Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip22410, author = {BASKORO GUMELAR and Abdi Sukmono and Nurhadi Bashit}, title = {STUDI PERBANDINGAN KONSENTRASI KLOROFIL-a PADA TAMBAK BANDENG TRADISIONAL DAN TAMBAK BANDENG INTENSIF MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {7}, number = {4}, year = {2018}, keywords = {Fitoplankton, Ikan, Klorofil, Tambak}, abstract = { Berdasarkan hasil survei sosial ekonomi Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia pada tahun 2014 menunjukkan konsumsi ikan masyarakat masih rendah. Oleh karena itu, pemerintah bertujuan untuk meningkatkan produksi ikan guna meningkatkan konsumsi ikan masyarakat.Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah tahun 2010, budidaya tambak merupakan budidaya yang paling potensial. Pemilihan metode budidaya tambak yang paling efektif antara metode tradisional dan metode intensif perlu dilakukan untuk mengoptimalkan produksi ikan.Salah satu indikator efektifitas antara kedua metode tersebut dapat dilihat dari kandungan fitoplankton . Fitoplankton mengandung klorofil-a di dalam tubuhnya danmerupakan pakan alami dari ikan.Teknologi pengindraan jauh dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi klorofil-a dengan menggunakan algoritma Wouthuyzen, Wibowo, Pentury, Much Jisin Arief dan Lestari Laksmi.Hasil penelitian menunjukkan algoritma Pentury relatif lebih baik digunakan untuk menentukan konsentrasi klorofil-a pada perairan dangkal (tambak). Konsentrasi klorofil-a terendah pada tambak tradisional yaitu 0,47068 mg/m 3 , konsentrasi tertinggi 1,95017 mg/m 3 dan konsentrasi rata-rata 1,12893 mg/m 3 , sedangkan pada tambak intensif konsentrasi terendah 0,36713 mg/m 3 , konsentrasi tertinggi 3,17063 mg/m 3 dan konsentrasi rata-rata 1,53556 mg/m 3 . }, issn = {2809-9672}, pages = {66--77} doi = {10.14710/jgundip.2018.22410}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/22410} }
Refworks Citation Data :
Berdasarkan hasil survei sosial ekonomi Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia pada tahun 2014 menunjukkan konsumsi ikan masyarakat masih rendah. Oleh karena itu, pemerintah bertujuan untuk meningkatkan produksi ikan guna meningkatkan konsumsi ikan masyarakat.Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah tahun 2010, budidaya tambak merupakan budidaya yang paling potensial. Pemilihan metode budidaya tambak yang paling efektif antara metode tradisional dan metode intensif perlu dilakukan untuk mengoptimalkan produksi ikan.Salah satu indikator efektifitas antara kedua metode tersebut dapat dilihat dari kandungan fitoplankton. Fitoplankton mengandung klorofil-a di dalam tubuhnya danmerupakan pakan alami dari ikan.Teknologi pengindraan jauh dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi klorofil-a dengan menggunakan algoritma Wouthuyzen, Wibowo, Pentury, Much Jisin Arief dan Lestari Laksmi.Hasil penelitian menunjukkan algoritma Pentury relatif lebih baik digunakan untuk menentukan konsentrasi klorofil-a pada perairan dangkal (tambak). Konsentrasi klorofil-a terendah pada tambak tradisional yaitu 0,47068 mg/m3, konsentrasi tertinggi 1,95017 mg/m3 dan konsentrasi rata-rata 1,12893 mg/m3, sedangkan pada tambak intensif konsentrasi terendah 0,36713 mg/m3, konsentrasi tertinggi 3,17063 mg/m3 dan konsentrasi rata-rata 1,53556 mg/m3.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro