Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip15251, author = {Taufik Ramadhan and Andri Suprayogi and Arief Nugraha}, title = {PEMODELAN POTENSI BENCANA TANAH LONGSOR MENGGUNAKAN ANALISIS SIG DI KABUPATEN SEMARANG}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {6}, number = {1}, year = {2017}, keywords = {AHP, Permen PU, Skoring dan Pembobotan, SIG, Tanah Longsor}, abstract = { ABSTRAK Kabupaten Semarang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang termasuk daerah yang rawan terjadi bencana. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, bencana yang sering terjadi di Kabupaten Semarang yakni tanah longsor, kekeringan, puting beliung, dan banjir. Dalam penelitian ini, telah dilakukan pembuatan pemodelan potensi bencana tanah longsor di Kabupaten Semarang dengan menggunakan metode analisis SIG dan metode skoring dan pembobotan dengan mengacu pada Permen PU No. 22/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor dan metode Analytical Hierarchy Proccess (AHP) dengan narasumber Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Semarang. Dari Penelitian ini didapatkan hasil berupa, terdapat enam faktor penyebab potensi bencana tanah longsor di Kabupaten Semarang, yaitu tata guna lahan dengan bobot 20% untuk Permen PU dan 0,250 untuk AHP, curah hujan dengan bobot 20% untuk Permen PU dan 0,304 untuk AHP, kelerengan dengan bobot 25% untuk Permen PU dan 0,161 untuk AHP, Jenis Tanah dengan bobot 15% untuk Permen PU dan 0,131 untuk AHP, Keberadaan Sesar dengan bobot 10% untuk Permen PU dan 0,102 untuk AHP, dan Infrastruktur dengan bobot 10% untuk Permen PU dan 0,053 untuk AHP. Selanjutnya dari analisis Overlay peta potensi tanah longsor didapatkan tiga kelas potensi yaitu Tinggi dengan luas 18,641% untuk Permen PU dan 6,635% untuk AHP, Sedang dengan luas 51,455% untuk Permen PU dan 47,167% untuk AHP dan Rendah dengan luas 30,084% untuk Permen PU dan 46,199% untuk AHP. Kata Kunci : AHP, Permen PU, Skoring dan Pembobotan, SIG, Tanah Longsor. ABSTRACT Semarang District is one of region in Indonesia which included in disaster prone-areas. Data from BPBD Semarang District’s mention that the most frequent disaster in Semarang District are Landslides, Droughts, Waterspouts, and Floods. This research has been conducted to create a modeling of potential landslides in Semarang District using GIS analysis method and Scoring and Weighting Method which refers to Permen PU No. 22/PRT/M/2007 on Guidelines Spatial Landslides Prone Areas and Analytical Hierarchy Proccess (AHP) method with the speaker is Section Chief of Prevention and Preparadness BPBD Semarang District. From this research showed there were six potential factors causing Landslides in Semarang District, that were Land Use with a weight of 20% for Permen PU and 0,250 for AHP, Precipitation with a weight of 20% for Permen PU and 0,304 for AHP, Slope with a weight of 25% for Permen PU and 0,161 for AHP, Soil Types with a weight of 15% for Permen PU and 0,131 for AHP, Presence Fault with a weight of 10% for Permen PU and 0,102 for AHP, and Infrastructure with a weight of 10% for Permen PU and 0,053 for AHP. Furthermore, from the Overlay analysis of potential landslides map obtained three classes of potential that were, High Potency with an area of 18,641% for Permen PU and 6,635% for AHP, Medium Potency with an area of 51,455% for Permen PU and 47,167% for AHP, and Low Potency with an area of 30,084% for Permen PU and 46,199% for AHP. Keywords : AHP, Permen PU, Scoring and Weighting, GIS, Landslides }, issn = {2809-9672}, pages = {118--127} doi = {10.14710/jgundip.2017.15251}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/15251} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Kabupaten Semarang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang termasuk daerah yang rawan terjadi bencana. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, bencana yang sering terjadi di Kabupaten Semarang yakni tanah longsor, kekeringan, puting beliung, dan banjir.
Dalam penelitian ini, telah dilakukan pembuatan pemodelan potensi bencana tanah longsor di Kabupaten Semarang dengan menggunakan metode analisis SIG dan metode skoring dan pembobotan dengan mengacu pada Permen PU No. 22/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor dan metode Analytical Hierarchy Proccess (AHP) dengan narasumber Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Semarang.
Dari Penelitian ini didapatkan hasil berupa, terdapat enam faktor penyebab potensi bencana tanah longsor di Kabupaten Semarang, yaitu tata guna lahan dengan bobot 20% untuk Permen PU dan 0,250 untuk AHP, curah hujan dengan bobot 20% untuk Permen PU dan 0,304 untuk AHP, kelerengan dengan bobot 25% untuk Permen PU dan 0,161 untuk AHP, Jenis Tanah dengan bobot 15% untuk Permen PU dan 0,131 untuk AHP, Keberadaan Sesar dengan bobot 10% untuk Permen PU dan 0,102 untuk AHP, dan Infrastruktur dengan bobot 10% untuk Permen PU dan 0,053 untuk AHP. Selanjutnya dari analisis Overlay peta potensi tanah longsor didapatkan tiga kelas potensi yaitu Tinggi dengan luas 18,641% untuk Permen PU dan 6,635% untuk AHP, Sedang dengan luas 51,455% untuk Permen PU dan 47,167% untuk AHP dan Rendah dengan luas 30,084% untuk Permen PU dan 46,199% untuk AHP.
Kata Kunci : AHP, Permen PU, Skoring dan Pembobotan, SIG, Tanah Longsor.
ABSTRACT
Semarang District is one of region in Indonesia which included in disaster prone-areas. Data from BPBD Semarang District’s mention that the most frequent disaster in Semarang District are Landslides, Droughts, Waterspouts, and Floods.
This research has been conducted to create a modeling of potential landslides in Semarang District using GIS analysis method and Scoring and Weighting Method which refers to Permen PU No. 22/PRT/M/2007 on Guidelines Spatial Landslides Prone Areas and Analytical Hierarchy Proccess (AHP) method with the speaker is Section Chief of Prevention and Preparadness BPBD Semarang District.
From this research showed there were six potential factors causing Landslides in Semarang District, that were Land Use with a weight of 20% for Permen PU and 0,250 for AHP, Precipitation with a weight of 20% for Permen PU and 0,304 for AHP, Slope with a weight of 25% for Permen PU and 0,161 for AHP, Soil Types with a weight of 15% for Permen PU and 0,131 for AHP, Presence Fault with a weight of 10% for Permen PU and 0,102 for AHP, and Infrastructure with a weight of 10% for Permen PU and 0,053 for AHP. Furthermore, from the Overlay analysis of potential landslides map obtained three classes of potential that were, High Potency with an area of 18,641% for Permen PU and 6,635% for AHP, Medium Potency with an area of 51,455% for Permen PU and 47,167% for AHP, and Low Potency with an area of 30,084% for Permen PU and 46,199% for AHP.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro