skip to main content

Menjadi Penyanyi Istana Negara: Biografi Titiek Puspa

*Rafngi Mufidah  -  Pusat Studi Asia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Indonesia
Dhanang Respati Puguh  -  Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

This study aims to reveal the progress of Titiek Puspa in the world of music as an Indonesian State Palace’s singer. The main focus of this research is to explore the background of Titiek Puspa's life, as well as the process that accompanied her career journey as a singer until she finally became a singer at the State Palace. By applying the historical method and the biographical approach as a historical unit, this article exposes Titiek Puspa's childhood life, education and early career, eventually gaining fame as a singer. The long journey has brought a Titiek Puspa to the state palace. It is known that after becoming a court singer, Titiek Puspa managed to elevate to the pinnacle of his career as a singer. Talent, vocal ability, and the existence of ties as Javanese descent have made Titiek Puspa accepted and even become the flagship singer of the Revolution Leader.

Keywords: State Palace Singer; Titiek Puspa; Biography.

Fulltext View|Download
  1. Antontny Novonty: Presiden Negara Republik Sosialis Tjekoslowakia dapat Hadiah Bintang RI I dari Bung Karno. (11 Juni 1961). Minggu Pagi, 11 Juni 1961
  2. Belajar menyanyi di atas pohon. (25 Juli 1969). Kompas
  3. Bogaerts, Els (2011). Kemana arah kedudayaan kita? Menggagas kembali kebudayaan di Indonesia pada Masa Dekolonisasi. Dalam Jennifer Lindsay & Maya H.T. Liem (Eds.), Ahli waris budaya dunia: Menjadi Indonesia 1950-1965 (pp. ). Jakarta: Pustaka Larasan & KITLV
  4. Di antara roda kereta. (1 November 2007). Kompas
  5. Endah, A. (2008). Titiek Puspa: A legendary diva. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
  6. Esha, T. et. al. (2005). Ismail Marzuki: Musik, Tanah Air, dan cinta. Jakarta: Pustaka LPES Indonesia
  7. Farram, S. (2014). “Ganyang” Indonesia Popular Songs from the Confrontation Era, 1963-1966. Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, 170(1), 1-24. https://www.jstor.org/stable/43817924
  8. Gottschalk, Louis (1983). Mengerti sejarah (ed.). Jakarta: Universitas Indonesia Press
  9. Handriatmo, A. S. (2006). Giyanti 1755: Perang perbutan Mahkota III dan terpecahnya Kerajaan Mataram menjadi Surakarta dan Yogyakarta. Jakara: Cahaya Sahabat
  10. Kuntowijoyo (2003). Metodologi sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana
  11. Lagu-lagu hiburan kita dapat perhatian. (9 April 1961). Minggu Pagi
  12. Leksono, N. (2003). Titiek Puspa: Sebuah biografi. Jakarta: Penerbit Buku Kompas
  13. Lindsay dan Maya H.T. Liem (Eds.), Ahli waris budaya dunia: Menjadi Indonesia 1950-1965 (221-252). Jakarta: Pustaka Larasan dan KITLV-Jakarta
  14. Metro TV (2015a). Cerita Titiek Puspa diundang Presiden Soekarno. Diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=jRXIuE5pM80
  15. Metro TV (2015b). Panggung Titiek Puspa. Diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=zr5tsrIcG08&t=322s
  16. Moertono, S. (1985). Negara dan usaha Bina-Negara: Studi tentang masa Mataram II Abad XVI sampai XIX. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
  17. Mulyadi, M. (2009). Industri musik Indonesia: Suatu sejarah. Jakarta: Koperasi Ilmu Pengetahuan Sosial
  18. Nyanyian hidup Titiek Puspa. (1 November 2007). Komas
  19. Ontologi Rekaman Lagu TP. (1 November 1997). Kompas
  20. Pane, N. (6-12 November 1997). Dari menyanyi di atas pohon ke corong radio (Sejuta kisah Titiek Puspa bagian I)”, Femina, 44(XXV),634
  21. Pertiwi, A. & Nasution (2014). Larangan Soekarno terhadap musik Barat tahun 1959-1967. AVATARA, 2(3), 334-345
  22. Pramutomo, R. M. (1985). Pangaruh bentuk pemerintahan ‘pseudoabsolutisme’ pasca Perjanjian Giyanti 1755 terhadap perkembangan tari Jawa gaya Yogyakarta (Disertasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia)
  23. Puguh, D. R. & Mufidah (2020). Bintang Radio Contest as effort to Build National Identity, 1950s. Proceedings of the TALENTA Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts 3(4), 32-36
  24. Puguh, Dhanang Respati (2015). Mengagungkan kembali seni pertunjukan tradisi keraton: Politik Kebudayaan Jawa Surakarta, 1950-an-1990-an (Disertasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia)
  25. Request for a song may put him in jail. (13 Maret 1965). The Straits Times
  26. Ricklefs, M.C. (2002). Yogyakarta di bawah Sultan Mangkubumi 1749-1792: Sejarah pembagian Jawa (Ed.). Yogyakarta: Mata Bangsa
  27. Rusini, R. (2003). Gathutkaca di Panggung Sukarno. Surakarta: STSI Press
  28. Soedarsono, R. M. (1990). Wayang Wong: Drama tari ritual kenegaraan di Keraton Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  29. Soedarsono, R. M. (2002). Seni pertunjukan Indonesia di era globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  30. Soekanto, S. (2004). Sosiologi keluarga: Tentang ikhwal keluarga remaja dan anak. Jakarta: PT. Rineka Cipta
  31. Soeratman, Darsiti (1989). Kehidupan dunia Kraton Surakarta 1830-1939. Yogyakarta: Tamansiswa
  32. Studio-studio manunggal. (September 1954). Berita Radio
  33. Titiek Puspa dan jejak sejarah musik Indonesia. (1 November 1997). Kompas
  34. Titiek Puspa Minggu main di Istana Bogor. (3 Januari 1970). Kompas
  35. Trans TV Official (2020). Titiek Puspa berkeliling dunia dengan Soekarno. Diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=BfCh8EjAZ20
  36. Wardaya, B. T. (2012). Diplomacy and cultural understanding: Learning from US policy toward Indonesia under Sukarno. International Journal, 67(4), 1051-1061. http://www.jstor.com/stable/42704946
  37. Yampolsky, P. (1987). Lokananta a discography of the National Recording Company of Indonesia 1957-1985. Madison, Wisconsin: Center for Southeast Asian Studies University of Winconsin

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.