Department of Geodetic Engineering, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip38086, author = {Eko Widayanti and Abdi Sukmono and Firman Hadi}, title = {Analisis Pengaruh Curah Hujan Dan Sebaran Titik Panas Terhadap Luas Area Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Kabupaten Bengkalis Menggunakan Indeks Normalized Burn Ratio}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {12}, number = {4}, year = {2023}, keywords = {Curah Hujan, Hotspot, IndeksdNBR, dan Threshold}, abstract = { Kebakaran hutan dan lahan merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia, yang menyebabkan banyaknya kerugian mulai dari kerusakan lingkungan hingga tercemarnya polusi udara yang mengganggu kesehatan masyarakat di sekitar lokasi terjadinya kebakaran. Salah satu wilayah yang sering mengalami bencana kebakaran hutan dan lahan adalah Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Banyaknya kerugian yang didapat menuntut perlu adanya upaya penanggulangan bencana kebakaran untuk mengurangi dampak yang dihasilkan seperti melakukan analisis terhadap faktor-faktor penyebab terjadinya kebakaran. Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh curah hujan yang menjadi salah satu factor alam yang dapat mempengaruhi peristiwa kebakaran, serta jumlah sebaran hotspot yang menjadi salah satu indicator dalam mendeteksi kebakaran pada suatu wilayah terhadap luasan area kebakaran yang dihasilkan. Proses identifikasi area terbakar dalam penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan teknik penginderaan jauh menggunakan Citra Sentinel-2 serta indeks kebakaran NBR ( Normalized Burn Ratio ) dengan lima model threshold dari pengambilan sampel area terbakar. Sedangkan proses analisis pengaruh antara curah hujan dan hotspot terhadap luas area kebakaran yang dihasilkan menggunakan pengujian regresi linier berganda. Hasil dari penerapan threshold terbaik pada indeks dNBR yaitu model threshold µ - 2σ dengan tingkat akurasi mencapai 81,56% pada periode kebakaran Februari 2019, 73,53% pada periode kebakaran Maret 2019, 71,66% pada periode kebakaran Februari 2020, dan 68,76% pada periode kebakaran April 2020. Sedangkan pada hasil pengujian uji statistika regresi linier berganda menunjukkan bahwa curah hujan dan titik panas ( hotspot ) memberikan pengaruh sebesar 91,41% terhadap luas area kebakaran. Curah hujan berpengaruh negatif terhadap luas area kebakaran yang menunjukkan bahwa semakin rendah curah hujan di suatu wilayah maka semakin besar luas area kebakaran yang dihasilkan begitu pula sebaliknya, sedangkan hotspot berpengaruh positif terhadap luas area kebakaran yang menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah hotspot di suatu wilayah maka semakin besar luas area kebakaran yang dihasilkan begitu pula sebaliknya. }, issn = {2809-9672}, pages = {341--350} doi = {10.14710/jgundip.2023.38086}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/38086} }
Refworks Citation Data :
Kebakaran hutan dan lahan merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia, yang menyebabkan banyaknya kerugian mulai dari kerusakan lingkungan hingga tercemarnya polusi udara yang mengganggu kesehatan masyarakat di sekitar lokasi terjadinya kebakaran. Salah satu wilayah yang sering mengalami bencana kebakaran hutan dan lahan adalah Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Banyaknya kerugian yang didapat menuntut perlu adanya upaya penanggulangan bencana kebakaran untuk mengurangi dampak yang dihasilkan seperti melakukan analisis terhadap faktor-faktor penyebab terjadinya kebakaran. Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh curah hujan yang menjadi salah satu factor alam yang dapat mempengaruhi peristiwa kebakaran, serta jumlah sebaran hotspot yang menjadi salah satu indicator dalam mendeteksi kebakaran pada suatu wilayah terhadap luasan area kebakaran yang dihasilkan. Proses identifikasi area terbakar dalam penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan teknik penginderaan jauh menggunakan Citra Sentinel-2 serta indeks kebakaran NBR (Normalized Burn Ratio) dengan lima model threshold dari pengambilan sampel area terbakar. Sedangkan proses analisis pengaruh antara curah hujan dan hotspot terhadap luas area kebakaran yang dihasilkan menggunakan pengujian regresi linier berganda. Hasil dari penerapan threshold terbaik pada indeks dNBR yaitu model threshold µ - 2σ dengan tingkat akurasi mencapai 81,56% pada periode kebakaran Februari 2019, 73,53% pada periode kebakaran Maret 2019, 71,66% pada periode kebakaran Februari 2020, dan 68,76% pada periode kebakaran April 2020. Sedangkan pada hasil pengujian uji statistika regresi linier berganda menunjukkan bahwa curah hujan dan titik panas (hotspot) memberikan pengaruh sebesar 91,41% terhadap luas area kebakaran. Curah hujan berpengaruh negatif terhadap luas area kebakaran yang menunjukkan bahwa semakin rendah curah hujan di suatu wilayah maka semakin besar luas area kebakaran yang dihasilkan begitu pula sebaliknya, sedangkan hotspot berpengaruh positif terhadap luas area kebakaran yang menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah hotspot di suatu wilayah maka semakin besar luas area kebakaran yang dihasilkan begitu pula sebaliknya.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro