Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip29619, author = {Khofifatul Azizah and Moehammad Awaluddin and Fauzi Amarrohman}, title = {ANALISIS PENGGUNAAN METODE THIESSEN POLYGON UNTUK PENENTUAN BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT DENGAN PRINSIP SAMA JARAK}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {10}, number = {1}, year = {2020}, keywords = {Batas Pengelolaan Wilayah Laut, RBI, Sama Jarak, Thiessen Polygon, Titik Berat Segitiga}, abstract = { ABSTRAK Indonesia merupakan negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia, kondisi geografis Indonesia yang demikian perlu perhatian khusus terkait aturan penentuan batas pengelolaan wilayah laut untuk mencegah terjadinya sengketa. Pengukuran dan penentuan batas daerah di laut menurut Permendagri No. 141 Tahun 2017 Pasal 14 diukur dari garis pantai ke arah laut lepas paling jauh 12 mil laut dengan prinsip sama jarak yang dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode titik berat segitiga dan metode Thiessen Polygon . Penentuan batas pengelolaan wilayah laut dilakukan pada peta dasar peta RBI skala 1:25.000 dan skala 1:50.000 dengan garis dasar yaitu garis dasar normal, garis dasar kepulauan, dan garis dasar penutup (penutup teluk dan penutup muara sungai). Hasil perbandingan batas pengelolaan wilayah laut antara kedua metode dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan titik salient (titik garis pantai yang menonjol) dan menggunakan ekstraksi keseluruhan garis pantai wilayah penelitian. Pembuktian metode Thiessen Polygon ini dilakukan berdasarkan pengujian sampel titik-titik sama jarak di 10 segmen penelitian dimana seluruhnya memenuhi prinsip sama jarak sehingga metode Thiessen Polygon dapat digunakan sebagai salah satu alternatif metode dalam penarikan batas pengelolaan wilayah laut. Persentase perbandingan luas pengelolaan wilayah laut pada Segmen Gresik, Banyuasin, Ogan Komeng ilir, Banyuwangi dan Sumbawa Barat berturut-turut sebesar 6,212 %, 2,189%, 1,281%, 0,238 %, dan 0,111%. Kata Kunci: Batas Pengelolaan Wilayah Laut, RBI, Sama Jarak, Thiessen Polygon , Titik Berat Segitiga ABSTRACT Indonesia is the largest maritime and archipelagic country in the world, Indonesia's geographical conditions need special attention regarding the rules for determining the boundaries of the management of marine areas to prevent disputes. Measurement and determination of boundaries at sea according to Permendagri No. 141 of 2017 Article 14 is measured from the coastline to the offshore sea, no more than 12 nautical miles on the principle of equal distance which can be done by several methods. The method used in this research is the gravity triangle method and the Thiessen Polygon method. The determination of the boundaries of marine area management is carried out on the base map of the RBI map at a scale of 1: 25,000 and a scale of 1: 50,000 with the baseline, namely the normal baseline, archipelago baseline, and cover baseline (bay cover and river mouth cover). The results of the comparison of marine area management boundaries between the two methods are carried out in two ways, namely by using a salient point (prominent shoreline point) and using the extraction of the entire coastline of the study area. The proof of this Thiessen Polygon method is based on testing samples of equal-distance points in 10 research segments, all of which fulfill the equal distance principle, so that the Thiessen Polygon method can be used as an alternative method in drawing the boundaries of marine area management. The percentage comparison of marine area management in the Gresik, Banyuasin, Ogan Komeng Ilir, Banyuwangi and West Sumbawa segments is respectively 6.212%, 2.189%, 1.281%, 0.238%, and 0.111%. }, issn = {2809-9672}, pages = {21--30} doi = {10.14710/jgundip.2021.29619}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/29619} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia, kondisi geografis Indonesia yang demikian perlu perhatian khusus terkait aturan penentuan batas pengelolaan wilayah laut untuk mencegah terjadinya sengketa. Pengukuran dan penentuan batas daerah di laut menurut Permendagri No. 141 Tahun 2017 Pasal 14 diukur dari garis pantai ke arah laut lepas paling jauh 12 mil laut dengan prinsip sama jarak yang dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode titik berat segitiga dan metode Thiessen Polygon. Penentuan batas pengelolaan wilayah laut dilakukan pada peta dasar peta RBI skala 1:25.000 dan skala 1:50.000 dengan garis dasar yaitu garis dasar normal, garis dasar kepulauan, dan garis dasar penutup (penutup teluk dan penutup muara sungai). Hasil perbandingan batas pengelolaan wilayah laut antara kedua metode dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan titik salient (titik garis pantai yang menonjol) dan menggunakan ekstraksi keseluruhan garis pantai wilayah penelitian. Pembuktian metode Thiessen Polygon ini dilakukan berdasarkan pengujian sampel titik-titik sama jarak di 10 segmen penelitian dimana seluruhnya memenuhi prinsip sama jarak sehingga metode Thiessen Polygon dapat digunakan sebagai salah satu alternatif metode dalam penarikan batas pengelolaan wilayah laut. Persentase perbandingan luas pengelolaan wilayah laut pada Segmen Gresik, Banyuasin, Ogan Komeng ilir, Banyuwangi dan Sumbawa Barat berturut-turut sebesar 6,212 %, 2,189%, 1,281%, 0,238 %, dan 0,111%.
Kata Kunci: Batas Pengelolaan Wilayah Laut, RBI, Sama Jarak, Thiessen Polygon, Titik Berat Segitiga
ABSTRACT
Indonesia is the largest maritime and archipelagic country in the world, Indonesia's geographical conditions need special attention regarding the rules for determining the boundaries of the management of marine areas to prevent disputes. Measurement and determination of boundaries at sea according to Permendagri No. 141 of 2017 Article 14 is measured from the coastline to the offshore sea, no more than 12 nautical miles on the principle of equal distance which can be done by several methods. The method used in this research is the gravity triangle method and the Thiessen Polygon method. The determination of the boundaries of marine area management is carried out on the base map of the RBI map at a scale of 1: 25,000 and a scale of 1: 50,000 with the baseline, namely the normal baseline, archipelago baseline, and cover baseline (bay cover and river mouth cover). The results of the comparison of marine area management boundaries between the two methods are carried out in two ways, namely by using a salient point (prominent shoreline point) and using the extraction of the entire coastline of the study area. The proof of this Thiessen Polygon method is based on testing samples of equal-distance points in 10 research segments, all of which fulfill the equal distance principle, so that the Thiessen Polygon method can be used as an alternative method in drawing the boundaries of marine area management. The percentage comparison of marine area management in the Gresik, Banyuasin, Ogan Komeng Ilir, Banyuwangi and West Sumbawa segments is respectively 6.212%, 2.189%, 1.281%, 0.238%, and 0.111%.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro