Departemen Teknik Geodesi, Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip25147, author = {Ary Sugianto and Andri Suprayogi and Moehammad Awwaluddin}, title = {PEMBUATAN PETA POTENSI LAHAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( STUDI KASUS : KECAMATAN TUGU DAN KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG)}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {8}, number = {4}, year = {2019}, keywords = {Fuzzy AHP, Kondisi Fisik Lahan, Potensi Lahan, Weighted Overlay}, abstract = { ABSTRAK Kota Semarang merupakan kota metropolitan terbesar ke-5 se-Indonesia. Perkembangan wilayah yang semakin pesat, menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan menyebabkan pembangunan yang tidak sesuai peruntukan lahannya dan menimbulkan kerawanan terhadap bencana. Pembangunan harus mengacu kepada Perda RTRW agar lebih fokus dan terarah. Selain itu, pembangunan juga harus memperhatikan kondisi fisik lahan. Pembuatan peta potensi lahan perlu dilakukan, agar dapat digunakan sebagai acuan pembangunan dimasa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan metode penilaian, pembobotan, dan tumpang tindih ( overlay) . Pembobotan pada setiap parameter menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process dan pengolahan di ArcGIS menggunakan metode Weighted Overlay. Evaluasi kesesuaian potensi lahan dengan RTRW dan lahan existing menggunakan metode intersect. Hasil persentase untuk potensi ketiga peruntukan (permukiman, pertanian, dan industri) adalah 89,54% dan mendominasi wilayah penelitian. Hasil perbandingan evaluasi antara lahan existing dan rencana 2011-2031 pada permukiman adalah luas kelas Sangat Sesuai (S1) meningkat cukup banyak, yaitu 262,734 Ha pada permukiman existing menjadi 279,664 Ha pada permukiman rencana. Pada pertanian adalah luas kelas Sesuai (S2) menurun sangat drastis, yaitu 2185,672 Ha pada pertanian existing menjadi 575,859 Ha pada pertanian rencana. Pada industri adalah luas kelas Sangat Sesuai (S1) menurun cukup drastis, yaitu 205,794 Ha pada industri existing menjadi 159,15 Ha pada industri rencana. Kata Kunci : Fuzzy AHP , Kondisi Fisik Lahan, Potensi Lahan, Weighted Overlay . ABSTRACT Semarang is the 5th largest metropolis of Indonesia. The rapid development of the region, causing land-function over. Rather than land function causes development that is not suitable for the grounds and raises the insecurity of disasters. Development should refer to Perda RTRW to be more focused and directed. In addition, development should also pay attention to the physical condition of land. The creation of potential land map needs to be done, so it can be used as a reference for future development. The research uses a method of skoring, weighted, and overlay. The Weighted parameters of each parameter are using the Fuzzy Analytical Hierarchy Process method and the processing in ArcGIS using an overlay method. Evaluate potential land suitability with RTRW and existing land using the Intersect method. The percentage result for the third potential allocation (settlements, farms, and industries) is 89,54% and dominates the research area. The results of the comparison of the evaluation between the existing land and 2011-2031 plan in the settlement is the size of the class very suitable (S1) increased quite a lot, namely 262,734 Ha in the existing settlement to 279,664 Ha on the settlement of the plan. On the farm is an area of appropriate class (S2) decreased very drastically, namely 2185,672 Ha on existing farms to 575,859 Ha on agricultural plans. In the industry is an area of very suitable class (S1) decreased quite drastically, namely 205,794 Ha in the existing industry to 159,15 Ha on the plan industry. Keywords: Fuzzy AHP, land physical condition, potential land, Weighted Overlay. }, issn = {2809-9672}, pages = {79--89} doi = {10.14710/jgundip.2019.25147}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/25147} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Kota Semarang merupakan kota metropolitan terbesar ke-5 se-Indonesia. Perkembangan wilayah yang semakin pesat, menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan menyebabkan pembangunan yang tidak sesuai peruntukan lahannya dan menimbulkan kerawanan terhadap bencana. Pembangunan harus mengacu kepada Perda RTRW agar lebih fokus dan terarah. Selain itu, pembangunan juga harus memperhatikan kondisi fisik lahan. Pembuatan peta potensi lahan perlu dilakukan, agar dapat digunakan sebagai acuan pembangunan dimasa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan metode penilaian, pembobotan, dan tumpang tindih (overlay). Pembobotan pada setiap parameter menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process dan pengolahan di ArcGIS menggunakan metode Weighted Overlay. Evaluasi kesesuaian potensi lahan dengan RTRW dan lahan existing menggunakan metode intersect. Hasil persentase untuk potensi ketiga peruntukan (permukiman, pertanian, dan industri) adalah 89,54% dan mendominasi wilayah penelitian. Hasil perbandingan evaluasi antara lahan existing dan rencana 2011-2031 pada permukiman adalah luas kelas Sangat Sesuai (S1) meningkat cukup banyak, yaitu 262,734 Ha pada permukiman existing menjadi 279,664 Ha pada permukiman rencana. Pada pertanian adalah luas kelas Sesuai (S2) menurun sangat drastis, yaitu 2185,672 Ha pada pertanian existing menjadi 575,859 Ha pada pertanian rencana. Pada industri adalah luas kelas Sangat Sesuai (S1) menurun cukup drastis, yaitu 205,794 Ha pada industri existing menjadi 159,15 Ha pada industri rencana.
Kata Kunci : Fuzzy AHP, Kondisi Fisik Lahan, Potensi Lahan, Weighted Overlay.
ABSTRACT
Semarang is the 5th largest metropolis of Indonesia. The rapid development of the region, causing land-function over. Rather than land function causes development that is not suitable for the grounds and raises the insecurity of disasters. Development should refer to Perda RTRW to be more focused and directed. In addition, development should also pay attention to the physical condition of land. The creation of potential land map needs to be done, so it can be used as a reference for future development. The research uses a method of skoring, weighted, and overlay. The Weighted parameters of each parameter are using the Fuzzy Analytical Hierarchy Process method and the processing in ArcGIS using an overlay method. Evaluate potential land suitability with RTRW and existing land using the Intersect method. The percentage result for the third potential allocation (settlements, farms, and industries) is 89,54% and dominates the research area. The results of the comparison of the evaluation between the existing land and 2011-2031 plan in the settlement is the size of the class very suitable (S1) increased quite a lot, namely 262,734 Ha in the existing settlement to 279,664 Ha on the settlement of the plan. On the farm is an area of appropriate class (S2) decreased very drastically, namely 2185,672 Ha on existing farms to 575,859 Ha on agricultural plans. In the industry is an area of very suitable class (S1) decreased quite drastically, namely 205,794 Ha in the existing industry to 159,15 Ha on the plan industry.
Keywords: Fuzzy AHP, land physical condition, potential land, Weighted Overlay.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro