Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip19317, author = {Aulia Wicaksono and Moehammad Awaluddin and Nurhadi Bashit}, title = {PEMETAAN KESESUAIAN LAHAN PUSAT PERBELANJAAN BARU BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus: Kota Semarang)}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {7}, number = {1}, year = {2018}, keywords = {AHP, Kesesuaian Lahan, Kota Semarang, Pusat Perbelanjaan}, abstract = { ABSTRAK Kota Semarang merupakan Ibu kota Provinsi Jawa Tengah yang dianggap pembangunannya lebih maju dibandingkan kota lain di sekitarnya meskipun jumlah pusat perbelanjaan di Kota Semarang tidak lebih banyak dari Ibu kota provinsi lain seperti Bandung, Surabaya, dan lain lain. Kondisi tersebut membuat Kota Semarang menjadi lokasi berprospek tinggi bagi para pengembang properti untuk berinvestasi baik dalam bentuk pusat perbelanjaan tunggal maupun mixed use development yang terdapat mall di dalamnya. Adanya permintaan pemenuhan properti serta pembangunan untuk aktivitas komersial secara besar-besaran akan membuat masalah dalam penataan ruang, yaitu akan timbul lahan dengan fungsi yang tidak sesuai dengan peruntukan kawasannya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat bagaimana tingkat kesesuaian lahan pembangunan pusat perbelanjaan baru di Kota Semarang menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) berdasarkan parameter yang ditentukan. Hasil kesesuaian lahan yang telah diperoleh selanjutnya akan dilakukan verifikasi menggunakan peta RTRW peruntukan kawasan perdagangan dan jasa. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah peta kesesuaian lahan untuk pusat perbelanjaan baru di Kota Semarang. Berdasarkan hasil verifikasi peta kesesuaian lahan pembangunan pusat perbelanjaan baru menggunakan peta pola ruang peruntukan perdagangan dan jasa RTRW Kota Semarang tahun 2010-2030 didapatkan klasifikasi sangat sesuai seluas 192,378 ha (17,16%) dari total luas wilayah peruntukan perdagangan dan jasa. Klasifikasi cukup sesuai seluas 435,558 ha (38,86%). Klasifikasi kurang sesuai terdapat seluas 365,525 ha (32,01%), dan klasifikasi tidak sesuai seluas 127,329 ha (11,36%). Kata kunci : AHP, Kesesuaian Lahan, Kota Semarang, Pusat Perbelanjaan. ABSTRACT City of Semarang is the capital of Central Java Province which is considered more advanced development compared to the surrounding city although the number of shopping center in Semarang is not as many as other provincial capital such as Bandung, Surabaya, and others. Th is condition makes Semarang as though as a location with a good prospects for property developers to invest both in the form of a single shopping center building or as mixed use development that there is a mall within it . Massive amount of the demand for property fulfillment and development for commercial activities will create problems in the spatial arrangement, that will brings up land that the function is not suite with the allocation of its area. This study is conducted with the aim to see the level of land suitability f or new shopping center development in Semarang using Geographic Information System (GIS) based on specified parameters . T he result that has been obtained will then be verified using RTRW map of allocation of trade and service area. The result from verification of land suitability map for new shopping center development using map of allotment of trade and service of Semarang City’s RTRW years of 2010-2030 obtained v ery s uitable class with an area of 192,378 ha (17,16%) from total area of allotment of trade and service , q uite s uitable class with an area of 435,558 ha (38,86%), l ess s uitable class with an area of 365,525 ha (32,01%) , and n ot s uitable class with an area of 127,329 ha (11,36%). Key Words : AHP, Land Suitability, Semarang, Shopping Center. }, issn = {2809-9672}, pages = {142--151} doi = {10.14710/jgundip.2017.19317}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/19317} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Kota Semarang merupakan Ibu kota Provinsi Jawa Tengah yang dianggap pembangunannya lebih maju dibandingkan kota lain di sekitarnya meskipun jumlah pusat perbelanjaan di Kota Semarang tidak lebih banyak dari Ibu kota provinsi lain seperti Bandung, Surabaya, dan lain lain. Kondisi tersebut membuat Kota Semarang menjadi lokasi berprospek tinggi bagi para pengembang properti untuk berinvestasi baik dalam bentuk pusat perbelanjaan tunggal maupun mixed use development yang terdapat mall di dalamnya. Adanya permintaan pemenuhan properti serta pembangunan untuk aktivitas komersial secara besar-besaran akan membuat masalah dalam penataan ruang, yaitu akan timbul lahan dengan fungsi yang tidak sesuai dengan peruntukan kawasannya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat bagaimana tingkat kesesuaian lahan pembangunan pusat perbelanjaan baru di Kota Semarang menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) berdasarkan parameter yang ditentukan. Hasil kesesuaian lahan yang telah diperoleh selanjutnya akan dilakukan verifikasi menggunakan peta RTRW peruntukan kawasan perdagangan dan jasa. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah peta kesesuaian lahan untuk pusat perbelanjaan baru di Kota Semarang. Berdasarkan hasil verifikasi peta kesesuaian lahan pembangunan pusat perbelanjaan baru menggunakan peta pola ruang peruntukan perdagangan dan jasa RTRW Kota Semarang tahun 2010-2030 didapatkan klasifikasi sangat sesuai seluas 192,378 ha (17,16%) dari total luas wilayah peruntukan perdagangan dan jasa. Klasifikasi cukup sesuai seluas 435,558 ha (38,86%). Klasifikasi kurang sesuai terdapat seluas 365,525 ha (32,01%), dan klasifikasi tidak sesuai seluas 127,329 ha (11,36%).
Kata kunci : AHP, Kesesuaian Lahan, Kota Semarang, Pusat Perbelanjaan.
ABSTRACT
City of Semarang is the capital of Central Java Province which is considered more advanced development compared to the surrounding city although the number of shopping center in Semarang is not as many as other provincial capital such as Bandung, Surabaya, and others. This condition makes Semarang as though as a location with a good prospects for property developers to invest both in the form of a single shopping center building or as mixed use development that there is a mall within it. Massive amount of the demand for property fulfillment and development for commercial activities will create problems in the spatial arrangement, that will brings up land that the function is not suite with the allocation of its area. This study is conducted with the aim to see the level of land suitability for new shopping center development in Semarang using Geographic Information System (GIS) based on specified parameters. The result that has been obtained will then be verified using RTRW map of allocation of trade and service area. The result from verification of land suitability map for new shopping center development using map of allotment of trade and service of Semarang City’s RTRW years of 2010-2030 obtained very suitable class with an area of 192,378 ha (17,16%) from total area of allotment of trade and service, quite suitable class with an area of 435,558 ha (38,86%), less suitable class with an area of 365,525 ha (32,01%), and not suitable class with an area of 127,329 ha (11,36%).
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro