slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
ANALISIS GEOSPASIAL KORELASI PENURUNAN MUKA TANAH TERHADAP HARGA TANAH DI WILAYAH KECAMATAN SEMARANG UTARA | Makruf | Jurnal Geodesi Undip skip to main content

ANALISIS GEOSPASIAL KORELASI PENURUNAN MUKA TANAH TERHADAP HARGA TANAH DI WILAYAH KECAMATAN SEMARANG UTARA

Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 30 Mar 2020; Published: 2 Apr 2020.

Citation Format:
Abstract

ABSTRAK

Nilai tanah merupakan suatu kondisi ketersediaan dan kebutuhan tanah (supply and demand) di dalam kekuatan pasar tanah. Nilai biasanya diwujudkan dengan nilai jual pasar dalam situasi yang kompetitif antara penjual dan pembeli. Sedangkan Zona Nilai Tanah (ZNT) merupakan area yang menggambarkan nilai tanah yang relatif sama. Zona Nilai Tanah di Kecamatan Semarang Utara sendiri berbeda dengan daerah lain yang dipengaruhi oleh faktor penentu nilai dan harga tanah, tapi berkaitan dengan daerah banjir dan turunnya permukaan tanah. Penurunan muka tanah (PMT) merupakan permasalahan yang umum terjadi di kota – kota besar. Penurunan tanah merupakan hal yang serius terutama apabila penurunan tanah terjadi di daerah pesisir pantai. Kondisi tersebut karena daerah pesisir sangat rentan terhadap tekanan lingkungan, baik yang berasal dari daratan maupun dari lautan (Yuwono dkk., 2013). Dalam penelitian dibentuk peta Zona Nilai Tanah (ZNT) berdasarkan nilai tanah dengan penilaian massal menggunakan pendekatan perbandingan harga pasar yang dioverlay dengan Peta Jaringan Jalan, Peta Administrasi Kecamatan Semarang Utara dan dibandingkan Peta Penurunan Muka Tanah. Dalam penentuan uji korelasi menggunakan koreasi Pearson untuk menntukan tingkat nilai korelasi.Hasil penelitian menunjukkan terdapat 98 Zona Nilai Tanah terdampak penurunan muka tanah di Kecamatan Semarang Utara. Sedangkan dari analisis perubahan nilai tanah kaitannya dengan penurunan muka tanah, pada tahun 2013 dengan nilai terendah Rp 100.000 pada Kelurahan Tanjung Mas dan nilai tertinggi sebesar Rp 11.183.000 yang berada pada Kelurahan Dadapsari, kemudian pada tahun 2019 mengalami perubahan harga tanah dengan nilai terendah sebesar Rp 378.000 yang berada Kelurahan Bandarharjo dan nilai tertinggi sebesar Rp 19.056.000 yang berada di Kelurahan Dadapsari.. Sedangkan hasil uji korelasi menunjukkan bahwa pengaruh penurunan tanah cukup berpengaruh dalam penentuan harga tanah.

 

Kata Kunci : Kecamatan Semarang Utara, Korelasi, Nilai Tanah, PMT, ZNT

 

ABSTRACT

Land value is a condition of the availability and demand of land (supply and demand) in the strength of the land market. Value is usually realized by market selling value in a competitive situation between seller and buyer. Whereas the Land Value Zone (ZNT) is an area that represents relatively similar land values. The Land Value Zone in the North Semarang District itself is different from other regions which are influenced by determinants of land values and prices, but are related to areas of flooding and land subsidence. Land subsidence (PMT) is a common problem in big cities. Land subsidence is serious, especially if land subsidence occurs in coastal areas. This condition is because the coastal areas are very vulnerable to environmental pressures, both originating from land and from the ocean (Yuwono et al., 2013). In this study, a Land Value Zone (ZNT) map was formed based on land values with mass valuation using a market price comparison approach that was overlapped with a Road Network Map, Administrative Map of North Semarang Subdistrict and compared to a Land Acceleration Map. In determining the correlation test using Pearson's chore to determine the level of correlation value. The results showed that there were 98 Land Value Zones affected by subsidence in North Semarang District. Whereas from the analysis of changes in land value in relation to land subsidence, in 2013 with the lowest value of Rp 100,000 in Tanjung Mas and the highest value of Rp 11.183.000 in Dadapsari, then in 2019 there was a change in land prices with the lowest value of Rp. 378,000 in Bandarharjo Village and the highest value of Rp. 19,056,000 in Dadapsari Village. While the correlation test results show that the effect of land subsidence is quite influential in determining land value.

Fulltext View|Download
Keywords: Correlation, Land subsidence, Land Value, Land Value Zone, North Semarang District

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.