Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip29708, author = {Ita Asriani and Bambang Sudarsono and Yasser Wahyuddin}, title = {ANALISIS KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN MANGROVE DAN TAMBAK DENGAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (STUDI KASUS : KAB. PATI)}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {10}, number = {1}, year = {2020}, keywords = {Mangrove, RTRW ,Tambak, SPOT}, abstract = { ABSTRAK Kabupaten Pati merupakan wilayah di pesisir utara jawa yang memiliki pantai berlumpur sehingga ditumbuhi mangrove di beberapa area. Aktivitas masyarakat di pesisir pantai mayoritas sebagai petambak dan nelayan. Hal ini turut berdampak pada tingginya konversi hutan mangrove menjadi tambak yang menimbulkan permasalahan seperti abrasi, banjir rob, dll. Sedangkan dari sudut pandang regulasi, konversi hutan mangrove menjadi lahan tambak merupakan bentuk perubahan guna lahan yang tidak terkontrol dan tidak sejalan dengan peraturan pemerintah daerah Kabupaten Pati no. 5 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya penelitian tentang seberapa luas persebaran hutan mangrove dan tambak di kabupaten dibeberapa waktu tertentu dan kesesuiannya dengan RTRW Kabupaten Pati. Penelitian ini dilakukan secara multitemporal dengan satelit SPOT ( Satellites Pour l’Observation de la Terre ) pada tahun 2009,2015 dan 2019. Metode yang digunakan adalah digitasi on screen dan didapatkan penggunaan lahan di pesisir Kabupaten Pati pada tahun 2009-2019 didominasi oleh kawasan peruntukan perikanan. Terjadi peningkatan sebesar 255,92 ha ( 2,4 %) pada kawasan peruntukan perikanan. Perubahan ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya yaitu adanya akresi dan abrasi di wilayah pesisir kabupaten Pati. Sedangkan untuk kawasan mangrove mengalami peningkatan sebesar 200,08 ha (952,38%). Tingkat kesesuaian setelah dilakukan overlay peta penggunaan lahan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah adalah 63,18% pada tahun 2009, tahun 2015 sebesar 63,49 %, dan tahun 2019 sebesar 63,32%. Kawasan mangrove mengalami peningkatan kesesuaian sebesar 5,48% pada tahun 2019. Sedangkan untuk kawasan peruntukan perikanan hanya sebesar 1,33%. Prediksi model penggunaan lahan di tahun 2023 menggunakan metode ANN Cellular Automata pada MOLUSCE QGIS didapatkan nilai RMS sebesar 0,00117. Pada tahun 2023 kawasan sempadan pantai ( mangrove ) menghasilkan tingkat kesesuaian sebesar 74,43% % dengan luas kawasan 220,57ha. Sedangkan untuk kawasan peruntukan perikananan menghasilkan tingkat kesesuaian 146,76 % (10.941,94 ha). }, issn = {2809-9672}, pages = {241--249} doi = {10.14710/jgundip.2021.29708}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/29708} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Kabupaten Pati merupakan wilayah di pesisir utara jawa yang memiliki pantai berlumpur sehingga ditumbuhi mangrove di beberapa area. Aktivitas masyarakat di pesisir pantai mayoritas sebagai petambak dan nelayan. Hal ini turut berdampak pada tingginya konversi hutan mangrove menjadi tambak yang menimbulkan permasalahan seperti abrasi, banjir rob, dll. Sedangkan dari sudut pandang regulasi, konversi hutan mangrove menjadi lahan tambak merupakan bentuk perubahan guna lahan yang tidak terkontrol dan tidak sejalan dengan peraturan pemerintah daerah Kabupaten Pati no. 5 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya penelitian tentang seberapa luas persebaran hutan mangrove dan tambak di kabupaten dibeberapa waktu tertentu dan kesesuiannya dengan RTRW Kabupaten Pati. Penelitian ini dilakukan secara multitemporal dengan satelit SPOT (Satellites Pour l’Observation de la Terre) pada tahun 2009,2015 dan 2019. Metode yang digunakan adalah digitasi on screen dan didapatkan penggunaan lahan di pesisir Kabupaten Pati pada tahun 2009-2019 didominasi oleh kawasan peruntukan perikanan. Terjadi peningkatan sebesar 255,92 ha ( 2,4 %) pada kawasan peruntukan perikanan. Perubahan ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya yaitu adanya akresi dan abrasi di wilayah pesisir kabupaten Pati. Sedangkan untuk kawasan mangrove mengalami peningkatan sebesar 200,08 ha (952,38%). Tingkat kesesuaian setelah dilakukan overlay peta penggunaan lahan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah adalah 63,18% pada tahun 2009, tahun 2015 sebesar 63,49 %, dan tahun 2019 sebesar 63,32%. Kawasan mangrove mengalami peningkatan kesesuaian sebesar 5,48% pada tahun 2019. Sedangkan untuk kawasan peruntukan perikanan hanya sebesar 1,33%. Prediksi model penggunaan lahan di tahun 2023 menggunakan metode ANN Cellular Automata pada MOLUSCE QGIS didapatkan nilai RMS sebesar 0,00117. Pada tahun 2023 kawasan sempadan pantai (mangrove) menghasilkan tingkat kesesuaian sebesar 74,43% % dengan luas kawasan 220,57ha. Sedangkan untuk kawasan peruntukan perikananan menghasilkan tingkat kesesuaian 146,76 % (10.941,94 ha).
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro