena target produksi menjadi acuan untuk para karyawan yang bekerja khususnya
operator mesin yang bekerja secara langsung dalam pembuatan produknya. Pada saat ini, PT Bimuda
Karya Teknik masih menggunakan metode manual dalam menentukan target produksi dengan
mempertimbangkan jadwal datangnya material dan due date dari masing-masing pelanggan yang
memesan. Acuan yang digunakan oleh PT Bimuda Karya Teknik adalah GSPH lama pembuatan part yang waktu siklusnya belum diperbarui. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya peningkatan target
produksi harian PT BKT agar dapat meningkatkan produktivitas perusahaan dan meningkatkan
efisiensi penggunaan waktu kerja. Dengan menggunakan metode SWTS dalam mengambil data, perlu
dilakukan perhitungan ulang waktu siklus dan GSPH sesuai dengan keadaan lapangan pada saat ini.
Setelah dilakukan identifikasi ulang, ternyata terdapat perbedaan signifikan dari GSPH terhitung saat
ini. Dengan pertimbangan spesifikasi material, maka didapatkan persentase kenaikan target produksi
untuk part yang berketebalan 0,6 – 1,2 adalah 29%, ketebalan 1,4 – 2 adalah 41%, dan ketebalan 2,3
- >3,2 adalah sebesar 36%. Selain itu, perlu adanya pengklasifikasian PIC dalam pembuatan part
berdasarkan ketebalan material untuk menunjang target tersebut, yaitu untuk part yang berketebalan
0,6 – 1,2 akan di-handle oleh PIC dengan skor matrix skill 50-60, part yang berketebalan 1,4 – 2 akan
di-handle oleh PIC dengan skor matrix skill 61-70, dan part yang berketebalan 2,3 - >3,2 akan dihandle
oleh
PIC
dengan
skor
matrix
skill
71-80.


Kata kunci: evaluasi target produksi, manpower, cycle time, SWTS

Abstract

PT Bimuda Karya Teknik is a company engaged in the manufacturing industry, especially in producing
automotive products. In its production process, PT Bimuda Karya Teknik uses a PO or Purchase Order
system, so it must have a production schedule and target that generally varies every day because
production must adjust to what the customer needs. One aspect that is quite important in the production
process carried out by PT Bimuda Karya Teknik is the determination of the daily production target. This
is because the production target is a reference for employees who work, especially machine operators
who work directly in making their products. At this time, PT Bimuda Karya Teknik is still using the
manual method in determining production targets by considering the material arrival schedule and due
date from each customer who orders. The reference used by PT Bimuda Karya Teknik is the old GSPH
for making parts whose cycle times have not been updated. Therefore, it is necessary to increase PT
BKT's daily production target in order to increase the company's productivity and increase the efficiency
of working time. By using the SWTS method in collecting data, it is necessary to recalculate cycle times
and GSPH according to the current field conditions. After re-identification, it turns out that there is a
significant difference from the current calculated GSPH. Taking into account the material
specifications, the percentage increase in the production target for parts with a thickness of 0.6 – 1.2 is
29%, a thickness of 1.4 – 2 is 41%, and a thickness of 2.3 -> 3.2 is 36% . In addition, it is necessary to
classify PIC in making parts based on the thickness of the material to support this target, i.e. parts with
a thickness of 0.6 – 1.2 will be handled by a PIC with a matrix skill score of 50-60, parts with a thickness
of 1.4 – 2 will be handled by a PIC with a matrix skill score of 61-70, and parts with a thickness of 2.3
- > 3.2 will be handled by a PIC with a matrix skill score of 71-80.

Keywords: evaluation of production target, manpower, cycle time, SWTS

Fulltext View|Download
Keywords: evaluation of production target, manpower, cycle time, SWTS

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.