Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip16252, author = {Alfian Prasetya and Bambang Yuwono and Moehammad Awaluddin}, title = {PEMANTAUAN PENURUNAN MUKA TANAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016 MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK GAMIT 10.6}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {6}, number = {2}, year = {2017}, keywords = {GPS, GAMIT, GPS, Penurunan Muka Tanah}, abstract = { ABSTRAK Selama kurun waktu 30 tahun terakhir ini, Kota Semarang sering mengalami banjir rob. Salah satu penyebab terjadinya banjir rob ini adalah penurunan muka tanah. Penurunan muka tanah mengakibatkan bentang hidrologi atau muka air laut lebih tinggi dari daratan disekitarnya. Di Indonesia sendiri telah dilakukan berbagai penelitian mengenai fenomena ini seperti di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Pengambilan air tanah yang berlebihan, bukaan bawah tanah akibat aktivitas tambang, aktivitas tektonik, jenis tanah, serta beban berat diatas tanah yang berlebihan (overburden) merupakan penyebab utama terjadinya penurunan muka tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran GPS metode statik. Terdapat 7 titik pengamatan yang tersebar di wilayah Kota Semarang. Pengamatan GPS dilakukan dengan durasi selama 6-7 jam. Data yang diperoleh kemudian diolah secara radial menggunakan perangkat lunak GAMIT 10.6. Berdasarkan pengolahan perangkat lunak GAMIT didapatkan nilai koordinat dan standar deviasi dari setiap titik pengamatan. Untuk mendapatkan nilai penurunan muka tanah Kota Semarang yang digunakan adalah nilai tinggi. Nilai tinggi GPS yang dihasilkan dari pengolahan GAMIT kemudian dibandingkan dengan nilai tinggi ellipsoid pada tahun sebelumnya di titik yang sama untuk mendapatkan nilai penurunan muka tanahnya. Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai penurunan muka tanah Kota Semarang pada tahun 2016 dengan rentang penurunan sebesar 1,33 - 34,9 cm. Untuk besar laju penurunan tanah dari tahun 2013-2016 didapatkan nilai sebesar 2,07 – 17,04 cm/tahun. Laju penurunan paling tinggi terdapat di daerah Semarang Utara dan Semarang Timur. Besar kerugian ekonomi yang ditimbulkan dari bencana banjir rob di kota Semarang pada sektor pemukiman sebesar Rp. 545,985 miliar dan sektor infrastruktur jalan sebesar Rp. 70,466 miliar. Kata Kunci : GPS, GAMIT, GPS, Penurunan Muka Tanah ABSTRACT In the last 30 years, Semarang city experienced tidal flood. One of the major causes of this tidal flood disaster is land subsidence. Land subsidence inflict hydrological landscape or sea level is higher then the surrounding land. In Indonesia, research about this phenomenon had been conducted in various city, such as Jakarta, Bandung and Surabaya. The excessive extraction of ground water, mining activity, tectonic activity, soil characteristic and also overburden on the land surface are the major causes of land subsidence. In this research data colected using GPS static measurement method. There are 7 observation points which are spread throughtout Semarang city. GPS observation carried out with a duration of 6-7 hours. The GPS data then processed using radial method by GAMIT 10.6 software. The data obtained from GAMIT processing are coordinate value and standard deviation from each observation point. The value of land subsidence obtained by comparing the height value on previous measurement and height value on present measurement. The result of this research is value of land subsidence in Semarang city on 2016 with subsidence value range from 1.33 cm to 34.9 cm. This research also obtained the velocity rate of land subsidence from 2013-2016 with variation range from 2.07 cm/year to 17.04 cm/year. The highest velocity rate of land subsidence was found in the Nort h and East Semarang. The value in economic losses to the effect of tidal flood from settlement sector amounted to idr. 545.985 billion and from infrastructure sector idr. 70.466 billion. Keywords: GAMIT , GPS, Land Subsidence }, issn = {2809-9672}, pages = {21--28} doi = {10.14710/jgundip.2017.16252}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/16252} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Selama kurun waktu 30 tahun terakhir ini, Kota Semarang sering mengalami banjir rob. Salah satu penyebab terjadinya banjir rob ini adalah penurunan muka tanah. Penurunan muka tanah mengakibatkan bentang hidrologi atau muka air laut lebih tinggi dari daratan disekitarnya. Di Indonesia sendiri telah dilakukan berbagai penelitian mengenai fenomena ini seperti di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Pengambilan air tanah yang berlebihan, bukaan bawah tanah akibat aktivitas tambang, aktivitas tektonik, jenis tanah, serta beban berat diatas tanah yang berlebihan (overburden) merupakan penyebab utama terjadinya penurunan muka tanah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran GPS metode statik. Terdapat 7 titik pengamatan yang tersebar di wilayah Kota Semarang. Pengamatan GPS dilakukan dengan durasi selama 6-7 jam. Data yang diperoleh kemudian diolah secara radial menggunakan perangkat lunak GAMIT 10.6. Berdasarkan pengolahan perangkat lunak GAMIT didapatkan nilai koordinat dan standar deviasi dari setiap titik pengamatan. Untuk mendapatkan nilai penurunan muka tanah Kota Semarang yang digunakan adalah nilai tinggi. Nilai tinggi GPS yang dihasilkan dari pengolahan GAMIT kemudian dibandingkan dengan nilai tinggi ellipsoid pada tahun sebelumnya di titik yang sama untuk mendapatkan nilai penurunan muka tanahnya.
Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai penurunan muka tanah Kota Semarang pada tahun 2016 dengan rentang penurunan sebesar 1,33 - 34,9 cm. Untuk besar laju penurunan tanah dari tahun 2013-2016 didapatkan nilai sebesar 2,07 – 17,04 cm/tahun. Laju penurunan paling tinggi terdapat di daerah Semarang Utara dan Semarang Timur. Besar kerugian ekonomi yang ditimbulkan dari bencana banjir rob di kota Semarang pada sektor pemukiman sebesar Rp. 545,985 miliar dan sektor infrastruktur jalan sebesar Rp. 70,466 miliar.
Kata Kunci : GPS, GAMIT, GPS, Penurunan Muka Tanah
ABSTRACT
In the last 30 years, Semarang city experienced tidal flood. One of the major causes of this tidal flood disaster is land subsidence. Land subsidence inflict hydrological landscape or sea level is higher then the surrounding land. In Indonesia, research about this phenomenon had been conducted in various city, such as Jakarta, Bandung and Surabaya. The excessive extraction of ground water, mining activity, tectonic activity, soil characteristic and also overburden on the land surface are the major causes of land subsidence.
In this research data colected using GPS static measurement method. There are 7 observation points which are spread throughtout Semarang city. GPS observation carried out with a duration of 6-7 hours. The GPS data then processed using radial method by GAMIT 10.6 software. The data obtained from GAMIT processing are coordinate value and standard deviation from each observation point. The value of land subsidence obtained by comparing the height value on previous measurement and height value on present measurement.
The result of this research is value of land subsidence in Semarang city on 2016 with subsidence value range from 1.33 cm to 34.9 cm. This research also obtained the velocity rate of land subsidence from 2013-2016 with variation range from 2.07 cm/year to 17.04 cm/year. The highest velocity rate of land subsidence was found in the North and East Semarang. The value in economic losses to the effect of tidal flood from settlement sector amounted to idr. 545.985 billion and from infrastructure sector idr. 70.466 billion.
Keywords:GAMIT, GPS, Land Subsidence
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro