slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
Hubungan Letter of Intent (LoI) International Monetary Fund dan Perkembangan Ekonomi Khususnya Sektor Perbankan Indonesia (1997-2006) | Astriyani | Historiografi skip to main content

Hubungan Letter of Intent (LoI) International Monetary Fund dan Perkembangan Ekonomi Khususnya Sektor Perbankan Indonesia (1997-2006)

*Windri Astriyani  -  Program Studi S1 Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Indonesia
Haryono Rinardi  -  Program Studi S1 Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

This article identifies the correlation of the Letter of Intent (LoI) of the International Monetary Fund and economic development,particularly in the banking sector (1997-2006). In this case, it examines how the relationship between the International MonetaryFund (IMF) and Indonesia agreements contained in the Letter of Intent, and its impact or effect on economic development,especially the banking sector. The Letter of Intent is a summary of the policies that must be taken by the Indonesian government inaccordance with the advice of the IMF to overcome the economic crisis, especially to fix the chaos of the banking sector during the period. The first Letter of Intent marking the start of Indonesia's commitment to seek assistance to the IMF was signed on October 31, 1997. Letter of Intent becomes the foundation of the government in determining and taking every economic policy, one of whichis in the financial sector. However, various policies taken by the government as stated in the LoI, actually cause negative impacts. This has an impact on the Indonesian economy and banking which shows a slump. To examine the problem, this article uses ahistorical method consisting of four stages: heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The approach used iseconomics in the field of banking.

Keywords: Letter of Intent; IMF; Indonesian Banking System

Fulltext View|Download
  1. “Kilasan Peristiwa Mei-Juni 1998: Soeharto “Lengser”, Pakpahan Bebas”, Kompas, 28 Desember 1998
  2. “Rancangan LoI: Ekonomi Indonesia 1999/2000 Tumbuh 1,8%”, Kompas, 18 Desember 1999
  3. “Tanggapan terhadap Memorandum Tambahan Kedua Pemerintah RI-IMF Semoga Ini yang Terakhir”, Kompas, 27 Juni 1998
  4. Bank Jakarta minta disamakan. (10 Maret 1998). Kompas
  5. Bank-bank terlikuidasi hilang (14 November 1997). Suara Merdeka
  6. Bantuan paket 23 milyar dollar AS. (1 November 1997). Kompas
  7. Clift, Jeremy (2001). Buku pedoman tentang IMF, apakah dana moneter internasional?. Washington D.C.: International Monetary Fund
  8. Empat bank swasta lakukan merger. (25 Januari 1998). Kompas
  9. Fachry, Ali (18 November 1997). Tanpa ngasorake aspek budaya dan politik likuidasi bank. Kompas
  10. “Seluruh Utang Dilunasi, IMF Tak Bisa Intervensi; Indonesia Harus Menjadi Tuan di Negeri Sendiri”, Kompas, 6 Oktober 2006
  11. Fischer, Stanley (8 April 1998). Peranan IMF saat krisis. Kompas
  12. Gottschalk, Louis (1975). Mengerti sejarah, (Nugroho Notosusanto, Trans). Jakarta: Universitas Indonesia Press
  13. Hisyam, Muhamad, (2003). Krisis masa kini dan orde baru. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
  14. IMF dan Soeharto, seperti guru dan murid. (7 Juni 1998). Kompas
  15. IMF resmi menunda misi ke Indonesia. (18 September 1999). Kompas
  16. Indra Widjaja: Merger melahirkan bank tahan banting. (20 Januari 1998). Kompas
  17. International Monetary Fund (IMF) (2021). Penyaluran pinjaman IMF. Diakses pada 3 Januari 2021 dari https://www.imf.org/id/About/Factsheets/IMF-Lending
  18. Kilasan ekonomi: merger BBD dan Bapindo. (11 April 1998). Kompas
  19. Kilasan peristiwa mei-juni 1998: Soeharto lengser, Pakpahan bebas. (28 Desember 1998). Kompas
  20. Merger bank bumn: nasabah pertanyakan nasib simpanannya. (3 Januari 1998). Kompas
  21. Pemerintah berdiri di belakang perbankan nasional. (28 Januari 1998). Kompas
  22. Pemerintah tutup 16 bank disediakan dana talangan Rp 2,3 trilyun. (2 November 1997). Kompas
  23. Ramli, Rizal (15 Juli 2003). Kinerja program IMF dan Indonesia pasca-IMF. Kompas
  24. Rancangan LoI: ekonomi indonesia 1999/2000 tumbuh 1,8%. (18 Desember 1999). Kompas
  25. Sasongko, Indrawan (17 Maret 1998). Mana lebih dulu, CBS atau reformasi ekonomi. Kompas
  26. Seluruh utang dilunasi, IMF tak bisa intervensi; Indonesia harus menjadi tuan di negeri sendiri. (6 Oktober 2006). Kompas
  27. Setelah likuidasi 16 bank: masyarakat tarik dana perbankan Rp 4 triliun. (29 November 1997). Kompas
  28. Solusi krisis nilai tukar. (9 Februari 1998). Kompas
  29. Sukarman, Widigdo (2014). Liberalisasi perbankan Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia
  30. Tajuk rencana: soal pesangon karyawan bank, mengapa dibiarkan berlarut-larut. (29 Maret 1999). Kompas
  31. Tanggapan terhadap memorandum tambahan kedua pemerintah RI-IMF semoga ini yang terakhir. (27 Juni 1998). Kompas
  32. “IMF Resmi Menunda Misi ke Indonesia”, Kompas, 18 September 1999
  33. Theo F. Toemion (2020). Sekilas tentang IMF. Diakses pada 12 November 2020 dari https://www.imf.org/id/About/Factsheets/IMF-at-a-Glance
  34. Tirto.id (2021). Bagaimana sulitnya Indonesia keluar dari krisis moneter 1997/1998. Diakses pada 27 Juli 2021 dari https://amp.tirto.id/bagaimana-sulitnya-indonesia-keluar-dari-krisis-moneter- 1997-1998-f7aP
  35. Tirto.id (2021). Ketika Indonesia bertekuk lutut kepada IMF. Diakses pada 21 Februari 2021 dari https://tirto.id/ketika- indonesia-bertekuk-lutut-kepada-imf-czic
  36. Wahyuni, Kristitin (2008). Masa kepresidenan Megawati Soekarnoputri periode tahun 2001-2004. (Skripsi pada Program Sarjana) Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
  37. Widhiyoga, Ganjar, et. al., (2019). Identitas politik luar negeri Indonesia di masa reformasi (1999-2014). Research Fair UNSRI, 3(1), 570-571
  38. Widiatmono, Riasto (2001). Kumpulan dokumen negosiasi: IMF-Indonesia dalam mengatasi krisis ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  39. Yahya, Abbas & Kusno, Agus (29 Agustus 2003). Pemerintah akhirnya menentukan opsi pasca-IMF. Liputan6
  40. “Pemerintah Tutup 16 Bank, Disediakan Dana Talangan” Rp 2,3 Trilyun”, Kompas, 2 November 1997
  41. “Indra Widjaja: Merger Melahirkan Bank Tahan Banting”, Kompas, 20 Januari 1998
  42. “Empat Bank Swasta Lakukan Merger”, Kompas, 25 Januari 1998
  43. “Kilasan Ekonomi: Merger BBD dan Bapindo”, Kompas, 11 April 1998
  44. “Pemerintah Berdiri di Belakang Perbankan Nasional”, Kompas, 28 Januari 1998
  45. “Setelah Likuidasi 16 Bank: Masyarakat Tarik Dana Perbankan Rp 4 Triliun”, Kompas, 29 November 1997
  46. “Bank Jakarta Minta “Disamakan””, Kompas, 10 Maret 1998

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.