Departemen Teknik Geodesi FT Undip, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip19300, author = {Esa Alawiyah and Bandi Sasmito and Nurhadi Bashit}, title = {ANALISIS POLA ARUS GEOSTROPIK PERAIRAN SAMUDERA HINDIA UNTUK IDENTIFIKASI UPWELLING MENGGUNAKAN DATA SATELIT ALTIMETRI}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {7}, number = {1}, year = {2018}, keywords = {Arus Geostropik, AVISO, SLA, Samudera Hindia, Upwelling}, abstract = { ABSTRAK Arus geostropik merupakan salah satu fenomena fisik kelautan yang mencakup area yang relatif luas. Arus geostropik dipengaruhi oleh gradien tekanan horizontal serta gaya coriolis . Akuisisi data untuk analisis arus geostropik dapat menggunakan teknologi satelit altimetri. Penelitian ini menggunakan data satelit altimetri berupa anomali tinggi muka laut ( Sea Level Anomaly) yang telah diolah dari beberapa misi satelit altimetri. Jangka waktu penelitian arus geostropik ini mencakup tahun 1993-2015, untuk menganalisa pola stabil musiman arus geostropik yang terjadi. Studi kasus diambil di wilayah Samudera Hindia, melingkupi perairan Selatan Jawa hingga Sumatera. Metode pengolahan data yang digunakan yakni bahasa pemrograman untuk mengolah data SLA dan perhitungan manual untuk mengolah data arus AVISO. Hasil dari pengolahan data berupa pola arus geostropik berdasarkan hitungan SLA dan pola arus geostropik dari AVISO. Pola arus ini kemudian dibandingkan secara visual serta dilakukan uji statistik untuk mengetahui tingkat signifikansi kedua data. Pola arus geostropik hasil hitungan SLA digunakan untuk identifikasi upwelling dan dianalisis menurut musim timur dan musim barat. Pola arus pada musim timur dominan bergerak dari Benua Australia menuju Benua Asia, sedangkan pada musim barat arus bergerak dari Benua Asia menuju Benua Australia. Fenomena upwelling pada musim timur terjadi sebanyak 231 dengan intensitas 3-5 fenomena setiap bulan. Lokasi upwelling yang pertama di perairan selatan Jawa Timur, dengan 11 fenomena berada di bujur 112 o -114 o BT lintang 8,5 o - 9,5 o LS, kemudian perairan selatan Jawa Barat dengan 11 fenomena berada pada koordinat 105 o -106 o BT dan lintang 6 o -8 o LS. Musim barat terjadi sebanyak 97 total kejadian dengan intensitas 0-3 fenomena setiap bulan. Analisis wilayah terjadinya upwelling di musim barat terlihat tidak membentuk pola, upwelling terletak menyebar di seluruh wilayah, namun posisi upwelling lebih dominan berada di perairan barat Sumatera dengan rentang koordinat 95,5 o -106 o BT dan 4 o -10 o LS. Kata kunci: Arus Geostropik, AVISO, SLA, Samudera Hindia , Upwelling ABSTRACT Geostrophic current is one of the marine physical phenomenon that covers relatives wide area . The geostrophic current is affected by horizontal pressure gradient and coriolis force . Data acquisition for analyzing geostrophic current pattern can used altimetry satellite technology. This research using satellite data altimetri form sea level anomalies data that had been processed from several satellite altimetri missions. Range of this research covers the years 1993-2015, the length of time is to analyze the stable seasonal pattern. Case studies were taken in the Indian Ocean region, specifically in south of Java sea until Sumatra. Method of processing data in this research used programming languages to processed SLA data and manual calculation to processed AVISO current data . The result of the processing of data in the form of geostrop hic current patterns based on SLA calculation, geostropik current patterns based on AVISO. The currents pattern result from SLA and AVISO then compared with visually method with a AVISO data considered true and do statistical tests to find out the significance between two kind of data. Geostrophic current patterns results from SLA calculation is used for the identification of the upwelling based on eddy current formed in several area. P attern on the East season's dominant is moving from the continent of Australia towards the continent of Asia, while the West season’s flow moves from the Asian continent towards the continent of Australia. The upwelling phenomenon in the East season occurs as many as 231 total events with the intensity 3-5 phenomenon in every month. The location of the first appearance of upwelling in the southern waters of East Java, with 11 phenomenon was at coordinates longitude 112 o -114 o , latitude 8,5 o - 9,5 o , then South West Java sea approaching the Sunda Strait with 11 phenomenon is at coordinates 105 o -106 o and latitude 6 o -8 o . Analysis of the area of upwelling in the West do not form visible patterns, upwelling is set to spread across the region, but the position of upwelling are more dominant in the west sea of Sumatra with range coordinate longitude 95,5 o -106 o and latitude 4 o -10 o . Keywords: Geostrophic current, AVISO, SLA, Indian Ocean, Upwelling }, issn = {2809-9672}, pages = {68--78} doi = {10.14710/jgundip.2017.19300}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/19300} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Arus geostropik merupakan salah satu fenomena fisik kelautan yang mencakup area yang relatif luas. Arus geostropik dipengaruhi oleh gradien tekanan horizontal serta gaya coriolis. Akuisisi data untuk analisis arus geostropik dapat menggunakan teknologi satelit altimetri. Penelitian ini menggunakan data satelit altimetri berupa anomali tinggi muka laut (Sea Level Anomaly) yang telah diolah dari beberapa misi satelit altimetri. Jangka waktu penelitian arus geostropik ini mencakup tahun 1993-2015, untuk menganalisa pola stabil musiman arus geostropik yang terjadi. Studi kasus diambil di wilayah Samudera Hindia, melingkupi perairan Selatan Jawa hingga Sumatera. Metode pengolahan data yang digunakan yakni bahasa pemrograman untuk mengolah data SLA dan perhitungan manual untuk mengolah data arus AVISO. Hasil dari pengolahan data berupa pola arus geostropik berdasarkan hitungan SLA dan pola arus geostropik dari AVISO. Pola arus ini kemudian dibandingkan secara visual serta dilakukan uji statistik untuk mengetahui tingkat signifikansi kedua data. Pola arus geostropik hasil hitungan SLA digunakan untuk identifikasi upwelling dan dianalisis menurut musim timur dan musim barat. Pola arus pada musim timur dominan bergerak dari Benua Australia menuju Benua Asia, sedangkan pada musim barat arus bergerak dari Benua Asia menuju Benua Australia. Fenomena upwelling pada musim timur terjadi sebanyak 231 dengan intensitas 3-5 fenomena setiap bulan. Lokasi upwelling yang pertama di perairan selatan Jawa Timur, dengan 11 fenomena berada di bujur 112o-114o BT lintang 8,5o- 9,5o LS, kemudian perairan selatan Jawa Barat dengan 11 fenomena berada pada koordinat 105o -106 o BT dan lintang 6o-8o LS. Musim barat terjadi sebanyak 97 total kejadian dengan intensitas 0-3 fenomena setiap bulan. Analisis wilayah terjadinya upwelling di musim barat terlihat tidak membentuk pola, upwelling terletak menyebar di seluruh wilayah, namun posisi upwelling lebih dominan berada di perairan barat Sumatera dengan rentang koordinat 95,5o-106o BT dan 4o-10o LS.
Kata kunci: Arus Geostropik, AVISO, SLA, Samudera Hindia, Upwelling
ABSTRACT
Geostrophic current is one of the marine physical phenomenon that covers relatives wide area. The geostrophic current is affected by horizontal pressure gradient and coriolis force. Data acquisition for analyzing geostrophic current pattern can used altimetry satellite technology.This research using satellite data altimetri form sea level anomalies data that had been processed from several satellite altimetri missions. Range of this research covers the years 1993-2015, the length of time is to analyze the stable seasonal pattern. Case studies were taken in the Indian Ocean region, specifically in south of Java sea until Sumatra. Method of processing data in this research used programming languages to processed SLA data and manual calculation to processed AVISO current data . The result of the processing of data in the form of geostrophic current patterns based on SLA calculation, geostropik current patterns based on AVISO. The currents pattern result from SLA and AVISO then compared with visually method with a AVISO data considered true and do statistical tests to find out the significance between two kind of data. Geostrophic current patterns results from SLA calculation is used for the identification of the upwelling based on eddy current formed in several area. Pattern on the East season's dominant is moving from the continent of Australia towards the continent of Asia, while the West season’s flow moves from the Asian continent towards the continent of Australia. The upwelling phenomenon in the East season occurs as many as 231 total events with the intensity 3-5 phenomenon in every month. The location of the first appearance of upwelling in the southern waters of East Java, with 11 phenomenon was at coordinates longitude 112o-114o ,latitude 8,5o- 9,5o, then South West Java sea approaching the Sunda Strait with 11 phenomenon is at coordinates 105o -106 o and latitude 6o-8o. Analysis of the area of upwelling in the West do not form visible patterns, upwelling is set to spread across the region, but the position of upwelling are more dominant in the west sea of Sumatra with range coordinate longitude 95,5o-106o and latitude 4o-10o .
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro