Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip19325, author = {Albertus Bagus Cahyadi and Andri Suprayogi and Fauzi Amarrohman}, title = {PENENTUAN LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SUKOHARJO}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {7}, number = {1}, year = {2018}, keywords = {AHP, Kabupaten Sukoharjo, Potensi Lahan Industri, SIG}, abstract = { ABSTRAK Kabupaten Sukoharjo memiliki kelebihan untuk dapat dijadikan model pembangunan kawasan industri. Hal ini, dikarenakan letak wilayahnya yang berada dekat dengan Kota Solo dan termasuk wilayah yang strategis dan fungsional untuk mendirikan sebuah kawasan industri. Untuk mendorong pertumbuhan sektor industri agar menjadi lebih terarah, terpadu dan memberikan hasil guna yang lebih optimal, maka dibutuhkan pengembangan kawasan industri. Pengembangan kawasan industri merupakan kategori aspek spasial yang mana diperlukan sebuah metode untuk menyajikannya. Salah satu metode yang digunakan adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG merupakan langkah yang tepat dalam menyajikan aspek spasial (keruangan). Dalam hal ini SIG mempunyai manfaat yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat potensi lahan pengembangan kawasan industri di Kabupaten Sukoharjo. Kawasan industri yang diteliti merupakan semua jenis industri dengan luas minimal 20 ha dan masuk kedalam industri besar. Penelitian ini mempertimbangkan tujuh parameter untuk menunjang dalam pengembangan kawasan industri, yaitu kemiringan lereng, penggunaan lahan, jenis tanah, jarak lahan terhadap jalan utama, jarak lahan terhadap sungai, jarak lahan terhadap fasilitas umum serta aksesbilitas jalan terhadap lahan. Data tersebut kemudian diidentifikasi dengan menggunakan metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ) untuk menunjukkan besar bobot yang mempengaruhi untuk masing-masing parameter. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah peta potensi lahan untuk kawasan indusrtri. Tingkat potensi lahpan untuk pengembangan kawasan industri di Kabupaten Sukoharjo dibagi menjadi lima kelas, yaitu sangat sesuai (S1) sebesar 2,176 %, cukup sesuai (S2) sebesar 18,382 %, sesuai marginal sebesar (S3) 48,715 %, tidak sesuai pada saat ini (N1) sebesar 29,343 % dan 1,384 % untuk tidak sesuai permanen (N2). Dari hasil analisis, diperoleh peta potensi lahan baru untuk dikembangkan sebagai kawasan industri selain kawasan RTRW di Kabupaten Sukoharjo seluas 450,887 ha. Kata Kunci : AHP, Kabupaten Sukoharjo, Potensi Lahan Industri, SIG ABSTRACT Sukoharjo District has advantages to be used as a model of industrial estate development. This is due to the location of its territory which is close to Solo City and includes a strategic and functional area to establish an industrial estate. To encourage the growth of industrial sector to become more focused, integrated and provide more optimal results, it is necessary to develop industrial estate. Industrial estate development is a spatial aspect category which requires a method to present it. One of the methods used is Geographic Information System (GIS). GIS is an appropriate step in presenting the spatial aspect. In this case GIS has benefits that can be used to determine the level of potential land for industrial development in Sukoharjo District. The industrial areas studied are all types of industries with a minimum area of 20 ha and entered into large industries. This study considers seven parameters to support in the development of industrial estate, ie slope, land use, soil type, land distance to main road, distance of land to river, distance of land to public facilities and road accessibility to land. The data is then identified using the AHP (Analytical Hierarchy Process) method to show the magnitude of the weights that affect for each parameter. The results obtained from this research are land potential map for industrial area. The level of land potential for industrial estate development in Sukoharjo Regency is divided into five classes, which is very suitable (S1) of 2,176 %, quite appropriate (S2) of 18,382 %, marginally equal (S3) 48,715 %, not appropriate at this time (N1) of 29,343 % and 1,384 % for permanent non-conformity (N2). From the analysis result, obtained a map of potential new land to be developed as an industrial area other than RTRW area in Sukoharjo Regency is 450,887 hectar. Keywords : AHP, Sukoharjo District, Industrial Land Potential, SIG }, issn = {2809-9672}, pages = {163--171} doi = {10.14710/jgundip.2017.19325}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/19325} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Kabupaten Sukoharjo memiliki kelebihan untuk dapat dijadikan model pembangunan kawasan industri. Hal ini, dikarenakan letak wilayahnya yang berada dekat dengan Kota Solo dan termasuk wilayah yang strategis dan fungsional untuk mendirikan sebuah kawasan industri. Untuk mendorong pertumbuhan sektor industri agar menjadi lebih terarah, terpadu dan memberikan hasil guna yang lebih optimal, maka dibutuhkan pengembangan kawasan industri. Pengembangan kawasan industri merupakan kategori aspek spasial yang mana diperlukan sebuah metode untuk menyajikannya. Salah satu metode yang digunakan adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG merupakan langkah yang tepat dalam menyajikan aspek spasial (keruangan). Dalam hal ini SIG mempunyai manfaat yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat potensi lahan pengembangan kawasan industri di Kabupaten Sukoharjo. Kawasan industri yang diteliti merupakan semua jenis industri dengan luas minimal 20 ha dan masuk kedalam industri besar. Penelitian ini mempertimbangkan tujuh parameter untuk menunjang dalam pengembangan kawasan industri, yaitu kemiringan lereng, penggunaan lahan, jenis tanah, jarak lahan terhadap jalan utama, jarak lahan terhadap sungai, jarak lahan terhadap fasilitas umum serta aksesbilitas jalan terhadap lahan. Data tersebut kemudian diidentifikasi dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk menunjukkan besar bobot yang mempengaruhi untuk masing-masing parameter. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah peta potensi lahan untuk kawasan indusrtri. Tingkat potensi lahpan untuk pengembangan kawasan industri di Kabupaten Sukoharjo dibagi menjadi lima kelas, yaitu sangat sesuai (S1) sebesar 2,176 %, cukup sesuai (S2) sebesar 18,382 %, sesuai marginal sebesar (S3) 48,715 %, tidak sesuai pada saat ini (N1) sebesar 29,343 % dan 1,384 % untuk tidak sesuai permanen (N2). Dari hasil analisis, diperoleh peta potensi lahan baru untuk dikembangkan sebagai kawasan industri selain kawasan RTRW di Kabupaten Sukoharjo seluas 450,887 ha.
Kata Kunci: AHP, Kabupaten Sukoharjo, Potensi Lahan Industri, SIG
Sukoharjo District has advantages to be used as a model of industrial estate development. This is due to the location of its territory which is close to Solo City and includes a strategic and functional area to establish an industrial estate. To encourage the growth of industrial sector to become more focused, integrated and provide more optimal results, it is necessary to develop industrial estate. Industrial estate development is a spatial aspect category which requires a method to present it. One of the methods used is Geographic Information System (GIS). GIS is an appropriate step in presenting the spatial aspect. In this case GIS has benefits that can be used to determine the level of potential land for industrial development in Sukoharjo District. The industrial areas studied are all types of industries with a minimum area of 20 ha and entered into large industries. This study considers seven parameters to support in the development of industrial estate, ie slope, land use, soil type, land distance to main road, distance of land to river, distance of land to public facilities and road accessibility to land. The data is then identified using the AHP (Analytical Hierarchy Process) method to show the magnitude of the weights that affect for each parameter. The results obtained from this research are land potential map for industrial area. The level of land potential for industrial estate development in Sukoharjo Regency is divided into five classes, which is very suitable (S1) of 2,176 %, quite appropriate (S2) of 18,382 %, marginally equal (S3) 48,715 %, not appropriate at this time (N1) of 29,343 % and 1,384 % for permanent non-conformity (N2). From the analysis result, obtained a map of potential new land to be developed as an industrial area other than RTRW area in Sukoharjo Regency is 450,887 hectar.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro